Aku hanyalah setitik air diantara luasnya samudra.
Aku, siapa aku ini, manusia yang entah telah berapa lama mendua
Menduakan cintaku padaNya
Hanya karena meminta puji, pujinya manusia.
Aku siapakah aku ini
Mengapa aku resah gelisah
Ketika dunia berkata
Hai kamu gila
Kenapa harus resah dan gundah
Bukahkah puji hanya milik Allah semata?
Aku tak ingin lari dari semuanya
Aku ingin menikmati saja
Hari-hari tanpa puji
Hari-hari penuh caci
Karena semua membuatku tahu diri
Mengerti bahwa aku tak punya diri
Aku bukan siapa-siapa
Aku hanyalah sebuah titik diantara luasnya samudra
Akankah mengalahkan samudra
Oh tidak, jangan jangan lakukan semua
Sesungguhnya samudra itu hanyalah ingiin menampung
Semua kesahmu semua nodamu
Sesungguhnya ia hanyalah ingin menyucikan jiwa-jiwa
Jiwa-jiwa yang ingin mendekat kepadaNya
Kepada sang pemilik Cinta
Sungguh nikmatnya tiada dua
Bila aku bisa menerima semuanya
Hina caci maki itu biasa
Karena segala puji hanya milik Dia
Dia sang penguasa samudra
Dia sang pemilik langit dan jagatraya
Dia yang menuntunku kejalan samudra
Dia yang membuatku merana untuk sebuah jalan cinta
Oh sungguh indahnya tiada tara.
Sungguh sungguh sungguh tiada mutiara seindah dalam samudra
Sungguh sungguh sungguh tiada rela Ia dibagi dua
CInta ya cinta itu hanya untukNya
Jangan jangan kau bagi ia dengan sebuah nista
Nista namanya kalau kau masih saja resah gelisah gundah
Ketika kau dihina
Sudah biarlah
Biarlah mereka berkata apa
Karena sesungguhnya engkau memang layak terhina
Engkau sungguh sungguh layak terhina
Kau tahu mengapa
Karena engkau bukan siapa-siapa
Engkau hanyalah setitik noda diantara samudra
Engkau hanyalah sebuah keniscayaan diantara semua
Hanya dan hanya Dia sesungguhnya yang Maha sempurna
Jangan jangan kau duakan cintaNya
Biar biarkan mereka berkata apa
Karena dikala kau memendam rasa
Sesunggguhnya cinta itu memburai menaungi seluruh jiwa
Allahuma sholli Ala syayidina Muhammad...
Sungguh tak Aku ciptakan Muhammad kecuali agar engkau meneladaninya
Sungguh tak mungkin Aku membuatmu menderita
tanpa Aku membuatmu sempurna jiwa dan raga
Tunggu hingga tiba masanya
Jika kau selalu rela menyucikan jiwa
Maha suci Engkau ya Allah dengan segala rasa cinta
Sungguh aku tak ingin mendua
Sungguh aku tak akan mendua
Karena dibalik raga ini Engkaulah didalamnya
Engkaulah pengatur jagat jiwa
Sungguh aku hanya bisa menjadi mata-mata
Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah
Sallamunqoulamirrobirrahim..
Groningen, 8 Desember 2006Ketika mendung bercahaya
Nes, are you alright?baik-baik aja kan?
ReplyDeleteDuh, melow banget mba' Agnes...
ReplyDeleteMana disini lagi mendung, ujan dan angin kenceng... :(
Semoga semuanya dimudahkan dan dilancarkan ya mba'... Amien
Salam hangat dari VG :):)
I hope everything is going okay with you ya mbak Agnes :-)
ReplyDeleteSebuah pikiran yang melintas saat membaca ini :
ReplyDelete"Saya juga.., hiks.."
amin...semoga baik-baik aja ya nes.
ReplyDeleteDimanapun,
ReplyDeleteApapun,
Kapanpun,
Siapapun,
Dapat mengambil makna
Dari setiap uji coba
Bagaimanapun bentuknya
Manis pahit tak berbeda
Sebab semua
Pemberian Yang Maha Kuasa....
(By: Andi Analta Amier)
Bunda Agnes , aku numpang lewat aja ya :-)
Ikut mengamini Mbak Sofie, dan juga semoga tidak ada apa2 bunda.
ReplyDeleteikut amiin juga. hope everything OK
ReplyDeleteMe juga...
ReplyDeleteDoakan agar Me juga
agar tak menduakan cinta padaNya...
Insya Allah
visit Bila site :-)
http://betterkidz.com
hummm....i'm wondering what's the background underlying this poem?
ReplyDeletewahh poem yang bagus =)
ReplyDeletebunda agnes ...smg baek2 aja yaaa :x luv yu
ReplyDelete*peluk*
ReplyDeleteAgnes, darling.....senyum atuh....
ReplyDeleteNes,damang sadayana?
ReplyDeleteNow I'm all right mbak :-) Tx banget buat perhatiannya mbaa :-)
ReplyDeleteAlhamdulillah mbaa, sesudah kesulitan memang selalu ada kemudahan. Makasih banyak yaa doanya :-)
ReplyDeleteSekarang udah oke Wi, makasih banyak ya, aku terharu waktu baca komen dewi dan temen-temen di MP yang perhatian bgt sama aku, makasih ya say :-)
ReplyDeleteYa, memang begitu adanya ya mas :-)
ReplyDeleteterharu, banyak yang mendoakan. Makasih ya mbaa :-)
ReplyDeleteInsya Allah dah oke mbak, hikmahnya banyak banget :-) Makasih ya mbaa :-)
ReplyDeleteDuuh bener banget srie, manis pahit memang tak beda, cuma digilirkan dalam kehidupan manusia. Tx banget buat kirimannya ya say :-)
ReplyDeleteAmin mbaa, aku doakan. Insya Allah :-)
ReplyDeleteYa biasa lah li, hidup memang isinya cuma pergiliran manis dan pahit kan ya. Dan setiap dikasih pahit, insya Allah akan semakin bikin kita kuat, smoga :-)
ReplyDeleteMakasih yaa :-)
ReplyDeleteHiks terharu, makasih ya mbaa, insya ALlah sekarang dah oke. Luv u too mbaa :-)
ReplyDelete*Balas peluk* Thanks ya say :-)
ReplyDelete*senyum* dah senyum sus sekarang hehe, makasih yaa :-)
ReplyDeleteAlhamdullillah nis, ayeuna tos damang, nuhun pisan perhatianna :-)
ReplyDeletealhamdulillah, kita masih diingatkan ya Nes.
ReplyDeleteSebuah renungan jiwa yang sangat bagus, memang kiita semua tidak ada apa2nya dibandingkan dgn kekuasaaan Allah. Buat apa kita sombong........? Betul gak bunda agnes?
ReplyDeleteAllah itu sesuai persangkaan hambanya. Kalau kita menyangka Dia Jahat akan terasa jahat seluruh dunia.
ReplyDeleteDan entah kenapa, terkadang kita juga sering memandang rendah diri kita. Padahal manusia itu, sebaik-baiknya ciptaan Yang Esa, loh
Iya mbak alhamdulillah banget, oya makasih linknya tea, cucok bener deh :-)
ReplyDeleteYup betul banget mas :-)
ReplyDeleteTergantung konteksnya kali ya de, secara umum memang begitu. Tapi selalu ada hal-hal yang tidak umum, bukan begitu :-)
ReplyDelete