Thursday, July 24, 2008

Day 5, Cappadocia: Goreme Village, desa ala Flinstone




Pertama kali menapakkan kaki dan melihat pemandangan di desa ini, aku merasa seperti berada di dunia lain. Serasa ada di dunia antah berantah yang indah! Suasana hati pun jadi adem, dan nyaman banget rasanya berada di desa ini. Bayangin aja, setelah melihat hiruk pikuk Istanbul yang padat, tiba-tiba di depan mataku terhampar formasi batu-batuan yang kebanyakan berbentuk chimney (sering disebut a fairy chimney), tanpa gedung-gedung tinggi menjulang. Mungkin seperti berada di bulan kah? Walaa hiperbol amat yak hehe. Tapi di bulan juga ga bakal senyaman disini. Karena disini banyak resto dan toko suvenir kesukaanku, yang ga bakal ada di bulan hehe.

Daerah Cappadocia memang antik, kabarnya hanya satu-satunya di dunia. Berada di daerah ini seperti kembali ke jaman batu, serasa ada dalam film Flinstone dah ceile. Untung aja penduduknya ga pake baju dari kulit binatang, dan mobilnya ga terbuat dari kayu hehe.

Disini banyak cave hotel dan pension, rumah-rumah di dalam gua, dan ga ada pemandangan yang merusak keindahan alamnya, karena memang disini orang dilarang membangun rumah atau bangunan tinggi-tinggi. Kami juga mencoba menginap di kamar hotel yang memang dari batu, lalu dibuat pensiyon. Ternyata tinggal di dalam gua pengap euy, ga seenak yang dibayangkan. Terus dingin banget ternyata. Untungnya pemilik pension yang kami tempati sangat baik hati. Walaupun sarapannya ala Turkish, yang ngebosenin banget (roti, selai, telor, timun, tomat dan semangka, ituuu aja tiap hari), tapi bapak Faruk pemilik pensiun itu sangat welcome dan bisa ngobrol apapun dengan kami.

Ada beberapa tempat yang bisa dijadikan base kalau ke Cappadocia. Untung pilihanku jatuh pada desa kecil Goreme. Karena desanya betul-betul kecil, hommy dan cozzy. Penduduknya sangat ramah dan hangat. Kami selalu disapa dan sering disuguhi apple tea gratis oleh mereka. Centrum Goreme betul-betul ga kaya centrum, karena kecilnya. Hanya ada satu mesjid di tengah-tengah centrum yang disekitarnya dikelilingi oleh toko-toko suvenir, toko karpet dan resto. Supermarket besar ga ada. Toko buah ada beberapa. Letak Goreme agak berbentuk lembah, sehingga kalau kita memandang ke atas, kita bisa menikmati pemandangan formasi batu-batuan berbentuk chimney yang spektakuler.

Setelah mencoba sholat di mesjidnya, orang-orang langsung menyapa suamiku dengan ramah,”Aku tadi melihat kamu di mesjid,” kata mereka. Lalu obrolan pun mengalir jadi panjang. Malik dan Lala dibelikan anggur oleh pemilik hotel Yuskel yang bertemu dengan suamiku di Mesjid. Melihat kami yang sedang asik foto-foto, kami disuruh naik oleh seorang pemilih resto yang cukup mewah. Malah kami disuguhi apple tea pulak. Kirain bakal disuruh bayar, eeh ternyata kami malah difoto dan di shoot, rupanya kami dijadikan model promo resto mereka. Weleeh…ga nyangka di Turkey bakal bisa jadi model xixixi.

Waktu sedang melihat-lihat toko karpet, kami diajak ngobrol panjang lebar oleh pemilik tokonya. Dia bilang, dia melihat suamiku sholat di mesjid. Kami pun berdiskusi tentang Islam, bahkan dipinjami buku dan disuguhi apple tea yang seger. Di tempat itu pula hatiku tersentuh saat melihat pelayan toko yang menyuguhi kami apple tea. Lelaki muda itu berasal dari Afghanistan. Mmh..tubuhnya penuh panu. Dua bulan dia berjalan kaki( bayangkan, dua bulan!) dari Afghanistan hingga sampai ke Turkey karena melarikan diri dari kekejaman perang Afghanistan. Dia tinggalkan sanak familynya, untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Duh perang memang selalu menyisakan kepedihan. Aku mencoba mengajaknya ngobrok, ingin menggali lebih jauh tentang pengalamannya. Sayang seribu sayang, dia sama sekali ga bisa bahasa Inggris.

Yang spesial dari Cappadocia:
- Banyak pohon apricot dimana-mana. Buahnya yang berwarna kuning menggemaskan sekali untuk di petik. Malik pun mencicipi buah yang berjatuhan. Ternyata rasanya manis! Apricot ini biasanya dikeringkan dan dijadikan manisan buah untuk teman sarapan, atau dijadikan selai.
- Kalau di daerah Turkey lain susah sekali menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris, di tempat ini lumayan banyak yang bisa berbahasa Inggris. Selain pemilik hotel, penjaga toko suvenir dan penjaga resto pun bisa berbahasa Inggris. Tak heran karena ternyata beberapa diantara mereka adalah guru di kota lain yang kemudian pergi ke Goreme, cari tambahan penghasilan saat liburan.
- Pottery Kebab! Ini makanan khas Cappadoccia. Cara makannya unik. Kebab panas yang masih berada dalam pottery tertutup harus kita ketok pake palu atau kapak kecil di bagian tengahnya. Kalau sukses, kita akan makan kebab berkuah tanpa rasa keramik. Tapi kalo ga sukses, siap-siap aja mengunyah butiran keramik dalam mulut kita :-).

