Saturday, August 26, 2006

Roman Forum & Monumen Vittorio (16 Agustus 06)




Colosseum (16 Agustus 06)


Foto diambil ketika kami akan meninggalkan Colosseum di sore hari. Dinding Colosseum memantulkan warna keemasan, dengan latar langit yang biru, dan segumpal awan putih. Cantik sekali.

Aik agak cemberut karena kesal, terus menerus foto, sampe capek dia.

Spanish Steps (15 Agustus 06)


Tiba di Spanish Steps sudah malam, sehingga semua foto bernada sephia.

Dari Eindhoven ke Roma (15 Agustus 06)




Saturday, August 12, 2006

Agar Liburan Lebih Bermakna






"A traveler without observation is a bird without wings." — Moslih Eddin Saadi



Liburan kali ini berusaha aku maknai dengan lebih
baik. Aku memang doyan travelling karena travelling itu asyik walaupun
ngabisin duit hehe. Karena itu aku ingin mendapatkan banyak manfaat
dari kegiatan ini. Malah aku punya cita-cita membuat buku 'Family
Travel Tale' . Isinya tentang cerita berhikmah dari proses
travelling yang pernah aku lakukan. At least walaupun nggak ada
penerbit yang tertarik untuk publish dan nggak laku di pasaran
Indonesia, tapi buat kenang-kenangan keluargaku lah.




Kami berencana berlibur ke Roma, Venice dan Florence tanggal 15
Agustus nanti. Belakangan ini aku sibuk surving di internet, merangkum
tempat-tempat asyik yang wajib dikunjungi disana, cari hotel,
transportasi dan juga membuat jadwal kegiatan saat disana nanti. Aku
juga bela-belain beli beberapa buku traveling dalam bahasa Inggris dari
toko buku di Amsterdam, salah satunya "Travel Wise With
Children" karya Mary Rodgers Bundren.


Wah buku ini membuat aku semangat buat lari dan senam body language.
Lho koq bisa? Iya soalnya pengalaman waktu liburan ke Austria dan
Jerman tahun lalu, badanku gempor. Kami pergi dua minggu. Dan di akhir
perjalanan aku dan suamiku udah dieem aja males ngomong saking capeknya
hehe. Jadi stamina yang kuat sangat dibutuhkan, supaya saat liburan
betul-betul bisa dinikmati. Dari buku ini, supaya liburan lebih
bermakna bagi anak-anak, intinya orangtua harus mempersiapkan
masak-masak jauh-jauh hari, harus banyak cerita, dan kreatif. Nah mana
bisa itu semua dilakukan kalo badan capek nggak karuan.


Apa saja yang bisa kita persiapkan agar liburan lebih bermakna bagi
anak? Berikut ini daftar yang menurutku cukup realistis untuk aku
lakukan yang sesuai dengan umur anak-anakku. Karena kalau di buku itu,
daftarnya banyak banget dan banyak yang susah dilakukan untuk ukuran
aku yang pemalas hehe.


1. Persiapan :

Membuat kalender hitung mundur dua minggu sebelum berangkat. Jadi dua
minggu sebelum hari H kalender bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:

- Bikin buku jurnal liburan, tempeli dengan gambar-gambar tempat yang
akan dikunjungi. Gambar-gambar bisa didapatkan dari majalah-majalah
yang banyak tersedia di kios biro perjalanan atau ngeprint dari
internet.

- Cerita tentang tempat yang akan dikunjungi sebelum tidur. Misalnya,
karena akan pergi ke Italia, aku bercerita pada anak-anak tentang
Colosseum di Roma, Spanish Steps, Trevi Fountain, dan lain-lain. Buku
itu juga menyarankan agar orangtua menceritakan tentang orang-orang
terkenal yang lahir dari negara itu. Contohnya di dekat kota Florence
ada sebuah desa bernama Vinci, disana lah dulu Leonardo da Vinci lahir
dan disana pula berdiri museum Leonardo da Vinci. Tak jauh dari Vinci
ada desa Colodi, tempat Carlo Collodi, pengarang cerita Pinokio
dibesarkan. Disana ada Pinochio Park, yang menggambarkan cerita klasik
pinokio.

- Kalau mau pergi naik pesawat, ceritakan tentang pesawat, prinsip penerbangan dan sebangsanya.

- Anak-anak dilibatkan untuk ikut memikirkan barang-barang yang akan
dibawa dan suruh simulasi packing barang. Ini bisa untuk melatih
kemampuan mengorganisasi buat anak. Waktu aku coba ke anak-anakku, wah
mereka semangat banget, terutama Lala. Sekarang barang-barang mereka
sudah tersimpan rapi dalam koper siap diangkut.

