Thursday, October 25, 2007

Performance Baca Puisi Lala dan Malik

Ga nyangka ternyata anak-anak tuh kalo dilepas dipanggung bebas merdeka berekspresi, nyantai banget tanpa beban, padahal latihannya cuma 2 hari, itu pun ogah-ogahan kalo abis sarapan sama mau tidur doang. Lala dan Malik bacain puisi dari surat Asy-Syam 1-10 ini pas acara halal bihalal degromiest.Tadinya aku dah nyuruh batal tampil aja daripada malu-maluin, tapi lala dan malik bersemangat sekali mau tampil. Ya wes apa adanya aja deh. Dan beginilah hasil apa adanya anak-anak. Daku keketawaan sendiri nih klo liat hehe :

Tuesday, October 23, 2007

Een Spion

Op een nacht was er een SPION die las het boekje. Daar zat Blauwi in.
Het boekje was GEHEIM.De SPION las het boekje, onder de ROOS. De spion las het boekje in zijn huis. De vuur zat aan. Daar zat heel veel takken. De takken zijn van een boom.Niemand wist dat de SPION een SPION was.
GEHEIME GEHEIM IS WAYSIDE KLAAR EINDE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Terjemahan ala bunda:
Suatu malam, ada seorang Mata-mata yang sedang baca buku. Di dalam buku itu ada Blauwi. Buku itu tentang rahasia. Si Mata-mata baca buku dibawah bunga mawar. Si Mata-mata, baca buku itu dirumahnya. Api sedang nyala. Disana (Dalam pemanas api itu) ada banyak ranting-ranting. Rantingnya dari pohon. Nggak ada seorang pun yang tau kalo si Mata-mata itu adalah seorang mata-mata.

Catatan: Blauwi itu boneka beruang aik warna biru, pada gambar diatas Blauwi ada di atas kastil.

Cerita itu ditulis Aik dan diketik serta dibetulkan grammernya oleh mbak Lala. Cerita ini Aik tulis setelah aik menang perlombaan menggambar di sekolah. Dalam rangka kinderboeken week, sekolah aik dan mbak lala mengadakan lomba gambar untuk grup 1- grup 3, dan aik jadi pemenang nomer satu! Lho koq aik bisa menang? Padahal kayanya biasa aja ya gambarnya hehe. Hmm..kayanya sih karena gambar aik pas banget sama temanya. Soalnya sejak aik dan mbak lala bisa gambar, bunda memang selalu nyuruh mbak lala dan aik bikin judul di gambarnya dan nyeritain maksud gambar itu. Jadinya udah terbiasa kali ya, deuu geer deh bunda.

Terus ternyata pas bunda liat gambar yang juara 2 dan 3 ya memang begitu deh, kayanya biasa banget. Ga spektakuler kaya anak-anak yang menang lomba gambar di Indonesia gitu loh. Terus ini menang juga ga ada yang dikasih hadiah lho. Memang disini ga terlalu ditekankan anak suruh kompetisi sih ya, lebih ditekankannya samen werken alias kerjasama. Jadi lomba beginian juga jarang. Terus pesertanya juga seluruh anak, ga pake acara daftar-daftar segala. 

Wah pokoknya serumah pada surprise. Jadi bunda taro deh surprisenya disini buat kenang-kenangan :-)

Sama Juf, bunda disuruh liat pengumumannya  disini :
http://www.destarter.nl/

Di website itu tertulis begini:
WINNAARS TEKEN- EN VERHALENWEDSTRIJD 'GEHEIMEN' BEKEND!

Tijdens de kinderboekenweek is er hard gewerkt op de Starter. De kinderen van groep 4 t/m 8 hebben hun best gedaan om een zo mooi en spannend mogelijk verhaal te schrijven. Ook de groepen 1 t/m 3 hebben prachtige geheime tekeningen gemaakt!
De nieuwe leerlingenraad had de zware taak om de winnaars te kiezen. Na lang beraad is dit het resultaat.

Verhalenwedstrijd :
1e plaats. Elise uit groep 4a met 'Belle en het drankje'.
2e plaats (gedeeld). Tim uit groep 8b met 'Een dag in de geheime wereld' en Jadsia uit groep 7 met 'De geheime deur'.
3e plaats. Roos uit groep 8a met 'Het geheim van de spiegel'.

