Tak terasa, sudah dua bulan lebih aku tinggal di Diemen-Amsterdam. Wah, waktu seperti berlari, karena sejak datang aku dan suamiku sibuk beres-beres rumah yang kosong melompong. Suamiku mencicil pasang laminat, pasang wall paper, angkat-angkat barang dan kerjaan berat lainnya, aku bagian bersih-bersih. Tapi hingga sekarang belum juga kelar finishingnya, meski sudah nyaman buat dihuni. Lalu aku juga mulai sibuk beraktifitas, jadi betul-betul waktu berlalu begitu aja ga kerasa. Tapi aku menikmati sekali fase baru dalam hidupku ini, repotnya pindahan, repotnya cari rumah, hunting isi rumah sesuai budget yang terbatas, repotnya beberes rumah, cari sekolah anak-anak, lalu adaptasi. Tapi alhamdulillah semuanya lancar dan mengasyikkan deh.
Selama dua bulan lebih disini dan memerhatikan kondisi di tempat baru ini, adaptasi ga terlalu sulit, karena masih sama-sama di Belanda. Bedanya....Ini dia bedanya..:
- Sekarang ga berasa tinggal di dusun lagi, karena tempat yang diliat pilihannya banyak, pilihan pasarnya juga banyak, ga cuma centrum dan oriental kaya di Groningen :-).
- Tinggal di Amsterdam bisa seperti merasakan suasana di negara lain. Kalo belanja ke daerah Biljmerplein, Amsterdam Zuid Oost, kita kaya lagi ada di Afrika, karena banyak Black people. Nanti kalo pergi ke arah pertengahan Diemen-centrum Amsterdam, ke pasar Dappermarkt, berasa ada di negara Timur Tengah deh, banyak cewe-cewe kerudungan cantik-cantik, dan laki-laki berjubah atau bersorban.
- Setiap pergi kemana-mana, bahasa yang kedengeran juga selalu macem-macem, ke Amsterdam Zuid Oost kedengeran orang ngomong bahasa Afrika, India, ke Dappermarkt, bahasa Maroko, Turki, Arab. Naa giliran naik tram ke centrum, ntar kedengeran bahasa Itali, bahasa Spain, bahasa Cina, bahasa Prancis. Tapi yang pasti setiap naik tram, kereta, atau bus, selalu aja ada kedengeran orang ngomong berbahasa Inggris.
- Enaknya tinggal di Diemen, meski ga terlalu rame, tapi kalo mau cari keramean tinggal naik tram atau metro atau kereta 20 menit. Enaknya lagi kemana-mana masih bisa naik sepeda, ga perlu terus-terusan naik tram/bus/metro.
- Tempatku tinggal children friendly banget, banyak tempat bermain buat anak-anak dan banyak anak-anak. Jadi anak-anak lebih bisa sering main diluar. Waktu di Groningen kan banyaknya oma-oma dan Opa :-).
- Yang aku rindukan adalah acara kumpul-kumpulnya deGromiest, beda deh kumpul-kumpulnya student sama pekerja di sini. Ga bisa maen kartu lagi, maen memori, nyanyi-nyanyi gigitaran, makan enak tiap weekend wah pokoknya kumpul-kumpulnya dG ngangenin deh. Untungnya, berhubung rumahku deket Schippol, sebulan dua kali, biasanya ada temen yang nginep di rumah, jadi mengobati kangen deh :-).
- Bedanya lagi, di sini tempat belanja murah kaya Aldi dan action gitu rada jauh. Kalo dulu kan tinggal jalan ke belakang rumah, sekarang kudu naik bus hiks.
-Bule-bule disini lebih familiar sama orang asing, jadi mereka terlihat lebih ramah dan welcome.
- Kalo belanja daging di toko Turki wah kumplit euy, jeroan halal ada, daging paha atas or paha bawah ayam yang udah dikulitin ada, daging ayam giling dan ceker halal juga ada. Malahan otak sapi, kepala sapi, lidah dan yang aneh-aneh gitu juga ada seh, pokoknya perdagingan halal disini kumplit :-)
- Hmm..apalagi ya, kayanya baru segitu yang kerasa beda, yang lainnya ya sama aja, wong masih sama-sama tinggal di Belanda :-)