Day 4, Istanbul: Miniaturk, Egyptian Bazaar dan pelabuhan Eminonu.




Miniaturk
Dalam perjalanan liburan yang berhari-hari, aku biasanya selalu berusaha menyusun itinerary sedemikian rupa sehingga at least ada satu hari khusus harinya anak-anak. Walaupun ga ada park yang menarik model disneyland atau legoland, untungnya di Istanbul ada miniaturk. Meski pada akhirnya mereka menetapkan berenang di Pamukkale dan Antalya sebagai kegiatan yang paling asyik. Tapi miniaturk yang menempati urutan ke-4 buat Lala, juga tetap asyik buat mereka. Mungkin karena mereka udah biasa diajak jalan kali ya, jadi kemanapun alhamdulillah ga pernah rewel kecuali lapar dan ngantuk.

Miniaturk seperti madurodamnya Belanda. Di taman luas ini terhampar puluhan bangunan-bangunan mini yang terkenal di hampir seluruh area Turki. Untuk kota istanbul diwakili oleh Blue mosque, Hagia Sophia, Topkapi Palace, galata Tower dan bosphorus bridge tentu saja. Dari kota-kota lain ada Terventin di Pamukkale, ‘kota batu’ di Cappadoccia, Mesjid-mesjid dari berbagai kota yang aku ga hapal. Dan gara-gara melihat tempat-tempat asyik lainnya di miniaturk ini Aik jadi pengen ke Turki lagi (padahal separuh perjalanan juga belum hehe). Ada gunung Nemrut yang katanya disana ada gua tempat nabi Ibrahim, ada gua yang dijadikan rumah-rumah unik di kota apa ya lupa deh. Pokoknya ternyata Turki menawarkan banyak tempat-tempat indah yang ga bisa cuma dalam sekali dikunjungi euy.

Egyptian Bazaar (Spice Market)
Setelah hampir seharian mengelilingi miniaturk, kami memutuskan untuk menikmati suasana di Egyptian Bazaar yang letaknya di seberang pelabuhan Eminonu. Tadinya mau ke Grand Bazar tapi takut ga keburu karena malamnya kami harus naik bus malam ke Cappadoccia. Jadi kami putuskan ke Grand Bazaarnya hari terakhir aja.

Pasar ini dibuat pada abad ke-17 atas permintaan salah seorang istri Sultan. Egyptian Bazaar ini adalah pasar yang khasnya menjual bumbu rempah-rempah dari Timur Tengah, kayanya segala macem rempah ada deh, aku ga hapal namanya. Pasar ini lebih kecil dari grand bazaar, tapi pasar ini unik karena banyak menjual rempah-rempah bumbu khas Turki dan Timur Tengah. Bau wangi menyebar kemana-mana waktu kami memasuki pasar ini. Yang jelas selain ada banyak rempah-rempah, di pasar ini juga banyak dijual lokum (Turkish delight), kudapan khas Turki yang rasanya seperti moci. Enak deh, di dalamnya ada berbagai rasa, ada kacang, coklat, kelapa, strawberry, macem-macem deh. Selain lokum banyak juga orang jual kerudung, pashmina, souvenir (walaupun ga banyak), apple tea khas turki dan tea setnya yang unik, dan ternyata di bagian belakang banyak pedagang menjual alat-alat rumah tangga seperti loyang, panci dan lain-lain gitu. Duh jadi inget pasar-pasar tradisional yang di Bandung. Di pasar ini juga banyak dijual permen-permen, manisan-manisan buah, dan kacang-kacangan model kacang arab. Dan makin kedalem pasar ternyata harganya makin murah! Untung aku ga kecolongan, hampir aja beli lokum seharga 14 YTL per setengah kilo di depan pasar, padahal di dalam harganya cuma separuhnya.

Eminonu
Karena hari terakhir kami masih akan balik lagi ke Istanbul jadi aku menahan diri untuk belanja di Spice market, soalnya berat kalo dibawa kemana-mana, padahal udah laper mata liat harga dalam YTL yang hampir separuhnya Euro.

Eminonu merupakan tempat transit di Istanbul. Kalau mau nyebrang ke Asia naik boat ya lewat pelabuhan ini. Kalau mau ikut bosphorus tour juga bisa dari pelabuhan ini. Naik bis ke tempat-tempat di Istanbul, naik taksi, naik tram juga bisa dari sini. Pemandangan di sekitar Eminonu cukup asyik untuk dinikmati. Pesan yang aku baca dari reviewer para pelancong yang sudah pernah ke Istanbul, katanya jangan lupa makan ‘Balik Ekmek’ di Eminonu. Haa apa pula tuh? Hii namanya aneh ya mengingatkan pada sesuatu yang saru-saru haha. Bahasa Turki emang ajaib banget, ga ngerti blas, ga ada mirip-miripnya sama bahasa yang aku bisa. Ternyata Balik Ekmek tuh, roti yang di dalemnya dikasih ikan panggang, bawang bombay dan sayuran. Rasanya lumayan enak dibanding roti khas Belanda yang pake haring itu (yang aku ga tega makannya hiks). Harganya pun cukup murah, antara 3-4 YTL saja, alias 1,5 euro atau 2 Euro. Cara menjualnya pun lucu, orangnya masak di atas kapal yang dicat mencolok kaya kapal raja. Jadi mereka masak ikan sambil digoyang-goyang ombak. Lalu pembeli ngantri, bayar dan makan di kursi-kursi jongkok yang disediakan disekitarnya. Penjualnya juga pake baju ala Turki. Tapi ada juga penjual yang hanya memakai gerobak saja.