Tekenwedstrijd
1e plaats. Malik uit groep 3c.
2e plaats. Anna van de vlinders.
3e plaats. Maud uit groep 3a.

Van harte gefeliciteerd en veel lees- en kijkplezier!!!!!


Monday, October 22, 2007

Penaklukan arogansi Intelektual

Ada fase baru dalam hidupku kini. Studi suamiku hampir usai sudah. Menjelang pulang sama dengan pembengkakan. Ya, apalagi kalau bukan pembengkakan uang. Belum lagi mimpi-mimpiku masih melambai tak mau terbang. Aku ini doyan jalan. Turki, Maroko, Umroh, duh sungguh sayang kalau tempat-tempat itu dilewatkan. Impianku untuk sekolah lagi pun masih terbayang, tentu saja uang pun dibutuhkan. Ongkos pesawat Amsterdam-Jakarta mahalnya bukan kepalang. Apalagi biaya sekolah.Terlepas akan kemanakah Allah hendak membawa kami menetap nantinya, tetap saja kami harus sejenak pulang. Sejak tiba di negeri ini pertengahan tahun 2004, kami belum pernah sekali pun pulang.

Awalnya aku bimbang. Betulkah aku akan mencari biaya tambahan? Kenapa tidak? Anak-anakku sudah cukup besar. Toh kerja part time disini tak membutuhkan waktu seharian. Aku bisa pilih jam kerja saat anakku sekolah atau setelah suamiku pulang. Dua atau 3 jam saja sehari kan lumayan. Aku pun masih bisa menulis dikala luang. Uang yang kudapat tak seberapa memang, tapi ketimbang sama sekali tak ada tambahan, ya jelas lumayan. Apalagi setahun belakangan aku mendapatkan visa yang memperbolehkan aku bekerja. Berapa banyak TKI ilegal yang datang kemari untuk mencari pekerjaan? Aku sungguh beruntung bukan?

Dalam kepalaku, pertanyaan selanjutnya seperti gasing berputar. Kerja apa? Ijasahku dulu, disini sama sekali tak laku. Paling-paling schoonmaken (tukang bersih-bersih), jadi oppas (jaga anak orang) atau kerja kasar lainnya. "Ah, apapunlah, yang penting ada tambahan," pikirku. Akhirnya aku pun mencoba melamar, jadi opas, jadi schoonmaken, jadi koki, geen problem, aku jadi rajin cari kerjaan.

Kadang aku gamang. Betulkah memilih untuk kerja part time ini sesuai dengan maunya Tuhan? Aku paling takut berjalan diluar 'ijin' Tuhan. Aku lakukan doa-doa panjang agar Allah menentukan jalan. Hingga masanya tiba. Pekerjaan itu dihadirkan di depan mata, begitu mudahnya. Pagi hari aku melamar, sorenya aku langsung diminta datang. Aku memang mengiyakan, tapi jangan heran kalau hatiku sempat kembali goyang. "Apa yang kucari? Uang? Berapa banyak sih yang kudapatkan? Bekerja capek-capek berbulan-bulan lalu habis dibawa pulang? Wadaw, rugi amat! Jungkir balik aku bekerja pun biaya sekolah di luar negeri masih saja tak kan mampu kukejar. Toh tanpa bekerja sebenarnya aku dan keluargaku masih bisa makan, juga masih bisa sedikit jalan-jalan. Lalu buat apa? Tukang bersih-bersih lulusan fakultas kedokteran? Haa? Apa nggak malu?Kemana larinya itu si makhluk yang bernama harga diri?"

Pertanyaan-pertanyaan itu bagaikan tupai berlompat-lompatan. Hmm..harga diri? 'Makhluk' itu memang seperti singa pongah, yang tak pernah mau kompromi dan tak mau kalah. Ingatanku kembali pada masa-masa sulitku, saat aku harus meninggalkan profesiku untuk sementara waktu. Terlalu banyak pelajaran yang sudah kulewatkan. Mengapa ia, sang 'makhluk', harus kembali datang? Apa kata Tuhan kalau aku masih saja tak bisa belajar?

