Sunday, May 18, 2008

Malik Still Stand, Robot




Sudah sejak lama Malik punya rencana untuk jadi still stand robot. "Robotnya terbuat
dari apa Ik?"
"Dari dos Bun, kaya yang di buku ensiklopedi itu," jawab Aik. Aku sih sudah hapal dengan karakter Malik yang determinasinya cukup kuat. Kalau sudah punya pilihan A, ya biasanya tetep A.

Bener aja. Hari H tiba, Malik menunjukkan buku yang di dalamnya ada cara bikin kostum robot ke ayah. Ayah yang sudah menyiapkan beberapa dos dari supermarket langsung membantu Aik membuat kostum robot. Setelah potong sana, potong sini, kasih benang untuk lengan dan kaki lalu mengecatnya, taraaa..jadilah si kostum robot. "Kepalanya tinggal pake wadah nasi aja," kata ayah. Siip...

Dan di tempat tujuan, Malik pun langsung beraksi. Awalnya malik malu-malu dan ngambek karena Lala terus saja menggoda Aik. Ketika orang-orang mulai merubung Aik, Lala berteriak-teriak,”Dat is mijn broertje..dat is mijn broertje (itu adek aku, itu adek aku).” Atau kadang-kadang Lala memberikan intruksi,”Malik je moet zoo..en zoo (Malik kamu harus gini dan gini). Malik langsung manyun. Ia lalu turun dari dingkliknya, ndak mau lanjut. Rupanya Aik juga ingin 'jajan-jajan' dulu di pasar loak koningen dag. Jadi dobel-dobel lah penyebab ngambeknya. Setelah mbak Lala janji nggak akan ganggu Aik lagi dan keliling-keliling ‘jajan’ boneka beruang putih seharga 50 cent, Malik langsung happy. Malik pun mau kembali beraksi.

Di atas dingklik kecil yang sudah dialasi sajadah, Malik berdiri mematung. Tangan kanan Malik naik ke atas, tangan kirinya mengembang agak ke bawah. Dengan kepala sedikit dimiringkan ke samping, mata Malik menatap ke depan berusaha tak berkedip. Ketika ada pengunjung datang memberikan sekeping uang, tangan dan kaki Malik langsung bergerak patah-patah. Ekspresi wajahnya, hmm..ekspresinya..., duh susah deh aku melukiskannya dengan kata-kata. Menatap ekspresi wajah Malik dan gerakan-gerakan yang dibuatnya membuat hatiku campur aduk. Mulutku ingin tersenyum tapi air mata pun rasanya menggenang di pelupuk mata. Di mataku, Malik tampak sangat profesional, begitu menjiwai perannya. Ciee duuh bunda segitunya muji-muji anak sendiri hehe. Tapi hampir semua orang memang memuji performance Aik. Sampai-sampai ada sepasang suami istri yang matanya mencari-cari orang tua si robot Aik. Lalu aku pun mengangguk dan tersenyum pada mereka. “Kamu orangtuanya?” tanya mereka. “Bagus.Bagus sekali!” katanya sambil memberikan jempol. Deeuuu ge-er dong bunda, sudah pasti hihi.

Duuh anakku, rasanya baru kemarin kutimang-timang, sekarang sudah bisa cari duit sendiri hehe. Sekali tampil, biasanya Malik Cuma kuat 15 menit, dan Malik tampil kurang lebih 4 kali. Kalau ditotal kira-kira Malik tampil satu jam dan ternyata uang yang didapat Aik, taraaa…57 euro! Itu pun belum ditambah uang buat beli boneka dan beberapa mainan. Setelah dihitung dan sebagian disisihkan untuk zakat, besoknya di toko mainan, Malik langsung memilih play mobil dino triceratops. Malik memang lagi koleksi play mobil dino. Wuah seneng banget deh aik dapat play mobil kesukaannya.

