Friday, December 29, 2006

Cerita Berputar "Monster Kribble Ayah"


Cerita berputar selain bisa mengasah imajinasi,
ternyata juga merupakan permainan yang disarankan oleh pengarang buku
'Einstein Never Used Flash Cards' agar anak memiliki kemampuan membaca
yang baik. "Untuk bisa membaca, anak-anak perlu mengembangkan pemahaman
bahasa yang kuat. Anak dikatakan memiliki pemahaman bahasa kuat bila
telah menguasai empat kemampuan dasar. Empat kemampuan dasar tersebut
meliputi, penguasaan kosa kata, kemampuan bercerita, kesadaran fonologis (pengucapan huruf dan kata), dan kemampuan
membaca simbol yang membentuk huruf, kata dan kalimat,” kata buku itu.


Anak yang lancar membaca ternyata belum tentu memiliki kemampuan
yang baik dalam hal membaca. Karena faktor yang dinilai dalam kemampuan
membaca ini bisa banyak, misalnya si anak harus mengerti bacaan dengan
komperhensif, mengerti konteks, bisa mengaitkannya dengan hal lain, dan
macem-macem banyak deh. Dan kemampuan ini yang terus berkelanjutan
dikembangkan seiring dengan pelajaran membaca di sekolah.


Bermain cerita berputar selain bisa mengasah kemampuan bercerita,
juga asyik. Asyiknya bukan hanya buat anak-anak, tapi kadang bisa
menghilangkan penat dan lelahku. Baru saja aku melepas tawa bersama
suami dan anak-anakku gara-gara bermain cerita berputar ini. Kenapa
bisa ketawa ngakak? Soalnya isi ceritanya bener-bener suka-suka kita,
bisa liar, gila dan unbelievable hehe


Cerita diawali oleh Lala. Kemudian Malik melanjutkan, lalu aku, suamiku
begitu seterusnya. Kami bikin kesepakatan, siapa yang sering
mengulang-ngulang kata 'terus' atau 'habis itu' bakal di cium dan
dikitik-kitik (sebab anak-anak kalau mengawali cerita pasti pake
kata-kata itu melulu, maksudnya biar mereka bisa mengurangi pemakaian
kata-kata itu). Begini cerita sore tadi:


Lala: "Suatu hari ada Lala. Satu Lala, hihihi"

Malik:"Suatu hari ada Malik. Satu Malik." *Nyengir*

Bunda:"Malik dan Lala pergi kamperen (camping) ke hutan."

Ayah:"Tiba-tiba..."*ayah bersuara keras dan melotot*

Lala dan Malik: " Aaaah...Ik ben bang..Ik ben bang (aku takut..aku takut)," berteriak sambil merapatkan diri*

Ayah:"Terdengar suara GEDEBAM GEDEBUM keraas sekali." *Sambil ngomong
mata ayah masih melotot dan kedua tangan di angkat ke atas seperti mau
menerkam.*

Lala:"Sekarang mbak Lala..sekarang mbak Lala" (Lala selalu mau
ceritanya happy ending dan nggak mau yang serem-serem, jadi dia maunya
ambil alih duluan hehehe)

"Ternyata itu monster kribble (monster tukang kitik-kitik). Tapi itu
monster kribble ayah. Dia hanya mau ngitik-ngitik ayah, keteknya ayah.
Ndak mau ngitik-ngitik yang lain." (Lala tau ayah paling nggak kuat
dikitik-kitik keteknya hehehe)

Hahaha semua ketawa."Good ide La," kataku.


Malik:"Monster itu kribbel-kribble ayah." *Nyengir*

Bunda: *mikir* "Naaah karena tangan monster ngitik-ngitik ayah terus,
tangan si monster berubah jadi ijo dan bengkak karena keteknya ayah bau
hahaha."

Hehehe semua ketawa.


Ayah:*Mikir juga* "Setelah itu tangan si monster jadi berlumut dan dari
jari-jarinya pelan-pelan keluar akar (Ayah cerita sambil nunjukin
jari-jarinya teuteup pake melotot). Dari akar itu terus tumbuuh jadi
pohon tomat. Dan akhirnya keluar buah tomat! Hehehe" *Nyengir*

Lala: "Monsternya kasih tomat ke ayah. Dan ayah makan tomatnya."

Malik:"Hihihi..habis itu..habis itu...tomatnya dimakan ayah sampe banyak. Terus ayah omplove (meledak) BUM!"

Hahaha semua ketawa ngakak


Bunda:"Karena meledak, badan ayah terpisah-pisah jadi lima. Kepalanya
loncat, kaki kanannya juga loncat, kaki kiri, tangan dan kanan kiri
juga terpisah-pisah." Hehehe...

Ayah:"Huhihihi..Hohohoho...Huohi...Hihiho..hohoho...Tiba-tiba ada suara-suara mendekat ke api unggun. TERNYATAAAA..."