"Go beyond that! Kalau tidak, semua tentu tak ringan," suamiku bilang. Kalau memang ini dari Tuhan, pasti ada pelajaran lain yang hendak Ia sampaikan. Aku lalu terdiam. Kemana kita akan pulang? Apa sesungguhnya maunya Tuhan? Apa sejatinya yang harus kita bawa dikala 'panggilan Tuhan' datang? Profesi? Titel? dokter SpAK? Jabatan? Bukan?! Pertanyaan-pertanyaan klise memang. Tapi semua itu berkelebat dalam ingatan. Tuhan, tolong bukakan hati dan pikiran, agar semua menjadi lapang.

Kemudian, Tuhan seperti mengirimkan SMS panjang. "Kadang intelektual perlu sejenak ditaklukkan. Karena ia, sering tak tahu aturan. Atas nama intelektual manusia kerap jadi arogan. Atas nama intelektual manusia kerap melupakan tugas utama dari Tuhan. Lupa? Bahwa sejatinya manusia lahir kedunia bukan untuk mengejar harta, tahta, atau dokter SpAK. Lupa? Bahwa sesungguhnya  misi utama manusia turun ke bumi adalah untuk mengenal jati dirinya, mengenal Tuhannya.  Bagaimana bisa kenal Tuhan, kalau arogansi  masih merajai hati dan pikiran? Bagaimana bisa tunduk pada Tuhan, kalau ego masih saja diberi 'makan'! Padahal bersama kepahitan kadang Tuhan lebih mudah untuk dikenal. Dalam kerasnya kehidupan, kadang Tuhan seperti merengkuh dalam buaian. Bekerja lah untuk mengenal Tuhan maka segala beban akan menjadi seperti kapas terbang, ringan!"

Dan seperti daun-daun musim gugur yang sukacita beterbangan, sore itu aku melangkah dengan riang. Aku memasuki sebuah rumah sakit besar, rumah sakit impian bagi para calon dokter-dokter tenar. Impianku tiba-tiba melayang. Andai aku berada disini, dengan jas putih kebesaran, tentu aku akan melambung ke awan. Ah pikiran, jangan kau kelabui aku. Aku tahu lagi-lagi kau hanya menyuruhku berangan-angan agar aku tak bisa mengenal Tuhan bukan? Pstt...dengar, namaku dipanggil. Aku ditempatkan di poliklinik anak-anak! Hmm...bukankah tempat ini yang dulu kuidamkan? Mengapa semua serba kebetulan?

"Apa nggak ada orang lain lagi?" tanya seorang perempuan Belanda menyipitkan matanya. "Ya, cari saja yang lain dalam daftar itu." Stephanie, mandor cantik berdandan seronok bak Birtney Spears, yang berdiri di sebelahku menyodorkan kertas miliknya. Hmm...rupanya perempuan Belanda itu tak ingin bekerja bersamaku. "Karena kerudungku? karena badanku kecil, tak bisa diandalkan?" batinku. Ah sudahlah...mengapa langkah riangku ke tempat ini harus terhenti hanya gara-gara omongan perempuan itu. Merasa dilecehkan? Terlupa lagi bahwa Tuhan kadang lebih mudah dikenali dalam kepahitan? Ingat! Semua akan ringan kalau si ego tak diberi 'makan'. Aku bekerja bukan untuk si mevrouw (nyonya). Aku bekerja untuk Tuhan!

Langkahku kembali riang. Aku mendorong gerobak besar berisi alat-alat kebersihan, plastik sampah dan beberapa ember lengkap dengan lap masing-masing. Aku mencoba mengingat-ingat pesan si 'Birthney'. Lap merah untuk toilet, lap biru untuk wastafel dan lap hijau untuk meja, kursi serta peralatan kantor. "Jangan lupa, kalau ada tumpahan kopi kamu harus mengepelnya dengan kain yang basah. Kamu juga harus membuang semua kotak sampah dan mengganti plastiknya dengan yang baru. Gagang telepon, meja, kursi jangan lupa dilap ya. Begitu juga dengan toilet. Bersihkan tutup atasnya, juga bagian bawah." Dengan sepatu hak tingginya, si 'Birthney'  berkeliling menjelaskan ini itu padaku.

Aku mulai menggosok wastafel, melap cermin, meja, kursi, gagang telepon, membuang sampah, menyapu lantai, mengganti tissue yang habis dari satu ruang ke ruang lain, termasuk ruang toilet. Setengah jam kemudian Stephanie mengontrol."Agnes, kamu harus lebih cepat, masih banyak ruangan yang harus kamu bersihkan!" Glek! Aku melirik jam tanganku. Sedikit panik, karena waktuku hanya tersisa satu jam, sementara belasan ruangan belum aku bersihkan, termasuk ruang tunggu pasien yang luasnya bukan alang kepalang.