Selain banyak orang jual Balik Ekmek, di sekitar Eminonu juga banyak orang jualan kerang dalam asongan kaya penjual rokok, makannya pake jeruk nipis. Aku ga sempet coba, ga tega juga ya takut diare hehe. Penjual kebab dorongan, roti bulet dan jagung dorongan juga ada. Di bawah Galata Bridge sebelahnya Eminonu banyak restorant yang katanya menjual seafood dan Balik Ekmek ini. Tapi ternyata seafoodnya tidak seperti yang aku bayangkan di pantai pangandaran hiks, duuh masakan Indonesia memang tiada duanya deh.

Info-info:
Orang Turkey kayanya aga-aga usil kaya orang Indo hehe. Kami sering diliatin. Bukannya geer, tapi emang bener-bener ngeliatin gitu. Waktu di Miniaturk, serombongan ABG sama guru ngajinya ngerubung aku. Ngeliatiiin aja, terus lama-lama ngajak kenalan, tanya nama, dari mana asal. Ibu-ibu yang lagi nungguin anaknya juga sama ngeliatin mulu, pokoknya kalo berada di tempat yang banyak orang lokal, pasti sering diliatin deh, berasa artis pokoknya xixixi.

Wednesday, July 23, 2008

Day 3, Istanbul: Topkapi Palace, Hagia Sophia, Basilica Sistern, Blue mosque dan Bosphorus Bridge at night




Topkapi Palace:
Tempat ini termasuk ‘highlight’ yang harus dikunjungi kalau pergi ke Istanbul. Aku pribadi ingin sekali melihat ‘The sacred Relics’, ruangan tempat menyimpan peninggalan nabi-nabi, termasuk rambut jenggotnya nabi Muhammad. Selama 4 abad, dari tahun 1400-1860, Sultan-sultan Ottoman tinggal di istana ini. Setelah Ottoman jatuh, istana raja pindah ke Dolmabahce Palace. Topkapi palace sekarang dijadikan museum. Daerahnya luaas banget, 5 jam kami keliling juga masih ada tempat yang belum sempat kami kunjungi, misalnya Harem (selain memang ga pengen masuk karena kudu bayar lagi). Mungkin bisa dibilang Topkapi Palace aga-aga mirip sama Alhambra di Granada. Ada pavilyun-pavilyun khusus untuk raja terima tamu, untuk istri-istri raja, ada pavilyun untuk raja-raja kalau berbuka puasa dengan pemandangan kota istanbul dari atas, bahkan ada ruang khusus untuk sunat.

Berhubung di hampir semua ruangan tidak diijinkan foto maupun merekam gambar, Lala dan Malik aku suruh gambar. Eeh ternyata mereka mau! Terutama di dalam ruang sacred relics, anak-anak menggambar sampai dimarahin sama yang jaga karena mengganggu lalu-lintas yang padat hehe. Malik menggambar tongkat nabi musa, lukisan nabi musa yang sedang membelah laut karena dikejar tentara Firaun, jejak kaki nabi Muhammad, rambut jenggot nabi Muhammad yang ada di dalam kotak, pedang nabi Daud, kunci ka’bah, panah milik nabi Muhamad dan ornamen case Al Quran. Sedangkan Lala Cuma mau menggambar jejak kaki nabi Muhammad (karena itu adalah misinya) dan pedang nabi Muhammad. Di ruang ini juga kita bisa melihat panci yang digunakan oleh nabi Ibrahim, turban nya nabi Yusuf, pedang-pedang sabahat nabi, batu hajar Aswad, dan katanya ada ‘the chest holy mantle’ nya nabi Muhammad. Tapi tempatnya tersembunyi di dalam ruangan lagi.

Oya di tempat ini kami bertemu dengan rombongan bapak-bapak dan ibu-ibu yang berbaju batik ria! Siapa lagi kalau bukan rombongan dari Indonesia. Mereka serombongan ada 40 orang, habis umroh lalu mampir ke Istanbul katanya.

Hagia Sophia
Tempat ini mirip Mezquita di Cordoba. Tapi menurutku Hagia Sophia lebih kusam dan agak kurang terawat dibanding Mezquita. Tahun 532 Hagia Sophia merupakan gereja yang sempat menjadi gereja terbesar di dunia. Lalu pada tahun 1453, Sultan Mehmet II merubahnya menjadi mesjid, dengan menambahkan 4 minaret dan kaligrafi-kaligrafi dalam dekorasinya. Yang unik jadinya terlihat ada gambar lukisan-lukisan agama Kristen, tapi di kanan kiri ada tulisan Allah-Muhammad. Tahun 1935, Ataturk merubah tempat ini menjadi museum. Untuk naik ke lantai dua, kita musti melewati lorong kaya mau masuk ke gua. Lalu, kalau mau ke toilet, jangan heran kalau toiletnya, toilet jongkok!

Basilica Sistern
Di tempat ini anak-anakku ingin melihat kepalanya Medusa yang terkenal itu. Aik ketakutan saat memasuki tempat ini karena memang letaknya di bawah tanah dan gelap. Saat menuruni tangga pintu masuk ke bawah, hawa dingin langsung menyergap, sejuk dan adem banget. Iringan musik klasik dan lampu remang-remang di sekitar column membuat suasana tambah adem, tapi juga membuat Malik tambah ketakutan :-). Ada 336 buah column di tempat ini yang dulu merupakan sumber penyimpanan air waktu jaman Constantinople. Di abad ke-6 raja Justinian memperluas area ini. Tapi di jaman Ottoman, area ini tak terawat. Tempat ini baru dibuka, setelah dibersihkan pada tahun 1987.

