Tuesday, August 17, 2010

East Europe Trip, Day 5: Budapest : Heroes Square, Bratislava: Old town, 21 Juli 2010




Rabu, 21 July 2010

Heroes Square

Kami berangkat kesiangan, karena selain kecapekan juga kami harus ngepak barang berhubung kami akan check out. Sebelum membelokkan mobil ke arah tol menuju Bratislava, kami sempatkan sejenak untuk berfoto dan menikmati Heroes Square. Heroes Square ini juga dibuat dalam rangka memperingati 1000 tahun anniversary kedatangan orang-orang Hungaria ke tempat ini.Heroes Square berada di dekat city park, Szechenyi Bath, kebun binatang dan tempat sirkus. Jadi all in one tempat ini asyik buat kongkow-kongkow keluarga.

Old Town Bratislava

Sekitar dua jam setengah perjalanan, pukul 3 sore kami sampai di Bratislava. Melihat kota ini di siang hari langsung membuatku mengernyitkan dahi. “Ya ampuun, gariiing!”Menyesal aku menginap dua hari di ibu kota negara Slovakia ini.Susunan kota tampak semrawut. Coretan-coretan grafiti menghiasi gedung-gedung tua. Pepohonan juga jarang tampak. Pinggir sungan danube menjadi tempat yang tak menarik, termasuk pemandangan restoran flying ufo yang katanya merupakan salah satu tempat menarik di Bratislava.
Apartemen kami yang berada di lantai 5, dari luar pun tampak tua dan kumuh, mana ga ada lift pulak. Wadaw!Tangga menuju kamar sungguh butut dan kusam. Tapi ternyata dalam ruangan kamar waah, modern! Dan lumayan nyaman juga. Semua barang serba Ikea menjadi perabot di apartemen kami. Di sebelah apartemen kami juga ada restoran China yang ternyata di kelola oleh orang Vietnam yang harganya miring banget. Rasanya lumayan lah meskipun cenderung asin. Rupanya banyak orang Vietnam di Bratislava.
Sore-sore, kami pun menyusuri jalan menuju Old Town Bratislava. Ternyata ada toko Jawa yang menjual perabotan Indonesia di dekat old town itu. Suamiku dan putraku sempat masuk ke dalamnya. Mereka ngobrol banyak dengan si empunya toko. Ternyata pemiliknya memang cinta Indonesia, suamiku bahkan diberi buku berisi jualanya. Malik dengan bangga bilang,”Aik yang motret ayah sama yang punya toko Jawa itu Bun.”

Memasuki old town kota Bratislava, pandanganku seketika langsung berubah tentang kota ini. Ternyata old townnya mungil dan cozy! Dengan beberapa patung unik yang tersebar di old town square nya, tempat ini membuat anak-anakku betah. Ada si Cumil, man at work, yang kepalanya nongol dari bawah tanan, ada si tentara Napoleon yang berdiri di belakang sebuah bangku, ada si Carpet cleaner berwarna perak dan ada juga patung Paparazzi. Patung-patung ini memang menjadi daya tarik bagi turis karena lucu.
Berjalan agak jauh lagi, di depan Opera ada boulevard penuh pepohonan yang rindang, di sebelahnya berjejer café-café yang dipenuhi orang-orang. Ternyata old town nya betul-betul cozy, aku suka. Mentok old town, kita bisa liat jembatan, sungai Danube dan flying ufo dari kejauhan. Ada juga Bratislava castle yang katanya jadi salah satu highlight Bratislava, tapi kami malas menuju kesana.

Setelah kami membaca buku petunjuk tentang Bratislava, ternyata kekontrasan antara kota tua dan kota di sekitarnya ada ceritanya. Jadi dulu Bratislava itu memang indah, apalagi old townnya. Daerah ini juga sangat strategis dan disebut twin city dengan kota Wina. Hanya satu jam menyetir kita sudah bisa sampai ke kota Wina. Katanya dulu Ratu Sisi dari Austria sering menjadikan kota Bratislava sebagai tempat peristirahatannya. Tapi ketika daerah ini dikuasai oleh negara komunis Rusia, orang-orang pintar yang ada di kota ini semua di usir. Alhasil yang tinggal hanyalah orang-orang bodoh yang ga bisa mengurus kota. Maka, ga heran kalau akhirnya kotanya jadi semrawut dan tidak indah, dan ga heran pula kalau akhirnya kota ini disebut sebagai ‘contrast city’.

Uniknya karena sekarang yang tinggal di Bratislava kebanyakan anak-anak muda, mereka giat belajar dan bekerja lalu memajukan kotanya. Kabarnya tingkat pengangguran di kota ini sangat sedikit dan angka kemakmurannya terbilang tinggi. Mereka pun pelan-pelan berniat memperbaiki kotanya kali ya.

10 comments: