Wednesday, July 23, 2008

Day 2, Essen-Duesseldorf-Istanbul : Taksim square, Istiklal Caddesi dan Galata Tower




Jam tujuh pagi kami berangkat dari rumah Titik menuju stasiun Essen. Lalu dari Essen kami naik kereta lagi ke Duesseldorf Airport. Alhamdulillah Lala sudah ga panas lagi, ceria lagi. Malah dia seneng banget naik sky train di airport Duesseldorf. Wah di Belanda ga ada nih sky train model gini. Di Belanda juga ga ada tempat sampah yang ramah lingkungan. Aku lihat tempat sampah di airport dan di beberapa stasiun Jerman dibagi dalam 4 kotak, untuk plastik, kertas, gelas dan sampah lain sedang di Belanda belum. Katanya sih Belanda masih perlu sampah untuk ditimbun jadi bukit biar tanahnya ga datar terus hehe ngarang mode on :-).

Naik Pesawat
Jam 10.25 kami boarding naik pesawat Luthfansa ke Zurich, Switzerland. Ga sampe satu jam kami sudah ‘menclok’ di Swiss. Kami harus menunggu satu jam untuk keberangkatan selanjutnya ke Istanbul. Penumpang yang bawa anak boleh boarding duluan. Jam 13.00 pesawat Swiss take off dari Swiss menuju Istanbul. Saat di pesawat anak-anak dikasih mainan, ada dua macem, mereka suruh pilih. Lala pilih memory game, Aik pilih puzzle bergambar pesawat Swiss. Untuk makan, kami dikasih roti isi keju dan raisin, juga dikasih es krim. Tapi kalo kita lagi tidur ga ditawarin lho, kesian deh. Duh jadi inget kalo naek pesawat di Indo, makanannya nasi goreng, atau nasi pake lauk enak banget deh, ga roti-roti melulu begini hehe dasar penggemar nasi nih diriku.

Perjalanan Zurich-Istanbul memakan waktu sekira 2,5 jam. Di pesawat anak-anak belajar tentang suhu di luar pesawat saat ketinggian ratusan km dari bumi, kecepatan pesawat, peta, dan informasi-informasi lain yang sering muncul di layar monitor. Jam 15.30 kami sampai di Istanbul. Perbedaan waktu satu jam lebih cepat di Istanbul. Aku memutar jam tangan tepat di angka 16.30, dan Aik pun ikut-ikutan memutar jam tangannya. Alhamdulillahnya, suhu udara sangat bersahabat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, sekira 25 derajat Celcius saja.

Sebelum mengambil koper, kami harus melewati imigrasi, pemeriksaan paspor. Ya ampuun antriannya, mengular panjaang! Tapi untung loketnya banyak, jadi diantara antrian ratusan orang, kami Cuma menunggu sekira setengah jam. Aku melihat beberapa orang yang tak sabar mengantri dan marah-marah. Mulai deh keliatan adat orang Turki yang kurang sabaran ya tampaknya. Yang mengantri ini memang kebanyakan turis asal Turki sendiri. Mereka tampaknya tinggal di Jerman, Belanda atau negara lain dan sudah memiliki kewarganegaraan non Turki. Mereka umumnya pergi ke Turki untuk vakansi. Setelah imigrasi beres, kami mengambil barang-barang dan segera keluar airport untuk mencari hotel. Welcome to Turkey!