Dua buah patung kepala medusa menjadi dasar dua buah column di ujung sebelah Selatan. Aku baru tahu cerita tentang Medusa karena anak-anak terus tanya siapa itu Medusa. Rupanya Medusa adalah anaknya dewa bulan dalam mitologi Yunani. Katanya Medusa ini dulunya sangat cantik, sampai ada yang iri dan kemudian dia dikutuk jadi ‘monster’. Rambutnya berubah jadi ular dan kalau dia memandang, orang yang dipandangnya akan berubah menjadi batu. Cerita yang menarik bukan? Makanya anak-anak penasaran banget pengen liat ular di kepala Medusa. Di dasar column-colum ini banyak ikan berenang, lama-lama takutnya Aik hilang, bahkan dia berani sendiri melihat kepala Medusa.

Blue Mosque

Siapa yang tak kenal dengan mesjid Sultan Ahmet di Istanbul ini. Kompleks Blue Mosque, Hagia Sofia dan Hamam Bath, masuk dalam katagori world heritage nya Unesco karena memang penataannya unik dan decorasi bangunannya cantik. Blue mosque adalah nama yang diberikan oleh orang Barat untuk Sultan Ahmet Mosque lantaran dekorasi keramik di mesjid ini banyak didominasi oleh warna biru. Ciri Blue Mosque adalah minaretnya yang berjumlah 6 buah.

Pemandangan yang unik menurutku adalah ketika memasuki mesjid ini wanita harus menutupi kepala dan bahunya, dan untuk laki-laki celana harus dibawah lutut. Melihat bule-bule cantik yang menutupi kepalanya dengan kerudung biru (pinjaman dari pihak mesjid), juga laki-laki memakai kain seperti sarung warna biru tua untuk menutupi paha, aku hanya membayangkan, apa ya yang ada dalam pikiran mereka. Tampaknya mereka juga merasa aneh ketika harus membuka sepatu dan memasukkannya ke dalam plastik. Bau-bau kaki memang kadang menyengat di area buka sepatu ini. Tapi petugas mesjid selalu siap dengan semprotan pewangi. Ada bau sedikit saja, si petugas langsung sigap ‘srat srot srat srot’ semprot sana semprot sini.

Di halaman mesjid, ada air mancur yang menyegarkan dengan bangku-bangku panjang di sekelilingnya. Banyak orang duduk sekedar menikmati cantiknya pemandangan. Pedagang kacang, jagung, apel, suiker spin banyak menjajakan makanannya. Kerudung banyak dijual di jalan setapak menuju mesjid. Harganya sangat miring, mulai dari 1 hingga 5 YTL saja.

Kami pun ikut duduk di bangku taman menunggu pemandangan Blue mosque di malam hari. Wow ternyata di malam hari Blue mosque menjadi tambah cantik. Setiap beberapa menit warna mesjid berubah-rubah. Kadang menjadi biru, kadang kuning dan kadang warna-warni. Subhanallah.


Bosphorus Bridge
Malamnya, karena janji sama Lala yang keukeuh pengen cari speeltuin kami pergi ke Findik, daerah pantai dekat kabatas. Dipinggir pantai banyak terdapat taman bermain dan untungnya, dari sana pemandangan bosphorus bridge di malam hari sangat indah. Saat anak-anak main, kesempatan dong buat ayah bunda foto-foto :-).

Bosphorus bridge katanya adalah mutiaranya Istanbul. Orang dari seluruh penjuru datang hanya ingin melihat jembatan yang menghubungkan benua Eropa dan Asia ini. Ini memang yang menjadi keunikan bosphorus bridge, walau penampakan jembatannya sih ga terlalu istimewa. Tapi kebanyakan orang ingin menyebrang lalu merasakan berada sejenak di Asia. Jembatan bosphorus ini dulunya dibuka untuk pejalan kaki. Tapi berhubung banyak yang bunuh diri, akhirnya jembatan ini ditutup untuk pejalan kaki. Cerita soal bunuh diri ini sangat menarik perhatian Lala dan Malik. Mereka terus terusan tanya, kenapa bunuh diri? Kenapa ditutup? Kesempatan deh untuk menjelaskan pada mereka tentang hukumnya bunuh diri.

Info-info:
- Keempat area ini (kecuali bosphorus bridge) ada di Sultanahmet area, tinggal jalan kaki aja untuk mengitari area ini. Tapi perhatikan jam tutup tempatnya. Yang jelas kalau Blue Mosque terbuka untuk turis sampai malam, jadi bisa didatangi terakhir.
- Untuk mengitari Topkapi Palace minimal butuh waktu 3 jam karena luas banget kaya Alhambra.
- Di Area Sultanahmet ini banyak pengemis tua pake kerudung panjang bo!
- Turis,buanyaak banget, kebanyakan dari Cina, Jepang, Korea, Spain, USA dan turis lokal.
- Di Blue Mosque ga ada tempat wudhu khusus untuk perempuan, adanya yang terbuka gitu :(.
- Sejak jalan dari Istanbul sampe pulang, kami selalu dibilang,”Malaysia ya?” Ga pernah ada yang bener nyebut kami dari Indonesia. Kalo ga Malaysia, disangka Philipine. Suamiku disangka turis Korea, Jepang or China. Tapi nama Indonesia blas ga pernah disebut. Padahal yang nanya banyaak. Huaduuh sediiih, mereka ga kenal sama Indonesia hiks.
- Orang Turkey seneng banget bilang ‘Masya Allah’. Tiap nanya,”Malaysia ya?” dan kami jawab,”Bukan, kami dari Indonesia.” Lalu mereka lanjut bilang,”Muslim? Muslimah?” Aku ngangguk,”Alhamdulillah.” Dan mereka akan balas lagi menjawab,”Masya Allah…” sambil geleng-geleng kepala hehe.
- Enaknya di Turkey, kemana-mana anak-anak gratis, masuk tempat wisata gratis (kecuali Topkapi Palace, diatas 8 tahun bayar full). Kalau mau naik tram, naik bis juga gratis.
- Di Istanbul banyak banget kucing berkeliaran. Aik seneeeng banget sama kucing sampe dihitung jumlahnya dan dikejar-kejar terus.