Lala dan Malik:"Hiii..Aaah..." *Saling merapatkan badan ketakutan*

Ayah:"Si kaki kanan bilang, aku kedinginan..hihoho...huuuu DIMANA
TEMENKU YANG LAIN...HUUU....lalu kaki kiri loncat-loncat mendekati api
unggun. Dia juga bilang aku kedinginan. Tangan kanan kaki dan kepala
akhirnya berkumpul mengelilingi api unggun."

Lala:"Nu Ik..nu Ik (sekarang aku..sekarang aku) Ayah berubah lagi jadi satu ayah." (keukeuh nggak pengen yang serem-serem)

Malik:*Nyengir* "Tapi habis itu ayah makan tomat lagi banyaak, terus
ayah omplove lagi BUM! Ayah jadi banyak lagi hehehe" *Nyengir lagi"

Hahaha semua ketawa deh. "Sekarang omplov jadi berapa Ik ayahnya?"tanyaku.

Malik:"Jadi banyaaak! Hondred milyun tachtig milyard!"

Bunda:"Waaah banyak sekali...Naah lalu besoknya waktu Lala sama Malik
bangun dan keluar dari tenda, mereka kaget. Hah apa ini? Ternyata ada
timbunan puzzle badan ayah yang meledak! Saking banyaknya, ayah jadi
potongan puzzle-puzzle banyak sekali."

Ayah:"Lala dan Malik bingung. Malik mikir sambil merenung (telunjuk
ayah ditempelin di kepala sambil berlagak mikir). Saking bingungnya,
terus Aik ngupil dan upilnya dimasukin mulut."

"Hahaha! Ayah geuleuh! Jijay!" Aku ketawa sambil sebel.


Ayah:"Naah karena melihat aik ngupil, puzzle ayah ketawa, terus berubah lagi deh jadi satu ayah hehehe."

Lala:"Ayah yang satu pake topi, terus tiap buka topi jadi ada ayah
lain. Topinya ada lagi, terus jadi ayah lain lagi. Ayahnya jadi banyak
dari A-Z!" *Melotot sambil ngeliatin gigi-gigi*

"Mm ayahnya jadi 26 ya," kataku. Lala mengangguk sambil nyengir.

Malik:"Aik bikin pohon kaya patrick sama sponge bob " *ga nyambung rada liyer hehe*

Bunda:"Terus, malem-malem ayah yang 26 ini kelaperan. Mereka
ngelilingin Lala sambil bilang, laper! laper! makan! makan! Lala
kebingungan."

Ayah:"Satu ayah bilang, kalo gitu kamu makan tomat aja biar bisa
berubah jadi banyak. Lalu Lala makan tomat, dan betul aja! Lala berubah
jadi 26 dari A-Z. Dan tiap satu lala masakin satu ayah. Hehehe"

Lala:"Good idea Yah" *Nyengir* "Habis itu Lala mm..mm berubah jadi satu lagi."

Malik:"Ayah yang banyak (yang 26 orang maksudnya) makan tomat lagi dan omplove lagi hahaha!" *Ketawa puas banget*

Hahaha kami semua ketawa juga.


Bunda:"Besoknya Lala dan Malik bingung, hah ada gunung puzzle di depan
tenda! Ternyata itu timbunan ayah yang 26 orang meledak tadi, dan
saking banyaknya ledakannya, berubah jadi gunung puzzle deh."

Ayah:"Malik bingung, terus mikir. Tadi puzzle ayah berubah jadi ayah
lagi setelah Aik makan upil. Naah sekarang upilnya aik udah ga ada
lagi."

"Upil aik udah op (habis)!" teriak Aik.

"Psst..pesan moral..pesan moral biar ga makan upil," bisikku ke ayah
(belakangan ini aik suka reflex abis ngupil di makan hiks yiaks jijay
bajay banget yaks, tapi hiks gimana ya dasar anak-anak hehe kasian dia
juga ga pengen gitu sebenernya. Pas ditanya niru sapa Ik, dari aik
sendiri, gitu katanya hehehe geuleuh deh pokoknya)

Ayah:"Iya upil Aik udah op.Terus Aik dapat ide. Aik tetep ngupil tapi
pake tissue, terus tissuenya dibuang ke tempat sampah. Dan akhirnya si
gunung puzzle ayah berubah lagi jadi satu ayah hehehe" *maksa*

Lala:"Terus Lala pulang ke rumah ketemu Bunda."

Malik:*Nyengir wajah jail* Terus..terus...ayah makan tomat lagi dan omplove lagi hahaha (keukeuh)"

"Yaa koq omplove lagi, terus gimana?" tanyaku.

