Saturday, August 21, 2010

East Europe Trip, Day 10: Dresden: Bastei dan Chezh: Hernsko, 26Juli 2010




Senin, 26 Juli 2010

Saxonian Switzerland : Bastei dan Hernsko

Hari ini adalah hari terakhir di Dresden karena malamnya kami berencana melanjutkan perjalanan ke Prague. Nah jadinya sesudah sarapan di rumah tante Nisa, anak-anak susah bener diajak berangkat. Habis main Uno sekali mau lagi dan lagi dan nyuruh semua orang dewasa pada main. Akhirnya meski jam udah menunjuk angka 11 siang, kami malah masih asyik maen Uno. "Plis Bun..pliiis..." kata anak-anak barengan. Ayahnya juga ngedukung,"Kapan lagi coba." Ya wes akhirnya kami pun bergembira bersama tante Nisa, om Nandang dan om Ican main Uno, seru dan heboh. Habis itu kami juga foto bareng dengan berbagai gaya tea, mumpung ketemu sama sesama narsiser wkwkwk. Ada gaya hormat dari yang paling pendek sampe tinggi, gaya tanduk, sampe gaya ngehajar om Ican hehe, seru deh, makanya begitu berkesan buat anak-anak.

Setelah itu pergilah kami ke The Sächsische Schweiz (Saxon Switzerland) yang merupakan area national park dengan pemandangan formasi aneh batu-batu pasir. Konon batu-batu itu terbentuk karena erosi jutaan tahun yang lalu. Malah lucunya, jembatan Bastei bridge yang dibuat sekira tahun 1851 untuk menghubungkan batu satu ke batu lainnya, lalu juga ‘nge-blend’ dengan formasi-formasi batuan itu, jadi kaya bukan jembatan buatan. Tempat ini ada di ketinggian, jadi sering dijadikan area untuk bersepeda dan rock climbing. Tempat yang paling indah dan paling sering dikunjungi dari Saxon Switzerland adalah Bastei di Pirna. Katanya sejak 200 tahun lalu, sekira tahun 1800-an, tempat ini sudah dijadikan daerah turis.

Untungnya meskipun harus ngos-ngosan naik tangga ke atas dan jalan menyusuri batu-batu di ketinggian itu anak-anakku tetap semangat. Apalagi kalo ada bagian yang unik seperti angka Romawi di batu-batu yang menunjukan tahun 1800 sekian, cara orang jaman dulu bikin rumah disana dan yang unik-unik, pokoknya kalo diceritain mereka seneng deh. Malik apalagi, suka tiba-tiba ngilang padahal tempatnya tingginya minta ampun. Aku baru sadar sepertinya aku rada-rada takut ketinggian, karena waktu berada di tempat yang tinggi banget dan ngeliat ke bawah perutku langsung mules dan kepalaku langsung muter-muter pusiiing. Waduh apa gara-gara umur yang tambah tuwir yak. Pemandangan di daerah ini memang bagus banget, bener-bener laen setelah kami nyaris bosen ketemu kota-kota tua melulu. Apalagi kalo memandang ke bawah, pemandangan sungai Elbe yang tampak mengular disertai hijau rumput dan rumah-rumah di sekitarnya membuat tempat ini menjadi tambah indah.

Sorenya tadinya kami mau ke Gorlittz perbatasan German-Polandia, tapi berhubung udah kesorean, batal deh, belum jodoh. Sekira jam 6 kami pun cabut ke Prague. Mobil sewaan kami sempet kepotret karena suamiku ga sadar nyetir melebihi batas ‘50’ yang sudah ditentukan. Harusnya setiap kelebihan 1 km kena denda 5 euro, Jadi bakal didenda 50 euro deh karena kelebihan 10 km/jam. Tapi untungnya karena beda negara kali ya mobilnya, jadinya sampe sekarang ga ada tagihan, moga-moga aja bener apa yang dibilang oran di rental mobil bahwa kalo dari negara lain mah beneran ga akan ditagih.

Oya, dalam perjalanan dari Pirna-Prague, kami melewati daerah Koningstein karena tadinya mau mampir ke situ juga, tapi karena kudu bayar dan kayanya tempatnya ga begitu menjanjikan batal deh. Di daerah Koningstein itu ada Mythenpark dan park Koningstein yang letaknya di pinggir sungai Elbe, ngeliat sekilas kayanya seru banget dan ngiri banget berarti anak-anak Jerman betul-betul dimanjakan dengan banyak park yang kreatif dan berharga murah pulak huhuhu jauh amat sama Belanda.

Kami juga melewati daerah perbatasan German-Chezh Republic, namanya Hernsko. Tempatnya cukup unik karena di pinggir sungai Elbenya ada stasiun tua dan kereta api yang sering lewat. Lalu di pinggir jalan sisi lainnya ada tebing-tebing tinggi menjulang, kayanya masih area si batu-batu pasir yang mirip di Bastei. Di tempat ini juga banyak toko jual souvenir. Pemandangannya lumayan indah, kami berhenti sejenak untuk ke toilet, dan ternyata penjualnya kebanyakan orang Vietnam. Rupanya banyak banget orang Vietnam di daerah ini memang.

No comments:

Post a Comment