Sebetulnya aku hanya harus membersihkan tempat yang sudah bersih. Harus sekinclong apa cermin itu sehingga aku harus menggosoknya lagi? Tapi semua itu tugasku. Tapi waktu pun memburuku. Ini performence pertamaku. Apa jadinya kalau pekerjaanku tak selesai. Lalu aku segera berlari, gosok sana-gosok sini, buang sampah ini, buang sampah itu. Aku berpikir cepat.Tempat-tempat yang sudah sangat bersih tak kusentuh lagi. Keringatku bercucuran. Tanganku mendadak pegal-pegal. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul delapan malam. Phfuih...akhirnya!

Cukup melelahkan. Tapi aku bersepeda pulang dengan riang. Rasanya hatiku melayang, ringan. Rumah sakit tempatku bekerja itu memang tak akan membawaku menjadi dokter terkenal. Bagaimana mungkin wong aku cuma bekerja di bagian kebersihan. Tapi ditempat itulah aku merasa semakin mengenal Tuhan. Saat ego kutundukkan, saat kepongahan intelektual tak kubiarkan merajalela dalam diriku, tiba-tiba saja aku bisa bekerja dengan cekatan tanpa beban. Bukankah segala yang membuat hati tentram berasal dari Tuhan? Bukankah hatiku semakin bisa merasakan rahimnya Allah, Arrahman-nya Allah, maha Kuatnya Allah, dan sifat-sifat Allah lainnya? Munculnya rasa-rasa yang tak terkatakan ini, tak terbilang dengan uang. Sungguh, pelajaran emas ini, tak akan kudapatkan di fakultas kedokteran paling bergengsi sekalipun. Kini aku paham, fase baru dalam hidupku ini rupanya  membawaku pada satu pesan: kadang arogansi intelektual memang perlu ditaklukkan agar kita bisa semakin mengenal Tuhan!












Kue kering lebaranku




Baru pertama kali ini aku bikin kue kering pas lebaran. Lebaran-lebaran sebelumnya ga pernah. Taun ini karena ingin lebaran lebih berkesan buat anak-anak, dan si baking blues lagi pergi, jadilah aku berkutat dengan terigu beberapa hari sebelum lebaran. Lala dan Malik seneng bantuin nyetak-nyetak sesuka mereka, walopun ga bertahan lama sih. Lala bikin nastar berbentuk tas dan rumahnay sponge bop. Aik bikin bulan sabit anak, ayah dan bunda dari bahan kue putri salju.

Aku bikinnya satu resep-satu resep dan ternyata jadinya dikit, padahal habisnya cepet banget. Aku sengaja pilih resep-resep yang beredar di NCC, karena selama ini resep yang beredar di milis NCC emang terbukti TOP dah. Nenek belanda tetangga aku yang aku kirimi beberapa sample kuker ini juga bilang enak."Kecuali kue yang ada ikannya," katanya. Walah orang belanda pan emang kurang demen sama ebi, jadi jangan salahkan kukerku ya hehe ngeles mode on :-).

Setelah cobain aneka kuker ini, suami dan anak-anakku paling demen sama sagu keju. Walaupun pake tepung tapioka ternyata jadi juga, tapi pas bagian nyetak yang nyebelin karena si parutan keju nyangkut-nyangkut melulu, sementara peralatan cetakan kukerku terbatas banget. Ya wes akhirnya pas suamiku bantuin nyetak, sama dia dibuat mlungker-mlungker ga jelas hehe. Tapi yang penting rasanya bo! Nendang banget dah! Putri salju resep dari pak Sahak juga enak. Ternyata kalo kacang medenya dicincang aja, ga dihalusin ,beneran lebih enak lho.

Berikut ini kumpulan resepnya, sengaja aku posting disini biar ga bolak-balik nyari di arsip kalo ntar mau bikin lagi.