Malik:"Ayah berubah jadi gunung puzzle lagi banyaak. Terus Aik ketawa. Einde. (selesai)"

Hahahaha semua ketawa hihihi Aik..Aik keukeuh ayah kudu omplove
hehehe...Bener-bener cerita ga jelas, suka-suka dan liyer! Tapi lumayan
menyegarkan utek yang lagi jutek :-)




Friday, December 22, 2006

Ketika Tirai Menjelma Lentera






Ketika hati bertanya
Dimana, dimana aku

Aku, aku adalah sebuah lentera

Sinarnya menerangi jagat jiwa

Ketika hati bertanya

Dimana, dimana tempat kembalimu

Engkau, aku kamu siapapun itu tak akan pernah tahu

Hingga tabir itu terkuak, terbuka menganga

Aku adalah sebuah pencarian panjang

Hingga maut memisahkan

Aku bukanlah sesuatu yang mudah kau pandang

Ia seperti mutiara di dalam sekam

Ia tak mampu kau buka tanpa kau tertunduk, menggosoknya

Menggalinya, menguak tabir tabirnya satu per-satu


Hingga tabir itu memancarkan lentera

temaram hangat membuai jiwa

Tidak! Tak! Ia tak akan pudar

Ia selalu dan selalu menyala

Memesona mengguncang dunia


Kau tahu betapa semua itu hanya akan membuatmu bisu

Tak mampu berkata-kata

Tak mampu bicara

diam seribu bahasa

Kau, sungguh! Kau tak akan mampu bilang apa-apa

Bibirmu kelu wajahmu pias membiru

Bila kau tahu bagaimana rasanya


Rasa apa?

Rasa ketika tirai menjelma lentera

Kau terpaku, menganga tak percaya

Bahagia itu tak bernama

Bahagia itu nikmatnya tak bisa kau raba


Bila suatu ketika tabir menjelma lentera

Seperti malam mengurai fajar.

Bila masa itu tiba terbuka menganga

seperti cahaya menembus jagat raya

Saat-saat itu akan berbuah juga


Ketika kau berjuang menguaknya

Satu demi satu, berlari berjalan merangkak

Satu demi satu, berpeluh melepuh rapuh

Hingga kerak-kerak itu legamnya tak lagi kelam

Perlahan, seperti angin bertiup tak kencang

Sinarnya merona kemilau menyala

Menghidupkan lentera!

Oh sungguh! tiada asa seindah asa kepada lentera

Oh sungguh! indah itu tak berupa saking luar biasa

Subhanallah! Maha suci Engkau wahai pemilik semesta!


Ingatlah ketika engkau bertanya siapa Tuhanmu

dan kau menjawab," Tuhanku adalah Allah!"

Siapakah dia yang menjawab itu

Aku, ya ,aku sang lentera

Yang dulu menyala dan kini pudar kelam padam


Oh sungguh!..sungguh merugi dia!

Dia siapa? Dia! ya dia!

Dia yang enggan merunduk membuka tabir lama

Tabir itu, kau tahu tabir itu?

Itulah ia yang mengantarkan manusia ke jalan samudra

Jalan-jalan orang yang dimuliakan, disucikan, disempurnakan!

Wahai manusia sungguh tak Kuciptakan bumi dan segala isinya

kecuali hanya dan hanya sebagai bukti perumpaan jagat jiwa.


Manusia oooh manusia, mengapa tak kau buka tabir itu

Sungguh sungguh sungguh! Itu lah jalannya!

Jalan menuju cinta, jalan menuju samudra tak bertepi

Jalan menuju Sang Maha, penguasa jagat jiwa dan semesta


Sungguh bukalah ia wahai jiwa-jiwa!

Sungguh tak ada tempat terindah selain mutiara itu

Mutiara jagat jiwa ketika bersamanya lentera menyala

Hilang hilang sebuah peradaban

Kau tahu mengapa?

Karena tak ada, tak ada! Satu pun tak ada

Satu jiwa yang mau berupaya

Membuka lapisan kerak-keraknya

Hingga kelam menyelimuti jagat jiwa


Oooh tidak! Jangan! Jangan lakukan itu lagi

Cukup. Cukup sudah satu peradaban musnah.

Jangan! Jangan ulangi ia. jangan contoh ia.

Karena sesungguhnya bumi dan semesta bertasbih

Menunggu sebuah peradaban mulia.

Dimana didalamnya lentera-lentera itu menyala

Bagaikan api menembus kelamnya jutaan malam

Sungguh! Pesonanya tiada dua!


Salamun Qoulammirrobbirrhohim

Allahuma sholliala sayyidina Muhammad


Ketika kabut bersahaja


Groningen, 22 Desember 2006








Saturday, December 16, 2006

"Lala en Slaapbiertje Cake" (Horeee! Akhirnya bisa bikin fondant :-))




Duh aku mo bikin tulisan ini di bagian 'recipes' tapi ga nemu-nemu juga caranya hiks kesian deh gw. Ya sud lah di tulis di blog aje mumpung lagi mau nulis :-).

Setelah sekian lama kuralang-kuriling nyari fondant, akhirnya nemu juga si fondant di Belande. Yang jelas di Groningen kaga ade. Tadinya pengen bikin sendiri, tapi diitung-itung koq harganya ga jauh beda sama beli, sama-sama mahal. Duh pokoknya si fondant ini cukup menguras kantong student deh, mahal pisaan. Belom lagi pewarnanya. Waah bener-bener bikin bangkrut.Apalagi kudu pake ongkos kirim, halaah :(. Untungnya kemaren sih nitip temen. Tapi koq dibela-belain? Huhuhu iya abis gimana ya penasaran banget sama yang namanya fondant, berikut dipikir-pikir ga setaun sekali juga deh bikinnya. Ini cuma dalam rangka ulangtahunnya Lala aja nih, yang jatuh pada hari ini.

Wuih Lala seneng buanget. Dari awal dia udah milih mau tema Teddy Bear yang lagi tidur di tempat tidur. Dan pas bikin ya ampuun..exciting banget dia. Aku cuma kebagian bikin kue, selimut, lantai n si Lala bulenya (Lalanya jadi bule soalnya ga punya pewarna item hehe). Yang laen-laennya lala yang bikin kerjasama sama Malik. Ternyata bikin fondant cake itu gampang banget yak, anak-anak aja bisa hehe.

Cuma berhubung daku pengiritan dan biar rasanya lebih enak, tempat tidurnya aku cover pake Chocolate paste bukan pake fondant. Jadi deh hasilnya tidak mulus (ngeles.com hehe). Tapi memang aku baru tau kalo ternyata chocolate paste itu ga bisa buat cover kue, ato tergantung jenis choklatnya kali ye soalnya kalo liat di link sini bisa tuh.


http://www.traceyscakes.co.uk/pagesnew/usefulinformation/shop_classes.htm

Yaa..yang jelas mah mereka dah expert sedangkan daku pemula buanget hehe. Mana pas bikin chocalate pasta salah beli glukose syrup pula. Resepnya kan pake light corn syrup, naa kupikir sama aja sama suikerstroop dalam bahasa belanda. Ternyata mustinya beli yang fijne suikerstroop. Jadi sebagian chocolate pasta ku berwarna kuning deh.



Oya kuenya aku pake resep 'devil's food cake' yang beredar di NCC, dari mbak luluk kalo ga salah. Belum tau rasanya enak apa enggak, kuenya mungkin baru dipotong besok-besok, mo dipandangin dulu ma anak-anak :-). Yang jelas mah hasilnya tentu tidak rapih karena yang bikin pan anak-anak (ngeles lagi dah :-)) Tapi pokoknya ga kapok deh kalo suruh bikin lagi, malah anak-anak mah ketagihan. Yang kapok cuma duitnye hehe



Tuesday, December 12, 2006

Link tentang parenting

http://betterkidz.com
Situs ini lengkap berisi tentang parenting dalam bahasa Inggris. Mbak Me si empunya situs ini rajin buanget milihin topik-topik yang bermanfaat buat orangtua. Ada cerita berhikmah juga versi Indonesia, ada berita, teks lagu-lagu anak wah pokokknya komplit deh. Worthy buat ditengok dan dipraktekkan ilmunya tentu :-)

Better Kidz | Better Kids Guide - Home

Friday, December 8, 2006

"Ketika Aku Terhina"

Ketika Aku Terhina


Aku hanyalah setitik air diantara luasnya samudra.

Aku, siapa aku ini, manusia yang entah telah berapa lama mendua

Menduakan cintaku padaNya

Hanya karena meminta puji, pujinya manusia.



Aku siapakah aku ini

Mengapa aku resah gelisah

Ketika dunia berkata

Hai kamu gila

Kenapa harus resah dan gundah

Bukahkah puji hanya milik Allah semata?


Aku tak ingin lari dari semuanya

Aku ingin menikmati saja

Hari-hari tanpa puji

Hari-hari penuh caci

Karena semua membuatku tahu diri

Mengerti bahwa aku tak punya diri


Aku bukan siapa-siapa

Aku hanyalah sebuah titik diantara luasnya samudra

Akankah mengalahkan samudra

Oh tidak, jangan jangan lakukan semua

Sesungguhnya samudra itu hanyalah ingiin menampung

Semua kesahmu semua nodamu

Sesungguhnya ia hanyalah ingin menyucikan jiwa-jiwa


Jiwa-jiwa yang ingin mendekat kepadaNya

Kepada sang pemilik Cinta

Sungguh nikmatnya tiada dua

Bila aku bisa menerima semuanya

Hina caci maki itu biasa

Karena segala puji hanya milik Dia


Dia sang penguasa samudra

Dia sang pemilik langit dan jagatraya

Dia yang menuntunku kejalan samudra

Dia yang membuatku merana untuk sebuah jalan cinta

Oh sungguh indahnya tiada tara.


Sungguh sungguh sungguh tiada mutiara seindah dalam samudra

Sungguh sungguh sungguh tiada rela Ia dibagi dua

CInta ya cinta itu hanya untukNya

Jangan jangan kau bagi ia dengan sebuah nista

Nista namanya kalau kau masih saja resah gelisah gundah

Ketika kau dihina


Sudah biarlah

Biarlah mereka berkata apa

Karena sesungguhnya engkau memang layak terhina

Engkau sungguh sungguh layak terhina

Kau tahu mengapa

Karena engkau bukan siapa-siapa


Engkau hanyalah setitik noda diantara samudra

Engkau hanyalah sebuah keniscayaan diantara semua

Hanya dan hanya Dia sesungguhnya yang Maha sempurna

Jangan jangan kau duakan cintaNya

Biar biarkan mereka berkata apa

Karena dikala kau memendam rasa

Sesunggguhnya cinta itu memburai menaungi seluruh jiwa


Allahuma sholli Ala syayidina Muhammad...