Day 2, Essen-Duesseldorf-Istanbul : Taksim square, Istiklal Caddesi dan Galata Tower




Jam tujuh pagi kami berangkat dari rumah Titik menuju stasiun Essen. Lalu dari Essen kami naik kereta lagi ke Duesseldorf Airport. Alhamdulillah Lala sudah ga panas lagi, ceria lagi. Malah dia seneng banget naik sky train di airport Duesseldorf. Wah di Belanda ga ada nih sky train model gini. Di Belanda juga ga ada tempat sampah yang ramah lingkungan. Aku lihat tempat sampah di airport dan di beberapa stasiun Jerman dibagi dalam 4 kotak, untuk plastik, kertas, gelas dan sampah lain sedang di Belanda belum. Katanya sih Belanda masih perlu sampah untuk ditimbun jadi bukit biar tanahnya ga datar terus hehe ngarang mode on :-).

Naik Pesawat
Jam 10.25 kami boarding naik pesawat Luthfansa ke Zurich, Switzerland. Ga sampe satu jam kami sudah ‘menclok’ di Swiss. Kami harus menunggu satu jam untuk keberangkatan selanjutnya ke Istanbul. Penumpang yang bawa anak boleh boarding duluan. Jam 13.00 pesawat Swiss take off dari Swiss menuju Istanbul. Saat di pesawat anak-anak dikasih mainan, ada dua macem, mereka suruh pilih. Lala pilih memory game, Aik pilih puzzle bergambar pesawat Swiss. Untuk makan, kami dikasih roti isi keju dan raisin, juga dikasih es krim. Tapi kalo kita lagi tidur ga ditawarin lho, kesian deh. Duh jadi inget kalo naek pesawat di Indo, makanannya nasi goreng, atau nasi pake lauk enak banget deh, ga roti-roti melulu begini hehe dasar penggemar nasi nih diriku.

Perjalanan Zurich-Istanbul memakan waktu sekira 2,5 jam. Di pesawat anak-anak belajar tentang suhu di luar pesawat saat ketinggian ratusan km dari bumi, kecepatan pesawat, peta, dan informasi-informasi lain yang sering muncul di layar monitor. Jam 15.30 kami sampai di Istanbul. Perbedaan waktu satu jam lebih cepat di Istanbul. Aku memutar jam tangan tepat di angka 16.30, dan Aik pun ikut-ikutan memutar jam tangannya. Alhamdulillahnya, suhu udara sangat bersahabat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, sekira 25 derajat Celcius saja.

Sebelum mengambil koper, kami harus melewati imigrasi, pemeriksaan paspor. Ya ampuun antriannya, mengular panjaang! Tapi untung loketnya banyak, jadi diantara antrian ratusan orang, kami Cuma menunggu sekira setengah jam. Aku melihat beberapa orang yang tak sabar mengantri dan marah-marah. Mulai deh keliatan adat orang Turki yang kurang sabaran ya tampaknya. Yang mengantri ini memang kebanyakan turis asal Turki sendiri. Mereka tampaknya tinggal di Jerman, Belanda atau negara lain dan sudah memiliki kewarganegaraan non Turki. Mereka umumnya pergi ke Turki untuk vakansi. Setelah imigrasi beres, kami mengambil barang-barang dan segera keluar airport untuk mencari hotel. Welcome to Turkey!

Info-Info :
- Aku langsung pengen tahu WC di airport kaya apa, ada buat cebok apa enggak. Ternyata WC nya bersih dan uniknya, persis di tengah tempat duduk WC, ada lubang kecil. Kita tinggal memutar keran di sebelah kanan, dan dari lubang tadi keluar air untuk cebok, unik kan, di negara lain mana ada hehe norak deh gw.
- Uniknya lagi kalau di stasiun bus atau di tempat-tempat wisata disediakan dua jenis WC, ada yang jongkok dan ada yang duduk. WC jongkok juga bersih, ada kran dan ciduk buat cebok, dan tetap disediakan tissue untuk ngelap.
- Kalau mau ngambil uang, mending langsung pake ATM kita karena kurs nya lumayan bagus. Kita bisa langsung ambil uang dalam Lira, dan di rekening kita udah langsung kepotong dalam euro. Atau bisa juga ambil uang di money changer setempat yang banyak tersedia, asal jangan sabtu dan Minggu, kursnya juga bagus.
- Di jalan raya, lampu merah hampir ga berguna, pejalan kaki maen seruduk nyebrang aja, mobil juga suka nyelonong jalan aja, persis kaya di Indo.
- Supir taksi dan mobil tampak awut-awutan di jalan. Supir taksi suka nyalip dan terkenal suka ngibulin penumpangnya. Sebetulnya harga taksi murah, tapi karena dibawa keliling-keliling muter sama supir taksi jadi mahal deh.