SAGU KEJU
==========

Recipe by Fatmah Bahalwan

Bahan:

300gr tepung sagu (aku pake tepung tapioka)
2 lbr daun pandan
100 gr margarine
50gr mentega (butter)
150gr gula halus
1 btr kuning telur
100gr keju edam, parut
50ml santan kental (aku pake santan kemasan, ambil bagian kentalnya aja)

Cara membuat:

- Sangrai tepung sagu dan daun pandan dengan api kecil hingga daun pandan kering. Angkat, dinginkan.
- Kocok margarine dan mentega hingga putih dan lembut masukkan gula, kocok rata, tambahkan kuning telur, kocok rata.
- Campur tepung sagu dan keju parut, tuang bertahap kedalam adonan mentega, aduk rata. Tambahkan santan, aduk lagi hingga rata.
- Masukkan adonan kedalam plastik conthong (segitiga), kasih spuit bintang, semprotkan kedalam loyang tipis yg sudah dioles mentega dan ditabur tepung.
- Oven selama lk. 40menit....(ingat kenali oven masing-masing, wkt dan suhu yg diperlukan, selalu lakukan test. gunakan suhu rendah 120-130 utk mendapatkan hasil yang sagu keju yang putih cantik tapi matang.)

PUTRI SALJU pak Sahak

Bahan :
Butter 400 gram
Kuning telor 2 butir
Gula halus 170 gram
Tepung terigu 450 gram
Kacang mede cincang 250 gram
Susu bubuk 30 gram
Garam 1 sdt
Bahan taburan gula halus 250 gram
Susu bubuk 50 gram

Cara membuat :
Kocok butter, kuning telor dan gula halus sampai mengkrem.
Kemudian masukan tepunng terigu, susu bubuk , garam dan kacang mede lalu aduk sampai rata.
Adonan siap dicetak atau dibentuk lalu dipanggang sampai matang kira-kira sampai dengan 35 menit dengan suhu 160 derajat.
Proses pemanggangannya rata - rata berkisar 30-40 menit.

NASTAR pak sahak

Bahan A.
Butter 250 gram
Gula halus 100 gram
Kuning telur 3 butir
( dikocok sampai lembut )

Bahan B
Tepung terigu 350 gram
Maizena 100 gram
Susu bubuk 30 gram

Bahan isi
Selai nanas 500 gram

Bahan olesan
4 kuning telor
Batter 1 sdt
Garam 1/2 sdt
(campur jadi satu )

Cara membuatnya :
1. Campur bahan B kedalam bahan A secara bertahap
2. Ambil adonan 1 sdt lalu pipihkan isi dengan selai nanas lalu bulatkan
3. Susun diloyang lalu poles dengan bahan olesan
4. Panggang selama 15 menit
5. Angkat dari oven lalu poles lagi dengan bahan olesan
6. Pangang kembali selama 20 menit atau sampai matang.

Ebi Cookies
Sumber : Buku resep Kue Kering ala Nila Chandra

Bahan:
250 mentega/margarin
75 gr gula halus
1/2 sdt garam
1 butir telur
50 gr ebi dan 1/2 sdt gula halus, haluskan dengan blender dan panggang sebentar
200 gr terigu dan 1/2 sdt baking powder, campur dan ayak
1 kuning telur, kocok sebentar untuk olesan
50 gr ebi halus untuk taburan

Cara membuat:
1. Kocok mentega/margarin dan gula halus hingga putih. Tambahkan garam dan telur. Kocok terus hingga halus. Masukkan campuran ebi dan gula, aduk rata.
2. Masukkan campuran tepung ke dalam adonan sedikit demi sedikit, aduk rata. Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan. Letakkan dalam loyang yang telah diolesi mentega.
3. Olesi permukaan bulatan dengan kuning telur, taburi dengan ebi halus. Panggang dengan api sedang kurleb 30 menit.

Onion Garlic Twist aka Kue bawang
Sumber : Buku resep Kue Kering ala Nila Chandra

Bahan:
90 gr mentega/margarin
3 siung bawang putih, haluskan
3 kuning telur, kocok sebentar
2 sdt air
185 gr terigu
1/2 sdt baking powder
1/2 sdt garam
(terigu, baking powder dan garam campur dan ayak)
1 kuning telur, kocok sebentar

Cara membuat:
1. Kocok mentega/margarin hingga halus, masukkan bawang putih halus, kuning telur kocok, dan air. Kocok kembali hingga rata
2. Masukkan tepung terigu yang sudah diayak, uleni hingga kalis. Giling adonan setebal 0,3 cm, potong-potong 1x10 cm. Pilin/puntir potongan adonan, letakkan dalam loyang yang telah diolesi mentega/margarin.
3. Olesi permukaan potongan adaonan dengan kocokan putih telur. Panggang dengan api sedang selama kurleb 25 menit hingga matang. Angkat, simpan dalam wadah tertutup setelah dingin. Untuk kurleb 375 gr alias 2 toples kecil.

Tips biar kuker sukses:
- Suhu dan lama saat memanggang penting banget diperhatikan kalo engga dijamin kue yang udah dengan setengah mati dibentuk gosong dan tak indah lagi :-)
- Kalo pake oven gas dengan 8 stand, setelah kue pertama sempet gagal, akhirnya aku selalu pake stand 3 lama waktu antara 15 menit sampe 30 menit. - Untuk sagu keju biar tetep putih cantik mendingan di stand 2,5 aja dengan waktu panggang kurleb 20 menit atau 30 menit.
- Ngocok telur dan menteganya ga boleh kelamaan, asal udah nyampur aja, karena kalo kelamaan dijamin setelah dipanggang akan 'bengkak' alias mbleber.

Tips lain untuk membuat kuker ini aku ambil dari blognya NCC dan bermanfaat banget. Kalo mau bikin biar tingkat kegagalan kecil wajib deh baca tips ini:

1. Pastikan semua bahan dalam keadaan segar dan berada pada suhu ruang.
2. Lebih baik lagi jika terigu disangrai terlebih dahulu lk 5 menit dengan api kecil. Tepung yang disangrai akan meminimalkan kelembaban tepung dan membantu kue menjadi lebih renyah.
3. Ayak semua bahan kering, terutama gula bubuk (jika ada).
4. Mengocok mentega/margarin tidak perlu terlalu lama, cukup sampai tercampur dan lembut saja. Jika dikocok terlalu lama dan sampai putih, kue kering akan melebar terlalu besar saat dipanggang.
5. Mencampur terigu dengan adonan mentega hendaknya menggunakan sendok kayu atau pastry blender (lihat di blog NCC), jangan menggunakan tangan. Panas dari tangan akan menyebabkan mentega meleleh terlalu cepat dan bersama terigu akan membentuk gluten, sehingga kue akan keras dan tidak renyah.
6. Jika adonan terlalu lembut/lengket untuk dibentuk, masukkan dalam lemari es 10-15 menit sebelum dibentuk.
7. Bila kue sudah berwarna keemasan dan kering tepinya, segera keluarkan dari oven karena proses pematangan masih akan berlangsung di luar oven. Kue mungkin masih agak lunak di tengahnya, tapi ketika dingin dia akan mengeras sendiri.

Makanan pas Lebaran


Setelah sekian lama baking blues akhirnya kangen bikin kue euy, jd lah aku iyain nih pesenan, bikinnya dengan segala mood yang ada deh cie :-)

Lebaran sudah berlalu, tinggal menyisakan kenangan dan timbunan lemak di perut kali ye :-). Lebaran kali ini aku dan suamiku bikin open house dadakan. Menu utamanya mie ayam bakso karena sudah mblenger sama menu-menu yang bersantan. Aku dibantu sama nisa dan mba ine membuat bakso dan mie ayam di tengah malam. Seru banget dah, pengalaman yang terlupakan masak bersama di tengah malam ampe menjelang fajar :-). Makasi banget ya mba ine sekelurga dan juga nisa :-). Insya Allah balasannya langsung dipaketin sama Allah kerumah masing-masing ya hehe.

Berhubung foto-foto lengkapnya udah diupload sama suamiku disini http://ifahmi.multiply.com/photos/album/16/Open_house_Bezettingslaan
dan disini : http://ifahmi.multiply.com/photos/album/15/The_Making_of_Bakso
Jadi aku upload makanannya aja deh, biar kalo lagi laper dan males masak tinggal menatap foto-foto ini, berharap jd kenyang tanpa masak hihi.

Wednesday, October 3, 2007

Paru Goreng ala Mimih




Aku suka banget paru goreng, walaupun tau sih kolesterol tinggi bo! Dan untungnya bertaun-taun tinggal disini ga pernah nemu paru di toko daging, bener-bener hidup sehat deh disini mah. Tapi kadang saking kangennya aku suka nitip ke ibuku minta bawain paru goreng kalo ada temen yang pulang.