Sungguh tak Aku ciptakan Muhammad kecuali agar engkau meneladaninya

Sungguh tak mungkin Aku membuatmu menderita

tanpa Aku membuatmu sempurna jiwa dan raga

Tunggu hingga tiba masanya
Jika kau selalu rela menyucikan jiwa


Maha suci Engkau ya Allah dengan segala rasa cinta

Sungguh aku tak ingin mendua

Sungguh aku tak akan mendua

Karena dibalik raga ini Engkaulah didalamnya

Engkaulah pengatur jagat jiwa

Sungguh aku hanya bisa menjadi mata-mata


Tiada Tuhan selain Engkau ya Allah


Sallamunqoulamirrobirrahim..

Groningen, 8 Desember 2006

Ketika mendung bercahaya

Saturday, December 2, 2006

'Kacamataku' (Summary Air Mata Untuk Seorang Dai)








Aku merasa perlu untuk mengikat proses belajarku dalam kejadian poligaminya Aagym yang kemaren bikin aku kecewa. Ternyata betul, pasti ada pesan Allah dari kejadian ini buatku. Aku menangis, aku tertawa, aku kecewa, aku bahagia semua dari Allah. Ternyata betul, tidak sia-sia air mata yang kukeluarkan, aku dapat banyak sekali pelajaran. Karena itu lah aku ingin mencatatnya.

Pertama, tentang kacamata, (thanks to mbak eva yang sudah dengan tepat menggambarkan apa penyebab kekecewaanku :-)), ya rupanya si kacamata ini penyebabnya. Tanpa sadar aku sudah memaksakan kacamataku untuk dipakai orang lain, (dalam hal ini Aa Gym sebagai tokoh yang kukagumi). Dan akibat dari pemaksaan kacamata ini, aku jadi terlibat secara emosional. Pelajarannya, aku jadi ingin lebih menyelam ke dalam diri. Ternyata, apapun itu, lebih baik aku menjadi penonton saja untuk kejadian-kejadian manusia di luar diriku.

Terbukti, kalau aku masih saja memaksakan kacamataku untuk dipakai orang lain, saat baca-baca berita seputar beliau, aku masih tetap kecewa dan masih terus saja ngomel-ngomel.Padahal sang dai sudah kasih klarifikasi ya, dan sudah menjelaskan duduk perkaranya( walaupun masih diplomatis). Mbok yao mulutku ini diem aja, memaklumi pilihan belio saja, wong belio ya nggak melakukan dosa koq, wong memang nggak dilarang agama koq. Tapi ya begitu lah, teuteup ini mulut ga bisa dikunci hehe. Contohnya dan yang paling hobi kusebut-sebut hehe,"Kalau gitu, kenapa harus sama mantan model cantik dan lebih muda? Kenapa harus poligami yang jadi solusi untuk kehancuran moral? Kenapa bukan akarnya yang diberantas? Memangnya kalo udah poligami, trus orang yang pada dasarnya 'doyan gituan' nggak bakal selingkuh lagi? Emergensi exit itu kan bisa diada-adain, siapa yang bisa mengukur emergensi ato bukan? Walaupun istrinya ikhlas dan anak-anaknya ikhlas, tapi kan teteup mereka harus melewati proses sakit, padahal menyakiti hati itu kan ga boleh,"...dst..dst... Kesian deh suamiku musti jadi keranjang sampah menampung omelanku hehe.

Tapi untungnya, suamiku selalu mengingatkan untuk cukup menonton saja kejadian di luar sana.Pelajaran yang lebih pentingnya adalah soal menyelam ke dalam diri. Aku dan suamiku jadi mengevaluasi lagi, apa sih sebetulnya kacamata kami dalam soal poligami dan keluarga? Aku lagi-lagi diskusi sama suamiku, dan minta masukan juga dari seorang sahabat. 'Kacamata' kami akhirnya berbicara begini:

- Meskipun tidak dilarang, dan bukan anjuran, poligami bagi kami adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa. Rosulullah adalah manusia yang luar biasa. Beliau adalah manusia yang sudah dimaksum, segala ucap, langkah dan laku beliau semua sudah disetir oleh Allah. Soal keadilan, tentu saja Rosulullah sangat bisa berlaku adil baik fisik dan jiwa, karena Allah sudah memberikan banyak kelebihan pada beliau. Soal poligami, istri-istri beliau pun diberi kemampuan lebih, bukan sembarang manusia pula.Tapi manusia biasa? Hmm... wallahualam. Jadi, poligami bukan pilihan kami.

-Agama diciptakan justru untuk mengekang hawa nafsu. Jadi bagi kami poligami tidak bisa dijadikan solusi untuk mengekang hawa nafsu. Mestinya agama lah yang bisa mengekang hawa nafsu itu. Sehingga keinginan untuk punya TTM atau keinginan untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan libido mestinya tidak diikuti, karena sudah berusaha baik-baik mengikuti jalan agama (seperti sholat, puasa, zikir, shodaqoh, zakat, dll).

-Keluarga adalah inti dari masyarakat. Keluarga yang baik akan melahirkan masyarakat yang baik pula. Dari sini lah kerusakan moral bisa dicegah. Dan dalam keluarga, cinta adalah intinya, cinta dari Allah yang telah dianugrahkan kepada hati-hati kami. Bila kami membersihkan hati-hati kami, maka cinta Allah itu akan semakin memancar kepada kami. Karena itu kami ingin memelihara cinta itu sebaik-baiknya, menggalinya lagi dan lagi. Menggosok kerak-kerak dalam hati kami lagi dan lagi. Kami ingin membangun cinta, cinta dan cinta itu dalam keluarga. Karena kami yakin dari sanalah cinta itu akan menyebar ke sekitar dan alam semesta.

-Kami merasa, dengan poligami, cinta yang telah dititipkan kepada kami itu tak akan lagi bisa kami jaga baik-baik. Contohnya, semalam aku menatap anak-anakku yang tertawa dengan riangnya karena digelitiki suamiku. Ah sungguh betapa bahagianya aku melihatnya. Dan aku membayangkan seandainya saat itu ada istri lain dan anak-anak lain dalam rumah itu, akankah aku sebahagia itu? Duh membayangkannya saja sudah ngilu. Bisakah aku menjaga cinta dengan hati yang ngilu? Sungguh, aku tak mampu!

-Bagi kami cara termudah untuk membersihkan hati adalah dengan bersyukur dan bersyukur. Karena hanya dengan selalu bersyukur, jalan menuju keikhlasan itu terbuka lebar. Cara lainnya tentu dengan ibadah-ibadah yang sudah dianjurkan oleh agama. Tapi yang sangat membantu rasanya dengan banyak-banyak berpuasa, karena puasa bisa membersihkan hati dan mengendalikan diri. (Semoga kami dijauhkan dari rasa malas untuk melakukannya).
Insya Allah kami yakin, asalkan kami selalu meluruskan niat untuk selalu membersihkan hati seperti ini, Allah akan memudahkan.

-Nafsu dan cinta bedanya tipiiiis sekali. Karena itu membersihkan hati sebersih-bersihnya ini menjadi tugas yang teramat penting. Disanalah 'rumah' Allah bersemayam. Badan ini hanya wadah. Ketika wadah dan hati sudah bersih, Sang Empunya wadah lah yang akan bekerja.

-Kami hanya ingin menyaksikan saja episode-episode manusia di luar diri kami sebagai jalan munculnya pesan dan petunjuk bagi perjalanan diri kami. Biarlah orang lain yang melakukan poligami itu menjadi urusan Allah. Di dalam Allah, diluar pun Allah, dimana-mana Allah. Allah sudah atur semua, tugas kami hanya bersih-bersih.

Kira-kira begitu kesimpulan kami. Kalau dari suamiku, bahasanya begini:

Keluarga itu seperti masyarakat kecil.
Kebahagiaan dalam penerbangannya,
hanya akan terasa jika Allah memberikan anugerah
berupa rasa cinta di dalamnya.


Rasa cinta yang dari Allah ini bersemayam di dalam hati
seperti mutiara yang tersembunyi dalam kerang.
Rasa cinta itu bersinar ke luar, ke sekitar,
seperti cahaya lampu
yang menerobos bola kaca yang jernih.


Tugas kita hanyalah membersihkan hati,
sebersih-bersihnya,
agar mutiara itu nampak,
agar cahaya itu menyemburat ke luar.

Dan untuk membersihkan hati,
tugas kita hanyalah BERSYUKUR.
Mensyukuri segala yang ada,

karena itulah pemberian dari Allah.
Dia Yang Maha Tahu kebutuhan kita,
dan jangan sekali-kali kita jahil
dalam memanipulasi keadaan keluarga dan diri kita.

Hanya dalam hati yang bersih saja,
cinta suci dari Allah akan keluar membuat bahagia keluarga.


Dan pada gilirannya,
sebuah keluarga yang penuh cinta dari Allah,
akan dipersembahkan olehNya
kepada masyarakat, bangsa, dunia, dan alam semesta
sebagai rahmat.

Namun, cinta dan nafsu itu tipis sekali batasnya.

Cukuplah kita berusaha membersihkan hati, sebersih-bersihnya.
Dan Allahlah yang akan membimbing
perjalanan orang-orang yang ingin membersihkan hatinya.

Biarlah orang-orang yagn melakukan poligami
itu menjadi urusan Allah.

Itu juga dari Allah, karena Dia punya maksud tertentu,
untuk memperlihatkan kepada kita hikmah.

Dan cukuplah buat kami,
melihat ke dalam diri dan membersihkannya.
Semoga cinta dari Allah semakin bersemi.


Amin...amin ya Robal alamin....Ya Allah mampukan kami....semoga ini bukan hanya menjadi sekedar ucapan dan tulisan belaka...