Taksim Square, Istiklal Caddesi dan Tunnel

Setelah menemukan hotel, check in, istirahat sejenak, jam tujuh malem kami mulai cabut lagi. Tujuan pertama adalah pergi ke Taksim Square yang katanya merupakan jantungnya Istanbul. Taksim square terletak di kota modernnya Istanbul, sedangkan tempat-tempat wisata seperti Blue Mosque, Topkapi Palace dan lain-lain letaknya di Sultanahmet area, yang termasuk old city. Dimana-mana Old city memang selalu jadi tempat yang atraktif dan unik. Tapi kami pengen juga dong melihat jantungnya kota Istanbul si Taksim Square tea.

Sebelum sampai di Taksim square kami turun dulu di pemberhentian terakhir tram di Kabatas. Kami mengamati sejenak pantai dan pemandangan sekitar. Yang unik, banyak penjual jagung pake gerobak dorongan, tapi jagungnya tua dan ga enak menurutku. Harganya 1 YTL saja. Lalu ada penjual kerang asongan, dan kue bulet dan kebab dorongan. Setelah naik satu halte tram lagi, kami sampai di Taksim square. Taksim square ini boleh dibilang kaya alun-alun. Aku jadi ingat Barcelona dengan Catalunya Square nya. Di Barcelona biasanya kegiatan wajib adalah berjalan di pedestrian street, Las Ramblas, yang berujung di Catalunya square. Kalau di Istanbul, pedestrian streetnya adalah Istiklal Caddesi yang berujung di Taksim Square.

Di tengah-tengah taksim square berdiri dengan megahnya patung Kemal Attaturk. Di sekeliling patung itu ada taman dan air mancur. Pengunjung banyak yang duduk-duduk dan foto-foto di depan patung. Tapi uniknya ada sebuah Tunnel yang berjalan mengelilingi square dan berlanjut ke Istiklal Caddesi. Tunnel ini ternyata adalah tram tua yang dulu dipakai di abad ke-19. Sekarang tunnel ini menjadi atraksi yang cukup menarik pengunjung di taksim square. Dengan bayar 2 YTL per dewasa, kita bisa berkeliling square dan pedestrian street naik tunnel, berasa di jaman baheula dah.

Seperti pedestrian street dimanapun berada, Istiklal Caddesi padat pengunjung. Di samping kiri kanan toko-toko berjejeran mulai dari toko baju mahal, restoran, toko baklava, toko suvenir ada di situ semua. Ironisnya di penghujung jalan Istiklal Caddesi ada mesjid besar, tapi di depannya ketutupan sama Burger King. Saat maghrib datang, adzan maghrib terdengar keras berkumandang. Duh nikmatnya mendengarkan azan di udara terbuka lagi setelah 4 tahun aku tak pernah mendengarnya. Ya, adzan memang selalu berkumandang 5 kali sehari di negri seribu menara ini.


Galata Tower

Dari ujung Istiklal Caddesi belok kiri, sekitar 500 meter, Galata tower berdiri dengan megahnya. Sebetulnya kalau belum tutup kita bisa naik ke atas dan melihat Istanbul dari atas. Tapi karena udah jam 10 malem kami Cuma liat dari luar aja. Di sekitar Galata Tower banyak café asik dengan musik romantis dan ada beberapa mesjid juga. Ironisnya, mesjidnya sepi, gelap, dan agak kusam, anak-anak malah takut masuk mesjid. Galata Tower ini dulunya semacam observation tower gitu dengan tembok-tembok tinggi di sekelilingnya. Temboknya runtuh tinggal galata tower ini yang tersisa.

Yang ringan dan yang lucu:
- Toko-toko di Turki buka sampe jam 10 malem, tapi ada juga yang sampe jam 11 malem, ngalahin di Indonesia nih kayanya, atau mungkin karena banyak turis ya.
- 99 % penduduk Turki adalah muslim, tapi yang pake kerudung ga terlalu banyak, yang pake cadar rasanya cukup banyak dibanding di Indonesia. Yang pake baju seksi buanyak. Mereka bilang,”Di Turki memang sebagian besar muslim, tapi kami bukan muslim yang baik.”
- Banyak wanita berkerudung tapi dengan santainya merokok
- Aku suka memperhatikan paras wanita-wanita Istanbul, terutama yang berkerudung, ya ampuun cantik-cantiknya! Rasanya aku jadi orang paling jelek sedunia deh hehe. Mau wajahnya biasa-biasa aja pun, hidung mereka pasti tetep mancung. Duuh untung suamiku tetep bilang diantara seribu wanita Turki tetap aku yang paling cantik haha gombal banget ga seh hehe.
- Herannya sejak naik tram dari airport Aik begitu digemari. Pipinya sering dijawil, rambutnya sering dielus-elus. Malah ada perempuan cantik yang udah pergi terus ngebalikin wajah lagi demi menjawil pipinya Malik. Hampir di setiap kota semua orang berlaku seperti itu ke Malik. Di Goreme malah ada sekumpulan anak sekolah yang mengerubungi Malik, memotret Malik, mencubit pipinya dan memegangi rambutnya, kaya ketemu artis pujaannya aja. Di miniaturk ada anak laki ABG yang terus aja ngejar-ngejar Malik, tanya namamu siapa dan terus mengelus-ngelus rambut Malik. Di Konya Malik sampai menutupi wajahnya dengan bonekanya karena ga mau lagi diliatin dan dicubitin orang hehe. Di hari Terakhir ada pedagang yang manggil-manggil Malik, eh tau-tau malah mencium pipi Malik. Di Istanbul ada dua orang nenek yang matanya berbinar-binar melihat Malik, mencubit pipinya, dan mau menggendong Malik, tapi Maliknya lari hehe. Tinggal emaknya yang bingung, segitu anak Turki putih-putih, lucu n imut banget, sedangkan anakku gosong apalagi sehabis berenang, lhaa koq malah anak gw dirubung, dianggap mahkluk langka kali yak hehe.

Turkey Trip Diary, 08 July-20 July 2008, day 1




Day 1: Groningen-Oberhausen-Essen

Salah satu tips untuk jalan-jalan murah adalah pesan ticket jauh-jauh hari. Kami memilih naik pesawat dari Duesseldorf karena setelah dihitung-hitung harga ticketnya jauh lebih murah daripada naik dari Amsterdam, dan ticket kereta Groningen- Duesseldorf pun ‘hanya’ 74 euro saja PP untuk berdua, berikut anak-anak gratis pulak. Harga yang lebih murah ketimbang pergi ke Amsterdam PP. Syarat dapat ticket murah ini ya itu, pesan 3 bulan sebelumnya.

Setelah sehari sebelumnya sibuk ngepak dan beberes, jam 10.00 pagi kami berangkat dari stasiun Groningen ke Arnhem. Oya di Arnhem ini lah gigi Aik tanggal pertama kali. Waah Aik seneng banget. Aik jadi suka nyengir mamer-mamerin giginya yang bolong hehe. Lalu dari Arnhem kami naik ICE ke Oberhausen. Berhubung kami harus naik pesawat pagi-pagi sekali besoknya, maka sejak jauh hari kami sudah putuskan untuk menginap di rumah Titik, temanku yang baik hati. Titik dan keluarganya tinggal di Essen (satu jam perjalanan naik kereta ke Duesseldorf airport). Oberhausen hanya sekitar 15 menit naik kereta dari Essen. Ternyata Arnhem-Oberhausen sangat dekat, setengah jam perjalanan kami sudah sampai di Oberhausen. Berhubung hari belum sore, kami jalan-jalan dulu di centrum Oberhausen. Suhu udara sekitar 18 derajat C. Cuaca berangin, mendung dan hujan rintik-rintik, persis kaya cuaca di Belanda. Tapi tetep dong cuaca tidak menghalangi acara narsis-narsisan hehe. Sebab centrum Oberhausen lumayan bagus juga, walaupun sepii.

Sore harinya kami tiba di Essen. Titik, mas Heru (suami Titik), Ihdin dan Qori, anak-anak Titik, menjemput kami di stasiun. Waah seneng banget bisa kopdaran sama Titik, ngobrol ngalor ngidul. Apalagi Titik sudah menyiapkan martabak, makan malam dan bakso! Wah kebetulan banget, soalnya dingin-dingin dari siang aku sudah membayangkan bakso. Makasih banget ya Tik buat semuanya. Pokoknya Titik baek banget deh, sampe baju tidur pinjeman buat aku pun udah disiapin, weleh-weleh segitunya Titik. Cuma Allah yang bisa membalas ya Tik :-). Setelah makan, kami masih nonton film princes ala Jerman kesukaannya Qori. Seru juga nonton film princes ala Jerman yang beda versi ini. Sebelum tidur, badan Lala agak panas mungkin karena main air dan angin-anginan di Oberhausen siangnya. Untung aku sudah membawa kotak P3K mini yang isinya bener-bener mini. Cuma paracetamol anak-anak, panadol, obat mencret dewasa, obat semprot hidung, antihistamin, tissue basah dan segulung plastik. Plastik ini berguna banget lho! Karena selama perjalanan naik bus di Turkey anak-anak sempat muntah beberapa kali dan kalo kebelet pipis banget ga ada WC, Aik bisa pipis di plastik ini, praktis kan :-).

Saturday, July 5, 2008

Anniversary ke 30 Wak Asyiah dan Om Menno




Foto-foto ini spesial kuposting buat Uwak Asyiah di Delfzijl yang kemarin baru aja merayakan anniversary yang ke-30. Fotonya buanyak banget, sengaja untuk menggambarkan serunya acara seharian kemaren. Mulai dari brangkat sambil bawa-bawa dus kue, jalan-jalan di Delfzil, anak-anak main di pantai, masakan-masakan, acara inti (sambutan dari uwak, tiup lilin, potong kue, baca doa , pemberian pohon anggur), dan makan-makan tentu aja. Juga ada foto-foto pas kongkow-kongkow, jalan mau pulang, dan narsis-narsisan seperti biasa :-). Ada juga foto anak-anak yang lucu-lucu, Azka, Michele, dan Zhavar, sayang Raja dan Nadia malah ga kepoto. Terus ada foto narsisnya tante Nisa dan lala hehe, fotonya lucu-lucu deh. Pokoknya buat temen-temen yang mau ngedonlot, monggo silahkan di donlot, semoga jadi kenangan indah. Dan buat Wak As, makasi ya Wak buat semuanya..makanannya enak dan acaranya seru! Sekali lagi selamat anniversary ya Wak, smoga yang terbaik selalu buat Uwak dan Om :-).

Ps: fotonya ga dikasi komen, abis banyak banget :-)

Anniversary Cake




Berhubung diriku sudah lama nggak pernah bikin kue, rasanya kangen deh, tangan koq pegel-pegel ya pengen beraksi ceile :-). Naa gayung bersambut, Intan dapat ide untuk memberikan kado spesial kue kepada Wak As yang mengundang kami pesta kecil-kecilan di rumahnya dalam rangka anniversary beliau yang ke 30 pada tanggal 5 Juli kemaren. Ya sudah, “Bikin cake angka 30 aja yuk Tan. Aku angka 3, intan angka 0,” kataku. Intan langsung oke. Pokoknya masing-masing terserah mau ngedekor seperti apa. Aku langsung dong kebayang-bayang cake angka 3 yang ada di blog nya mba Peni Respati. Aku emang ngefans ama kue-kue karyanya, ya ampuun keren-keren buanget dah. Terus aku juga terobsesi pokoknya si kue kudu ada kupu-kupunya, persis kaya yang di blognya mba Peni.