Melihat dua kali performance Aik jadi still stand, jadi mbah dukun waktu mini kabaret ‘filosofi semut’, juga saat baca puisi, aku terus bilang gini ke ayah,” Yah kali Aik bakat jadi aktor ye,” hihi. Ayah juga setuju. Tapii…duh enggak lah, mendingan menggeluti jalur akademik ajah kali. Eits bunda…mulai deh ngatur-ngatur anak, ya gimana anaknya aja lah duong. Ya.. pokoknya mau menjadi apapun Ik, asal baik, ayah bunda pasti akan dukung!


Lala Still Stand, Pizza Bezorger




Pernah baca bukunya Andrea Hirata yang berjudul 'Edensor' kan? Naa disana diceritakan bagaimana si Ikal berkeliling Eropa hanya bermodal jadi Still Stand. Still stand ini termasuk performance jalanan, yang kalau tidak salah, ada jurusan sekolahnya juga di Amsterdam.

Kalau Ikal bermodalkan baju ikan heboh dan mewah buatan teman Belandanya, lain lagi dengan Lala. Jauh-jauh hari aku dan suamiku sudah bertanya pada Lala, mau tampil jadi apakah Lala nanti saat koningen dag. Dan jauh-jauh hari pula Lala menjawab mau jadi Flaminggo!

Kebetulan, Lala punya baju warna pink dan stocking pink. Katanya Lala akan memakai baju itu nanti."Tinggal nambahin sayap Bun," kata Lala.

Oke deh...akhirnya hari H tanggal 30 April pun tiba. Ternyata gara-gara melihat adiknya dan ayahnya membuat kostum robot dari dus, Lala langsung berubah pikiran. "Ik wil niet een flaminggo zijn. Ik wil een pizza berzorger," kata Lala yakin. Halaaah bunda nih yang pusing, karena ndak ada persiapan sama sekali. Tapi lala dengan yakinnya menyiapkan kostum sendiri. Kostumnya sederhana banget. Lala cuma membuat dasi untuk bajunya, dan beberapa potong pizza dari karton. Aku dan suamiku sudah berburuk sangka, waah pasti ini nanti Lala ga ada yang liat dan kasih apresiasi nih.

Eeh ndilalah..enggak tuh. Sampai di tempat tujuan, Lala langsung diam tak bergerak sambil memegang pizza, badan sedikit membungkuk dan tersenyum manis. Kalau ada orang memberinya uang, pizza di tangannya langsung bergerak-gerak seolah mempersilahkan orang tersebut untuk memilih pizza. Tak lama sang pizza berzorger pun diam tak bergerak lagi. Haduuh bunda jadi terharu ihiks, lala tampil dengan percaya diri sekali.

Begitulah pizza berzorger yang dilakoni Lala. Dan ternyata alhamdulillah, Lala dapat 20 euro hanya dalam waktu sebentar. Jumlahnya memang kalah banyak dibanding Malik, karena Lala lebih banyak jalan-jalan daripada jadi still stand. Setelah merasa uangnya cukup untuk membeli play mobil yang dia inginkan, Lala pun tak mau lagi jadi still stand. Dus, don't under estimate sama apa pun keinginan dan kreatifitas anak kali ya. Karena ternyata walaupun sederhana, orang tetep mengapresiasi. Mungkin karena semua keluar dari dirinya sendiri maka Lala bisa tampil oke, berekspresi sesuai keinginannya dan begitu percaya diri saat jadi still stand. Goed gedaan Lala!

EBG or ABG ??




EBG = Emak Baru Gede
ABG = Anak Baru Gede

Lebih pantas disebut apakah ibu-ibu ini, EBG or ABG? hehe

Ini kerjaan ibu-ibu narsis yang dengan riang gembira mau banget dijadiin model sama ibu fotografer. Duh senangnya punya teman jago motret, hobi narsis selalu tersalurkan hehe. Thanks mba ine, aku copy paste foto-fotonya nih buat kenang-kenangan kelakuanku selama di Groni hihi. Thanks juga buat Nisa, Senaz n Yeni buat acara seru-seruannya :-). Pokoknya udah siap-siap nih buat next destination, ga inget umur dah xixixi.