Rabu, 28 Juli 2010
Wenceslas Square dan Havelske Market Prague
Phfuih..akhirnya sampai juga di hari terakhir perjalanan kami. Kami harus sampai di airport jam 15.00 siang paling telat, karena pesawat kami ke Amsterdam akan berangkat pukul 17.05. Setelah check out dari hotel berikut aku kena diare, duh baru kali ini aku kena diare pas diperjalanan, akhirnya kami baru cabut jam 12 siang. Tujuannya tak lain tak bukan Old market, karena kemaren aku belum berhasil menemukan si market ini.
Setelah naik metro, kami pun tiba di Wenceslas Square, rupanya area ini merupakan area shopping. Ga heran kalo daerahnya luas banget dan toko-toko bermerk berjejer-jejer di tempat ini. Setelah foto-foto sejenak dan menemukan tumpukan brick wall di tengah jalan, kami berhenti lagi. Rupanya tumpukan kayu sebesar batu-bata warna krem ini sengaja dibuat untuk cari sumbangan, idenya bagus juga. Setiap orang boleh nulis apa aja dan menggambar apa saja, tapi harus bayar 5 euro satu balok kayu, nanti uangnya bakal disumbang untuk kemanusiaan. Lala dan Malik ambil satu balok dan menggambar barengan. Mereka menggambar bendera Belanda dan Indonesia lalu menuliskan nama masing-masing di sana.
Jam sudah semakin siang, untung akhirnya aku berhasil menemukan di Havelske Market yang ternyata letaknya di belakang gereja Church of Our Lady Before Tyn . Oalah rupanya pasar ini Cuma menjual souvenir di sisi kiri dan buah serta makanan khas Chezh di sisi kanan. Lumayan juga lah untuk liat-liatan. Yang unik ya banyak dijual maryonet, souvenir jam astronomical clock dan cemilan Chezh yang bentuknya bulat tipis sebesar piring, kalo dimakan kriuk-kriuk manis.
Belum puas rasanya menikmati pasar ini, tapi kami harus segera cabut. Kota Prague kalau diulik lagi mungkin sebenarnya memang cantik, meskipun menurutku lebih cantik Budapest, tapi berhubung kami disini di akhir perjalanan, sudah lelah dan sudah melewati kota-kota lain, jadi ya koq tampak biasa aja ya. Malik dan Lala juga menjadikan kota ini urutan favorit kedua paling bawah, berarti buat anak-anak memang kurang menarik kali ya. Anyway, Prague pastinya tetap cantik kalo di eksplore lagi lebih jauh dan dibaca lagi sejarahnya, karena memang tanpa tahu sejarah, kalao pergi melihat kota tua, pasti akan terasa garing dan ga dapat ruhnya, ciee….Bye…Bye..Prague..till we meet again someday, hopefully….!
Oya berikut ini daftar urutan tempat favoritnya Lala dan Malik selama jalan-jalan di Eropa Timur. Ketahuan banget kan betapa anak-anak ya maunya ke tempat yang anak-anak banget J.
1. Dresden karena ada dino parknya dan karena bisa main uno di rumah tante Nisa :D
2. Budapest, karena bisa berenang, kotanya cantik dan bisa ke labyrinth walaupun menakutkan.
3. Bratislava, karena ada patung cumil and friends
4. Wiena, karena ada atraksi maryonet
5. Prague, karena ada astronomical clock
6. Brno, kota paling membosankan hehe
Catatan lagi tentang anak-anak, ternyata makin besar, makin asyik jalan sama anak-anak karena mereka semakin mandiri dan bisa dimintain bantuan jadi ga bikin capek orangtuanya gituh. Misalnya:
1. Pas berangkat dan pulang, Lala dan Aik gantian dengan suka rela narik koper kecil.
2. Mereka antusias baca sendiri brosur-brosur yang buat mereka menarik, seperti misalnya Malik baca brosur tentang Labyrinth di Budapest, dan Lala diam-diam bacain buku guide yang dibawa ayahnya.
3. Mereka juga bisa bantuin solve problems kadang. Waktu di apartemen Budapest, Malik liat kursi yang bisa dijadiin tempat tidur, langsung deh Aik bergerak untuk membuat si kursi itu berubah jadi tempat tidur. Mba Lala juga bersedia nungguin koper-koper waktu aku dan suamiku lagi sibuk ngurus ini itu. Cihuy deh pokoknya.
4. Makannya juga jadi ga rewel, Lala mau coba segala macem makanan, Malik yang rada picky eater, tapinya dikasih roti beres dah.