Karena Uwak pengen dikado pohon anggur, jadi ide kue angka 3 nya aku contek (pake loyang ukuran 22 cm bulet 2 buah, lalu dipotong sedemikian rupa tengahnya), perpaduan warnanya aku contek juga dari cake angka 7, tapi kebon bunganya aku robah jadi kebon anggur. Pokoknya itu cake idenya asli nyontek deh hehe. Naa tinggal si kupu-kupu nih, gimana bikin nya ye. Aku punya marzipan, tapi ga punya cetakan kupu dan di Groningen mah kaga ada yang jual, kesian ye. Lalu pas iseng-iseng telpon mba rini Duriani nanya tentang coklat pasta, sekalian lah aku tanya gimana bikin kupu. Eeh ternyata mba Rini udah bikin step by stepnya, di video-in pulak. Waah senangnya, ternyata bikinnya gampang. Aku pelajarilah cara bikinnya di blog mba Rini :
http://rienee.multiply.com/recipes/item/199/_Kupu-kupu_cup

Hari H sudah dekat, 2 hari sebelumnya, aku bikin cake nya dulu. Setelah cari-cari resep dan baca tips-tipsnya, pilihanku jatuh pada Sponge cake coklat 8 telur dan sponge cake coklat ala Yongki. Tapi berhubung bedasarkan saran pakar katanya sponge cake Yongki tingkat kegagalannya tinggi, aku Cuma bikin 1 resep. Dan ternyata pas dicobain alhamdulillah semuanya berhasil. Tips menaklukan si sponge cake Yongki ini ternyata emang kudu pake 2 loyang, dan ikutin resepnya. Soal rasa, jelas dong si Yongki lebih asoy karena telornya 15 bo!

Sehari menjelang hari H, sekira jam dua siang saku mulai ngedekor kue di rumah Intan. Tapi ternyata siapin pernak-pernik buat menghias itu lama euy. Bikin ganache buat filling, bikin butter cream, motong cakenya supaya jadi beneran angka yang diinginkan, mencampur warna, semua itu tuh takes time banget, ada kali setengah harian. Jadi kami baru start mendekor jam 7 malem. Diselang sholat, makan, ketawa-ketiwi bareng Fean yang bantuin Intan, diselang ributnya anak-anakku yang berantem, yang asik main dan juga suara tangisan rewel mereka, akhirnya kue kami baru jadi jam 12 malem! Tapi seru loo, aku menikmati banget bikinnya, refreshing dah. Naa yang bikin daku happy banget, kupu-kupuku berhasil! Yippi..seneng banget, sampe nggak sabar pengen buruan mencoklin si kupu di kue. Yang ada, si kupu patah dong, wong glazuurnya belum kering-kering amat hehe.

Tapi besoknya si kupu yang lain udah menempel dengan manis di atas kue-kue kami. Waah puas banget deh pokoknya dengan hasil jerih payah kami ini. Uwak yang nerima juga surprise dan semoga seneng ya Wak :-)

Ini dia resep-resep cake nya berikut resep glazuurnya.
Sponge cake coklat biasa
Ingredients:
8btr telur
200gr gula
175gr tepung terigu
25gr coklat bubuk
25gr maizena
1 sdm emulsifier
100gr margarine, lelehkan

Directions:
- kocok telur dan gula sampai naik, masukkan emulsifier, kocok terus hingga kental.

- tuang campuran tepung terigu-coklat bubuk-maizena sambil diayak secara bertahap, aduk rata.

- masukkan mentega cair, aduk rata.

- tuang kedalam loyang 24, oven +/- 30 menit hingga matang dengan suhu 180c.

Sponge cake coklat ala yongki
Bahan A:
15 btr Kuning telur
7 btr Putih telur
200 gr Gula kastor
100 gr Terigu
25 gr Maizena
15 gr Susu bubuk
15 gr Emulsifier
25 gr Coklat bubuk
Bahan B:
150 gr Mentega, lelehkan
3 sdm Coklat pasta BF (aku pake coklat pasta biasa)
Loyang :
3 ly bulat 25×4cm atau
2 ly 30×30×2cm, atau
3 ly 22×22×4cm
2 loyang ukuran 24 cm aja x 4 cm
Cara membuat:
- Campur terigu, maizena, susu bubuk dan coklat bubuk, aduk rata sisihkan.
- Kocok bahan A, kecuali tepung-tepungan, hingga kental, matikan mixer.
- Ayakan campuran tepung diatas adonan telor, secara bertahap sambil diaduk hingga rata.
- Tuang mentega leleh dan coklat pasta, aduk perlahan hingga tercampur rata
- Tuang kedalam loyang, oven hingga matang lk. 15 menit tergantung panas oven
Sumber : Yongky Gunawan
Resep Glazur dari mba Rini Duriani
Glazuurnya:
1 putih telur
1sdm citroen jus
200 gr gula bubuk

Kocok gula dan putih telur sampai kental dan masukan citroen jus

Tips: Ngocoknya harus pake kecepatan langsung tinggi sampe kaku, lalu tinggal diberi warna, dimasukin ke piping bag, gunting ujung piping bag, buat deh ke patron yang udah kita siapkan. Tunggu kering, jangan diobok-obok sebelum bener-bener kering, kalo nggak kering banget dijamin bakal patah-patah si kupunya gara-gara ga sabar hehe.