Friday, December 1, 2006

Airmata untuk seorang Dai hik hiks...



Hiks..hiks...aku semalem nangis, sungguh! Tahu kenapa? Karena aku baca berita Aagym kawin lagi huhuhu. Berita itu betul-betul mempengaruhi aku. Membuat aku yang sebetulnya lagi sok sibuk ini (deuuuh...hehe), yang lagi kejar tayang sama urusan tulis menulis maksudnya, terpaksa harus menghentikan sejenak kegiatanku itu, untuk merenung, berdiskusi sama suamiku dan mencari kedalam diriku apa sebetulnya yang Allah mau aku belajar dari kejadian ini. Asliii aku jadi ga konsen buat melanjutkan kerjaanku. Sediiih, piluuu, dan lain-lain deh perasaanku.

Hah segitunya? Hiks hiks iyaa. Kenapa? Karena, saudara-saudara...aku itu pernah mengalami jatuh bangun dalam proses pencarian agamaku. Tau sendiri deh banyak jalan menuju Allah kan. Daan Aagym ini termasuk orang yang kukagumi, karena dakwah-dakwahnya begitu sejuk, berbicara tentang kebersihan hati dan rasanya nyambung sama pencarianku. 'Rumah Allah ada di dalam hati kita," kira-kira itu yang mewakili pencarianku, dan nasehat-nasehat Aagym selama ini cocook banget dengan prinsipku itu. Dia sosok yang langka menurutku diantara sekian Dai yang ada di Indonesia.

Dan sekarang ketika dia menikah lagi, glegar..glegaar! Seperti petir menggelegar deh, hatiku hancur berkeping-keping hiks hiks...Duuuh segitunya hehe. Iya banget, soalnya aku tuh paling tidak suka dengan yang namanya poligami! Biar kata aku seorang muslimah berjilbab pula, tapi itulah prinsipku, buat diriku, buat orang-orang terdekatku.Dibawah ini aku copy isi hati temenku, laki-laki loh, yang juga kecewa mendengar berita ini. Dan karena pendapat dia itu mewakili pendapatku, maka kupostinglah disini. Makasih banget yaaa Isaa karena sudah mewakili perasaanku, aku ijin untuk taro disini yaa :-)

Hal utama yang paling bikin aku kesulut dan sebel adalah, gara-gara blio yang panutan dan bersih ini menikah lagi, dan kata-katanya tadi pagi di radio, bahwa ga sembarangan orang bisa menikah lagi, harus betul-betul siap, aku malah sebel. Aku jadi mikir, apakah artinya seseorang yang sudah makin tinggi ilmunya dan makin beriman itu kemudian ujiannya adalah dengan berpoligami? Oh nooo! Apakah kemudian wanita yang paling beriman dan paling ikhlas itu adalah wanita yang dengan rela dan ikhlas hatinya, senang-senang saja ketika suaminya menikah lagi? Oh noooo!

Tau nggak, aku semalem sampe nangis dalam sujudku. Aku bilang gini ke Allah," Ya Allah, aku memang hinaaa...apalah aku ini, siapalah aku ini dibandingkan Aagym yang bersih hati dan sangat dekat denganMu itu. Tapi, kenapa hatiku pedih ya Allah ketika aku seolah merasa bahwa orang yang dekat denganMu itu Kau 'suruh' untuk menikah lagi. Kenapa hatiku teriak-teriak ya Allah?" Hiks hiks...

Hmm kacau ya aku, tapi begitulah yang terjadi semalam. Dan hikmah terbesarnya barangkali ini, kata-kata temanku ini sungguh mewakili hikmah yang kudapat itu,"
Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Memang kita tidak bisa mengaitkan
nilai-nilai kebenaran (baca: khotbah2 Aa Gym) dengan sesorang tokoh,
apalagi mencoba menjalani hidup dg mengikuti jalan hidup dan jalan
pemikiran sang tokoh. Kita, mau tidak mau, suka tidak suka, harus
mengaitkan nilai-nilai kebenaran tsb dengan Sang Pencipta Kebenaran
itu sendiri. Apabila kebenaran itu ada pada diri seorang tokoh, maka
anggaplah itu sebagai kebetulan, dan tidak menjadikan kita melihat dia
sebagai sosok yang bisa/pantas ditiru dalam segalanya. Wallahu a'lam.

Suka atau tidak suka, hanya kepada Allah lah aku bersandar, bukan kepada sang tokoh!

Oya karena aku ga ngerti soal ayat-ayat Quran, jadi aku ga berani ngomong macem-macem soal dalil.
Tapi kata-kata temenku ini mewakili banget yang ada dalam hatiku sekarang:

"Kecewa berat denger Aa Gym menikah lagi. Bukan karena dia tidak berhak
melakukan itu, atau itu hukumnya haram/halal; melainkan karena yang
dia lakukan itu utk -- ukuran tokoh yang mengumandangkan sikap
positif, kehalusan akhlak, kemanusiaan, cinta damai, dan prinsip2
humanisme universal lainnya secara lantang -- adalah sangat tidak
patut dan sangat tidak pantas. Ini akan membawa preseden buruk bagi
orang-orang yang mengaguminya spt:

1. Semakin banyak orang yang tidak percaya thd orang yang berbicara
mengenai kebaikan, karena menganggap 'kebaikan' yang dikhotbahkan itu
cuma di mulut, cuma utk dibayar sbg ustad, cuma utk populeritas, cuma
utk meningkatkan untung bisnis sampingannya.