Info-Info :
- Aku langsung pengen tahu WC di airport kaya apa, ada buat cebok apa enggak. Ternyata WC nya bersih dan uniknya, persis di tengah tempat duduk WC, ada lubang kecil. Kita tinggal memutar keran di sebelah kanan, dan dari lubang tadi keluar air untuk cebok, unik kan, di negara lain mana ada hehe norak deh gw.
- Uniknya lagi kalau di stasiun bus atau di tempat-tempat wisata disediakan dua jenis WC, ada yang jongkok dan ada yang duduk. WC jongkok juga bersih, ada kran dan ciduk buat cebok, dan tetap disediakan tissue untuk ngelap.
- Kalau mau ngambil uang, mending langsung pake ATM kita karena kurs nya lumayan bagus. Kita bisa langsung ambil uang dalam Lira, dan di rekening kita udah langsung kepotong dalam euro. Atau bisa juga ambil uang di money changer setempat yang banyak tersedia, asal jangan sabtu dan Minggu, kursnya juga bagus.
- Di jalan raya, lampu merah hampir ga berguna, pejalan kaki maen seruduk nyebrang aja, mobil juga suka nyelonong jalan aja, persis kaya di Indo.
- Supir taksi dan mobil tampak awut-awutan di jalan. Supir taksi suka nyalip dan terkenal suka ngibulin penumpangnya. Sebetulnya harga taksi murah, tapi karena dibawa keliling-keliling muter sama supir taksi jadi mahal deh.

Taksim Square, Istiklal Caddesi dan Tunnel

Setelah menemukan hotel, check in, istirahat sejenak, jam tujuh malem kami mulai cabut lagi. Tujuan pertama adalah pergi ke Taksim Square yang katanya merupakan jantungnya Istanbul. Taksim square terletak di kota modernnya Istanbul, sedangkan tempat-tempat wisata seperti Blue Mosque, Topkapi Palace dan lain-lain letaknya di Sultanahmet area, yang termasuk old city. Dimana-mana Old city memang selalu jadi tempat yang atraktif dan unik. Tapi kami pengen juga dong melihat jantungnya kota Istanbul si Taksim Square tea.

Sebelum sampai di Taksim square kami turun dulu di pemberhentian terakhir tram di Kabatas. Kami mengamati sejenak pantai dan pemandangan sekitar. Yang unik, banyak penjual jagung pake gerobak dorongan, tapi jagungnya tua dan ga enak menurutku. Harganya 1 YTL saja. Lalu ada penjual kerang asongan, dan kue bulet dan kebab dorongan. Setelah naik satu halte tram lagi, kami sampai di Taksim square. Taksim square ini boleh dibilang kaya alun-alun. Aku jadi ingat Barcelona dengan Catalunya Square nya. Di Barcelona biasanya kegiatan wajib adalah berjalan di pedestrian street, Las Ramblas, yang berujung di Catalunya square. Kalau di Istanbul, pedestrian streetnya adalah Istiklal Caddesi yang berujung di Taksim Square.

Di tengah-tengah taksim square berdiri dengan megahnya patung Kemal Attaturk. Di sekeliling patung itu ada taman dan air mancur. Pengunjung banyak yang duduk-duduk dan foto-foto di depan patung. Tapi uniknya ada sebuah Tunnel yang berjalan mengelilingi square dan berlanjut ke Istiklal Caddesi. Tunnel ini ternyata adalah tram tua yang dulu dipakai di abad ke-19. Sekarang tunnel ini menjadi atraksi yang cukup menarik pengunjung di taksim square. Dengan bayar 2 YTL per dewasa, kita bisa berkeliling square dan pedestrian street naik tunnel, berasa di jaman baheula dah.

Seperti pedestrian street dimanapun berada, Istiklal Caddesi padat pengunjung. Di samping kiri kanan toko-toko berjejeran mulai dari toko baju mahal, restoran, toko baklava, toko suvenir ada di situ semua. Ironisnya di penghujung jalan Istiklal Caddesi ada mesjid besar, tapi di depannya ketutupan sama Burger King. Saat maghrib datang, adzan maghrib terdengar keras berkumandang. Duh nikmatnya mendengarkan azan di udara terbuka lagi setelah 4 tahun aku tak pernah mendengarnya. Ya, adzan memang selalu berkumandang 5 kali sehari di negri seribu menara ini.