Hingga suatu hari, nisa membawa berita, ada yang jual paru di toko Turki Al Fysal. Alamaak berabe..berabe! Kedemenan gw ada disini! Bisa-bisa acara hidup sehatku berantakan dah. Bener aja langsung lah aku berburu paru, sampe bela-belain pesen dan bolak balik ditungguin. Ternyata ga sia-sia, pas menjelang ramadhan kemaren, suamiku langsung dikasih 11 kg paru! Mau ga diambil smua ga enak sama penjualnya karena dah pesen dari kapan hari, berikut harganya pun super duper murah saudara-saudara, 0,75 cent euro saja per kilo alias sepuluh ribu rupiah kalo di convert ya.

Gilaaak! Liat paru-paru sapi sebanyak itu berdarah-darah di rumah udah mblenger duluan aku. Langsung lah kubagi-bagi, buat nisa 3 kg, buat acara bubar 3 kg, buat lebaran 3 kg dan buat kugoreng 2 kg. Untung aku punya freezer segede kulkas dari mba Indah, berguna banget itu freezer.

Dan si 3 kg paru itu aku bagi-bagi lagi biar gampang kalo mau goreng. Lalu aku praktekkan lah resep paru goreng ala ibuku. Dan ternyata sukses lagi, horee! Aku tuh ga suka sama paru yang gembos alias ga kering. Suami dan anak-anakku juga ga demen sama paru yang basah, ga tega makannya katanya. Untungnya resep dari ibuku ini bisa bikin si paru jadi kering. Rahasianya ada di: minyak goreng! Yup! Setelah di godok pake asem jawa dan garem, si paru musti direndemin minyak goreng. Hasilnya..hmm bener-bener kriuk kriuk lho. Tentu aja motongnya juga ga boleh ketebelan ya. Pokoknya gurih dan kriuk banget deh. Ini dia resepnya. Aku bikin sekalian banyak buat nyetok di freezer. Dimasuk-masukin plastik sesuai kebutuhan saat menggoreng.

Resep:

Bahan:
- Paru sapi 3 kg
- Asem jawa 2 jempol
-Garam secukupnya.

Cara membuat:
- Godok paru sapi tersebut dalam panci sampai terendam air, beri asam jawa dan garam, hingga paru berwarna kecoklatan.
- Potong tipis-tipis, ukuran sesuai selera

Lalu paru tersebut dicampur dengan bumbu berikut:
- 1,5 sdm ketumbar
- 12 siung bawang putih yang sudah dihaluskan
- garam secukupnya

Setelah itu beri minyak goreng, ga usah terlalu banyak, kira-kira aja asal semuanya udah kena minyak. Rendam selama 1-2 jam, makin lama makin baik.

Goreng paru dalam minyak panas hingga kering. Kalo kurang kering, angkat dulu, lalu goreng lagi, biasanya jadi kering bener.

Sajikan, dijamin sepiring langsung tandas! Tapi inget-inget kolesterol yaa :-) Berhubung dah kebiasaan jarang makan yang berkolesterol2 tinggi gini, jadinya kalo habis makan paru banyak, sekarang aku suka langsung feel guilty, trus setelah itu berusaha banyak-banyak makan jus sayur atau segala sayur dilahap deh kaya embe hehe.

Sambel Iwak Panggang Mackarel




Dulu, ibuku suka bikin sambel iwak panggang, yang iwak panggangnya bawa dari Blora gitu. Uenaak banget. Aku yang ga suka sambel ulek aja jadi suka deh kalo udah makan ikan ini. Pas disini nemu ikan mackarel panggang, baunya mirip-mirip gitu. Ya wes aku telponlah ibuku dan minta resepnya. Terus aku coba masak di rumah. Walaupun ibuku bilang nguleknya kudu pake ulekan, aku pake blender dong, ulekan mah ga kepake deh buat pemalas kaya aku hehe. Tapi alhamdulillah sukses, rasanya dah mirip sama buatan ibuku. Lekker dah!