2. Semakin banyak laki-laki (terutama yang tidak bertanggung jawab)
yang merasa mendapat justifikasi moral dan justifikasi contoh/teladan;
bahwa poligami adalah jalan atau tuntunan moral untuk menjadi utuh
dunia-akhirat, tanpa berpikir panjang. Ini menjadi pembenaran yang
ujung-ujungnya akan berakhir dg debat kusir antara pasangan
suami-istri, yang memang sang suami sudah tidak lagi punya itikad baik
di dalam pernikahannya.

Trus, kenapa poligami dianggap buruk? Poligami yg dijalani oleh Nabi
adalah utk menolong mereka yang saat itu terlantar krn suami meninggal
dalam peperangan. Terlebih, para sahabat Nabi pun melakukannya karena
istri2 mereka adalah istri2 yang sudah dinikahi jauh2 hari sebelum
mereka memeluk Islam. Kita harus lihat juga, budaya arab (bahkan bukan
hanya arab) masa Nabi dahulu adalah sangat wajar seorang laki2
memiliki istri banyak, bahkan jauh lebih banyak dari sekedar 4 seperti
yang dibolehkan Islam. Kenapa dulu poligami tidak masalah? Karena
struktur masyarakat dan budaya yang ada ketika itu yang mendukung; di
mana saat itu laki-laki benar-benar menjadi tulang punggung keluarga
dan budaya kebebasan berpendapat pada wanita masih sangat minim. Ini
lain sekali dengan masa sekarang; dengan banyaknya wanita sudah
berpendidikan tinggi, peran wanita yang semakin besar - bahkan sudah
umum dijumpai wanita yg memimpin laki-laki. Apa jadinya, kalau mencoba
memaksakan menerapkan budaya zaman dahulu pada kondisi sosial saat
ini? Banyak kejadian, perempuan yang terlantar, teraniaya krn tidak
dipenuhi haknya, dan dijadikan 'warga kelas dua', disembunyikan, tdk
bisa bergaul normal dg sekitarnya, hanya karena suaminya berpoligami
atau dia mau menjadi istri muda. Poligami tidak bisa dilihat sebagai
masalah syariat halal-haram per se. Harus dilihat dalam konteks
sosial.

Syariat poligami dlm Islam yang "membolehkan" poligami harus dilihat
dalam pengertian "tidak melarang" atau "membuka jalan dalam keadaan
darurat"; dan sama sekali bukan dalam pengertian anjuran. Coba
jujurkan hati dalam memaknai dalil yang selalu dibawa-bawa penceramah
dalam berbicara poligami:

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS.4:3).

Jelas, di sini tidak ada sama sekali pengertian "anjuran". Yang ada
adalah "jalan darurat" atau "dibolehkan dengan kondisi tertentu".

Coba bandingkan dengan dalil menikah yang memang dianjurkan di dalam
Islam:

"Dan nikahilah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian
(diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya..."
(QS.24:32-33).

Cobalah jujur dan obyektif dalam memaknai perbedaan kedua hal
tersebut. Jelas sekali mana yang anjuran, dan mana yang bukan.

Aa Gym menikah memang ada kaitannya dengan ridho/tidaknya sang istri
pertama. Walaupun itu memang betul, tetapi saya rasa, tanggung jawab
moral beliau thd masyarakat, thd nilai2 yang dia khotbahkan selama ini
adalah juga penting (kalau tdk bisa disebut lebih penting). Tdk bisa,
dalam satu saat Aa Gym menggunakan standar sbg tokoh masyarakat,
sedangkan di saat lain menggunakan standar ganda dg melakukan sesuatu
yang kalau kita mau obyektif, lebih sering terjadi efek negatifnya
daripada efek positifnya di masyarakat. Jadi buat Aa Gym, ridho/tdknya
istri pertama (spt tercermin pada jawaban Aa Gym thd penanya di radio)
bukanlah faktor satu2nya penentu dalam mengambil langkah poligami ini.

Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Memang kita tidak bisa mengaitkan
nilai-nilai kebenaran (baca: khotbah2 Aa Gym) dengan sesorang tokoh,
apalagi mencoba menjalani hidup dg mengikuti jalan hidup dan jalan
pemikiran sang tokoh. Kita, mau tidak mau, suka tidak suka, harus
mengaitkan nilai-nilai kebenaran tsb dengan Sang Pencipta Kebenaran
itu sendiri. Apabila kebenaran itu ada pada diri seorang tokoh, maka
anggaplah itu sebagai kebetulan, dan tidak menjadikan kita melihat dia
sebagai sosok yang bisa/pantas ditiru dalam segalanya. Wallahu a'lam."

-