- Buat rencana permainan yang akan dibuat selama di kereta api atau pesawat

- Membuat kreatifan. Kalau ini anak-anakku baru sempat bikin coloseum buatan, soalnya emaknya males.com hehe.

- Kenalin musik/dengerin musik setempat, makanan khas setempat

- Tunjukaan peta, kita mau kemana aja, mapping skils, jelaskan
skala-skala peta yang dipakai, cara pake peta. "Andai kamu bisa
terbang, apa yang akan kamu lakukan,"

- Ikut melibatkan anak-anak dalam tujuan, budget (sederhana), jarak tempuh, dan lain-lain.

- Kenalin tentang cuaca, ajarin pake kompas, misal kota apa yang paling utara, selatan.


2. Permainan selama di jalan, contoh:

- Kalau ketemu Mc Donald nyanyi 'Old Mc Donald had a farm iya iya o". Yang duluan nyanyi dapat sticker.

- Main kuartet, boneka

- Cerita masa kecil orangtua saat travelling

- Cerita berputar, bikin undiannya dulu di rumah. Dalam kertas undian
itu ditulis awal ceritanya aja. Nanti saat di jalan semua dapat giliran
melanjutkan cerita itu. Permainan ini jadi favorit kami, karena
akhirnya suka bikin ngakak, kadang-kadang juga bikin anak-anak mulutnya
nggak mau berhenti ceritaaa terus hehe.

- Tebak-tebakan tentang orang-orang terkenal yang sudah kita ceritakan sebelumnya.

- Permainan 'Sedang apa, sedang apa, sedang apa sekarang..."

- Melihat bentuk-bentuk awan, dan bikin cerita imajinasi dari
penampakan awan itu. Bisa juga dilanjut dengan penjelasan tentang
jenis-jenis awan, stratus, kumulus, sirus, awan gempa dan lain-lain.

- Tebak-tebakan soal transportasi, apa yang paling banyak dipakai
orang, bedanya apa, sekaligus belajar pake stopwach, jarak tempuh, dan
lain-lain.

- Bikin puisi apa aja bergilir, kasih sticker juga sebagai reward. Nanti kalau stickernya udah terkumpul dituker sama souvenir.


3. Saat perjalanan

- Buat Diary Perjalanan, bisa sekalian di buku jurnal.

Anak-anak boleh menulis, menggambar atau menempel sesuatu tentang yang
mereka lihat hari itu. Saat menulis diary (catatan untukku nih
sebetulnya), tuliskan info spesifik seperti warna, detail jarak (berapa
km), perasaan mereka, panas, dingin cuaca, reaksi anak-anak saat
melihat sesuatu, observasi, humor-humor yang keluar, dialog unik, dan
lain-lain.

- Kumpulin postcard sepasang-sepasang, nanti bisa buat dibikin permainan kartu memori.

- Kirim postcard ke rumah dari kota yang kita kunjungi, diisi cerita-cerita mereka.

- Dukung keinginan mereka untuk mengoleksi sesuatu, katanya ini bagus
untuk menumbuhkan kemampuan organisasi dan kreatifitas mereka, juga
untuk melekatkan ingatan mereka tentang travelling yang sudah mereka
lakukan. Malik katanya mau koleksi batu dan kayu. Waktu ke Berlin
beberapa bulan lalu, Aik nemu kayu panjang yang nggak boleh dibuang,
kami menamainya tongkat raja Frederick, karena tongkat itu dia temukan
di istana raja Frederick di Postdam. Kalo lala maunya koleksi kartu
pos.


4. Setelah pulang dari perjalanan


- Organisasikan koleksi-koleksi anak-anak, atau bisa dibuat memori
book, dibuat kreatifan, misal koleksi kerang, kerangnya dibuat kalung.

- Buat," 10 Alasan Utama pergi ke Neptunus," Jadi mereka suruh bikin
iklan, 10 alasan utama pergi ke tempat yang mereka tuju. Kalo ke
Neptunus misal, karena disana ga perlu kulkas. Ya pokoknya model-model
gitu deh.

- Beli peta, tempel di dinding, tempelin sticker tempat-tempat yang pernah dikunjungi.


5. Dan lain-lain tips nya masih banyak lagi, terutama buat anak yang
lebih besar, tapi kira-kira seperti itu. Mudah-mudahan setelah pulang
liburan aku bisa mulai menulis 'family travel tale' ku. Duh Tuhan,
toloong usir jauh-jauh kemalasan dalam diriku biar mimpi nggak
cuma tinggal mimpi.


Libur tlah tiba...libur tlah tiba...Hore! Hore! Hore!