Bahan:
1 buah ikan mackarel panggang yang agak besar
Bawang merah kira-kira 3 biji
Bawang putih 2 biji
Kencur seukuran ibu jari
Cabe merah 4 buah
Kemiri 2 biji
Terasi seukuran ibu jari juga
Garam secukupnya
Gula secukupnya

Cara membuat:
1. Semua bumbu digoreng (kecuali ikan)
2. Setelah digoreng bumbu diulek, lalu si ikan campur deh diulekan. Tapi kalo aku sih bumbu diblender.
3. Lalu di atas wajan si bumbu dicampur sama ikan. Berhubung kulit ikan mackarelnya susah dipotong-potong, kudu pake gunting motongnya.
4. Aduk-aduk pake api kecil biar dimakan pas anget-anget.
5. Sambil diaduk jangan lupa dikeceri jeruk nipis alias dicipratin jeruk nipis.

Jadi deh, enaaak!

Teri Kentang Balado




Aku makan teri kentang balado ini pas ada acara penutupan panitia workshop di rumah mba Herry di Denhaag. Resep ini aslinya dari Kak Nina (thanks ya kak :-)). Waktu makan ini berasa enak banget karena terinya dari pekan baru, (karena kak nina baru pulang dari pekan baru). Suamiku suka banged. Langsung lah aku minta resepnya ke kak nina. Dan ternyata buatan pertamaku sukses euy! Walaupun terinya beli di toko Melati yang asinnya super duper menurutku, tapi enak juga deh. Suamiku ketagihan demen banget dia.

Resepnya:

Bahan:
Kentang merah (yang ada tulisannya kruimmig) 4 buah
Teri 1 ons
Bawang merah 3 buah
Cabe merah 7-10 buah (tergantung selera, kalo 7 kurang pedes)
Cuka 1sdt
Garam secukupnya
Gula secukupnya

Cara Membuat :
1. Sambil memotong kentang, potongannya direndam dalam air garam
2. Cuci hingga betul-betul bersih dan nggak nempel-nempel (biar nanti kalo digoreng ga menggumpal)
3. Goreng hingga kering, harus sering diaduk di awal biar ga nempel-nempel, angkat pisahkan.
4. Goreng teri hingga kering, angkat pisahkan.
5. Minyak bekas menggoreng teri pakai untuk menumis bumbu yang telah dihaluskan (bawang merah, cabe merah)
6. Jangan lupa masukkan cuka, gula dan garam.
7. Aduk terus agak lama hingga bumbu kering dan berbusa
8. Setelah itu masukkan kentang dan teri yang sudah digoreng
9. Aduk rata, angin-angin, simpan dalam toples

Misalnya Ada Mama Baru

Nenek bunda yang dari ayah bunda beberapa hari lalu meninggal. Trus bunda cerita ke Lala dan malik. "Bundanya Yangkung meninggal mbak lala. Waktu itu kan yang meninggal step moeder nya (ibu tirinya), yang ini mama echt nya (mama betulannya). Yangkung punya dua mama.Tau nggak mama tiri itu apa?" Mereka menggeleng.

Lalu Bunda pun menjelaskan, ngambil sample ayah, maksudnya biar mereka juga ga mau kalo punya mama tiri gitu loh, (ada udang di balik batu nih bunda sebenernya hehe). Trus bunda bilang gini,"Ini voorbeeld (contoh) ya. Misalnya ayah punya istri baru. Aik sama mbak lala jadi punya mama lain. Mau nggak?"
Lala: "Nee..!"
Aik : "Mau.." (haduuh bunda sedih bener dengernya hehe tapi bunda maklum aik emang blom ngerti)
"Tapi Ik kalo aik punya mama baru, nanti aik ga kebagian ayah lho. Nanti mama baru itu punya anak lagi dari ayah. Aik jadi punya adek tiri."
Aik: "Scatige...(lucu) itu asik Bun, ada adek kecil." (Haduuh! Bunda haduh lagi deh)
"Tapi Ik, nanti Aik sama mbak lala berkurang waktunya sama ayah. Misalnya nih ayah dari hari minggu sampe Rabu di rumah kita, naa nanti hari kamis sampe hari sabtu, ayah harus di rumah mama baru itu."
Lala:"Jangan sampe hari Rabu Bun, sampe hari Kamis aja, hari kamis kan mbak lala les piano.Nanti yang nganter mbak Lala siapa?"
Bunda: Hadududu! Gedubraks... Kerompyang deh! dasar anak-anak! hehehe