Galata Tower

Dari ujung Istiklal Caddesi belok kiri, sekitar 500 meter, Galata tower berdiri dengan megahnya. Sebetulnya kalau belum tutup kita bisa naik ke atas dan melihat Istanbul dari atas. Tapi karena udah jam 10 malem kami Cuma liat dari luar aja. Di sekitar Galata Tower banyak café asik dengan musik romantis dan ada beberapa mesjid juga. Ironisnya, mesjidnya sepi, gelap, dan agak kusam, anak-anak malah takut masuk mesjid. Galata Tower ini dulunya semacam observation tower gitu dengan tembok-tembok tinggi di sekelilingnya. Temboknya runtuh tinggal galata tower ini yang tersisa.

Yang ringan dan yang lucu:
- Toko-toko di Turki buka sampe jam 10 malem, tapi ada juga yang sampe jam 11 malem, ngalahin di Indonesia nih kayanya, atau mungkin karena banyak turis ya.
- 99 % penduduk Turki adalah muslim, tapi yang pake kerudung ga terlalu banyak, yang pake cadar rasanya cukup banyak dibanding di Indonesia. Yang pake baju seksi buanyak. Mereka bilang,”Di Turki memang sebagian besar muslim, tapi kami bukan muslim yang baik.”
- Banyak wanita berkerudung tapi dengan santainya merokok
- Aku suka memperhatikan paras wanita-wanita Istanbul, terutama yang berkerudung, ya ampuun cantik-cantiknya! Rasanya aku jadi orang paling jelek sedunia deh hehe. Mau wajahnya biasa-biasa aja pun, hidung mereka pasti tetep mancung. Duuh untung suamiku tetep bilang diantara seribu wanita Turki tetap aku yang paling cantik haha gombal banget ga seh hehe.
- Herannya sejak naik tram dari airport Aik begitu digemari. Pipinya sering dijawil, rambutnya sering dielus-elus. Malah ada perempuan cantik yang udah pergi terus ngebalikin wajah lagi demi menjawil pipinya Malik. Hampir di setiap kota semua orang berlaku seperti itu ke Malik. Di Goreme malah ada sekumpulan anak sekolah yang mengerubungi Malik, memotret Malik, mencubit pipinya dan memegangi rambutnya, kaya ketemu artis pujaannya aja. Di miniaturk ada anak laki ABG yang terus aja ngejar-ngejar Malik, tanya namamu siapa dan terus mengelus-ngelus rambut Malik. Di Konya Malik sampai menutupi wajahnya dengan bonekanya karena ga mau lagi diliatin dan dicubitin orang hehe. Di hari Terakhir ada pedagang yang manggil-manggil Malik, eh tau-tau malah mencium pipi Malik. Di Istanbul ada dua orang nenek yang matanya berbinar-binar melihat Malik, mencubit pipinya, dan mau menggendong Malik, tapi Maliknya lari hehe. Tinggal emaknya yang bingung, segitu anak Turki putih-putih, lucu n imut banget, sedangkan anakku gosong apalagi sehabis berenang, lhaa koq malah anak gw dirubung, dianggap mahkluk langka kali yak hehe.

31 comments:

  1. penjualnya gagah ya, tinggi besar ha ha ha

    ReplyDelete
  2. Duuh... kayak Mesjid Agung Bandung aja ...he he he

    ReplyDelete
  3. ini niyyy bintangnya Turki....hehehe

    ReplyDelete
  4. mmmm kek di Indonesia aja .............

    ReplyDelete
  5. di sono banyak juga pengemisnya ........sama kek di Brussel

    ReplyDelete
  6. kebab nya sama gak kayak di belanda or jerman?

    ReplyDelete
  7. Wowwww... kasurnya banyak sekaliiiii... ;)

    ReplyDelete
  8. hayang jagung bakar..duuh asa siga ka lembang..
    nuhun inpo na meni lengkap

    ReplyDelete
  9. hehe iya juga ya, tapi kayanya Istanbul lebih tertib dan bersih dp Bandung, duh jd kangen bandung.

    ReplyDelete
  10. Iya ya, bikin kangen sama Indo memang :-)

    ReplyDelete
  11. hehehe iya heran, banyak yg demen sama Aik :-)

    ReplyDelete
  12. Oo di Brussel banyak ya, aku blom pernah ke Brusel malah padahal deket hehe

    ReplyDelete
  13. Waa ga nyoba mba klo yg di jalan gini, takut diare hehe. Tapi klo yg di resto lebih enak di Turki deh kayanya.

    ReplyDelete
  14. Iya Tina, anak 2 udah diatas 5 tahun pesennya kudu triple, ga boleh double lagi, bikin bangkrut ajah hehe, tp untung di Turki, hotel relatif murah.

    ReplyDelete
  15. Dipaksakeun lengkap yeuh Nis, kenang-kenangan, mun teu mah kalaut weh lupa pasti hehe

    ReplyDelete
  16. iya bahkan yang pake jilbab sambil gendong bayi lagi ......

    ReplyDelete
  17. " Aku suka memperhatikan paras wanita-wanita Istanbul, terutama yang berkerudung, ya ampuun cantik-cantiknya! Rasanya aku jadi orang paling jelek sedunia deh hehe. Mau wajahnya biasa-biasa aja pun, hidung mereka pasti tetep mancung. Duuh untung suamiku tetep bilang diantara seribu wanita Turki tetap aku yang paling cantik haha gombal banget ga seh hehe."

    Oh trik kita sama toh memuji istri, hehehe

    ReplyDelete
  18. "Herannya sejak naik tram dari airport Aik begitu digemari. Pipinya sering dijawil, rambutnya sering dielus-elus. Malah ada perempuan cantik yang udah pergi terus ngebalikin wajah lagi demi menjawil pipinya Malik. Hampir di setiap kota semua orang berlaku seperti itu ke Malik. Di Goreme malah ada sekumpulan anak sekolah yang mengerubungi Malik, memotret Malik, mencubit pipinya dan memegangi rambutnya, kaya ketemu artis pujaannya aja. "

    Adam juga mengalami hal itu di Cina... ada apa ya?

    ReplyDelete
  19. aduh asyiknya...
    aku udah nunggu2 berita lho, sommer ini agnes and co kemana ya....

    ReplyDelete
  20. Mba, kirim tulisan ini ke Annida or majalah mana saja, dijamin dimuatttttttttt :-)
    *apa malah mau dijadiin buku kisah perjalanan yak? wink wink* :-p

    ReplyDelete
  21. Oh yaaaaaaaaaa? Bisikin dung Mba, berapaaaaaaa???

    Wah, berapa lama kudu ngumpulin duit kalo mo jalan2 kek gini ya?

    ReplyDelete
  22. Umumnya sifat manusia kali ya mas nano, suka sama yang ga ada, yg putih pengen item, yg item pengen putih :-)

    ReplyDelete
  23. hehe iya mba, ga kuat ongkos pulang ke indo, ya wes yang deket deket ajah deh, yg penting ga membusuk di Groningen hehe hiperbol mode on

    ReplyDelete
  24. Hmm Ima tau ajah hehe, tapi ga selesei2 nih Ma. Kayanya bole jg tuh dikirim ke Annida, sekali mendayung banyak pulau terlampaui gituh, maruk mode on hehe

    ReplyDelete
  25. Hehe mesti Ima someday bisa lah kesana, Ima teaa pantang menyerah :-) Pokoknya 1 YTL tuh separohnya Euro Ma, jadi kira-kira hotel ratenya separuhnya jg, cuma kalo di kota besar sih tetep ga jauh beda ya. Ngumpulin duit ya itu ma bela-belain kerja jadi cleaning service hehe tp asik bgt deh bisa menjelajahi dunia lain, pasti Ima tau gimana rasanya hehe

    ReplyDelete
  26. hehhee kasian amat ini mesjidnya....tapi didalem mesjid tetep rame orang solat kan mba?:)

    ReplyDelete
  27. waa ga nyoba sholat disitu Dian, tapi kayanya sih sepi, yang rame tuh klo sholat di desa2 or kota kecil gitu.

    ReplyDelete
  28. wah aku belum sempet ke taksim square..hik..hik

    ReplyDelete