Thursday, August 19, 2010

East Europe Trip, Day 8: Dresden: Hygiene Museum dan Old town, 24 Juli 2010




Sabtu, 24 Juli 2010

Kinder Museum di Hygiene Museum

Karena sampai di rumah Om Ican di Dresden udah tengah malam, kami pun baru berangkat siang kecapekan, setelah sarapan dulu dan anak-anak main Uno dulu sama om Ican. Wah anak-anak seneng banget main Uno di rumah tante nisa. Sampai-sampai dalam diary nya Malik dan Lala menjadikan Dresden sebagai kota yang paling asyik dikunjungi selama liburan. Alasannya selain karena ada dino park juga karena di rumah tante nisa bisa main uno seru. Dan malik inget aja waktu om Ican harus ngambil 12 kartu karena dapet plus 2 terus hehe. Ya gimana ga betah, selain main Uno, kami juga dijamu makanan enak terus sama tante Nisa sih. Aik ngabisin makanan kesukaannya tahu, sosis dan mangganya tante Nisa hehe. Makasi banyak ya tante Nisa Sayang....:-)

Setelah sekian hari kepanasan, ternyata di Dresden dingin dan hujan. Wah gawat mana bisa menikmati kota nih kalo hujan begini. Tadinya kami mau ngajak anak-anak naik kereta api yang dijalankan oleh anak-anak di Grosse Graten. Tapi berhubung hujan cukup deras, rencana batal. Kami pun mencari tempat berteduh di Hyegene Museum. Kata buku petunjuk, disitu ada museum untuk anak-anak. Ya sudah, mampirlah akhirnya kami kesana.

Ciri khas kinder museum ini ada bentuk tiga dimensi mata besar berikut bulu-bulu matanya yang lentik. Meskipun ternyata museumnya kecil, tapi anak-anak lumayan senang lah disini. Bisa main labyrinth kaca dan melihat-lihat tentang indra manusia. Aku sempet tidur di kursi saking capeknya sambil nunggu anak-anak maen hehe.

Ternyata kami cuma butuh satu jam lebih berada di tempat ini, sementara hujan di luar masih deras. Untungnya pas ada ekshebisi tentang keindahan. Lalu kami pun liat-liat sebentar tentang definisi keindahan dan ada juga ratu kecantikan asal jepang yang pernah dicopot ratunya gara-gara ketauan pernah operasi plastik 13 kali, wadaw!

Old Town Dresden : Altmarkt Square, Frauenkirche Church, Procession of Princes, Brühl Terrace, Albertinum, Royal Palace, Catedral, Semper Opera, Zwinger.

Menjelang sore, alhamdulillah hujan berhenti. Kami segera pergi ke Aldstadt. Pertama kami pergi ke gereja Frauenkirche dan sekitarnya. Kota tua Dresden cantik deh! Sayangnya banyak hitam-hitam bekas perang dunia dua. Memang kota Dresden hancur banget waktu perang dunia dua. Hebatnya mereka bisa membangun lagi mirip aslinya. Jadi kelihatan banget antara bangunan asli dan baru dari batu-batu yang menghitam. Malah kata Malik, kota Dresden jelek karena banyak hitam-hitamnya hehe.

Di dekat gereja Fraunkirche ini ada patung Marthin Luther dan beberapa toko yang menjual porselen khas Dresden namanya Meisen porselein, yang harganya aduuh mak, ga kuku! Masak miniatur sebesar jempol aja harganya seratus euro. Belum lagi yang gede-gede harganya bisa ribuan euro sendiri aje gile deeh!

Jalan lurus sedikit dari arah gereja ini ada café-café lalu ada tangga ke atas ke arah Brühl Terrace. Dari Brühl Terrace ini pemandangannya cantik banget. Kami bisa memandang sungai Elbe yang cantik. Saat berjalan di jembatan, kami bisa melihat jejeran bangunan-bangunan kuno seperti Albertinum, Royal Palace, Catedral, Semper Opera dan Zwinger, indah banget kelihatannya. Sayang cuaca mendung jadi foto yang kami dapatkan pun tak maksimal.

Yang cukup unik diantara bangunan-bangunan itu adalah lukisan tangan sepanjang 101 meter di atas porselein Meisen. Lukisan yang diberi nama Procession of Princes berada di dinding tembok di jalan Augusstrasse antara gereja Frauenkirche hingga Semper Opera. Lukisan setinggi 9,5 meter ini menghabiskan 250.000 buah porselen dan saking panjangnya, lukisan ini dinobatkan sebagai lukisan di atas porselein terbesar di dunia.

Selain itu Zwinger yang merupakan kompleks luas dengan halaman indah dan bangunan-bangunan tempat galeri. Bangunan terkenal unik di tempat ini yaitu Crown gate, sebuah gerbang yang bentuk atasnya persis mahkota. Waktu aku melihatnya dari luar, aku bilang ke Lala,”Koq bentuknya kaya mahkota ya La.” Terus dengan yakinnya Lala jawab,”Lho itu kan namanya memang crown gate Bun, mba lala baca di buku.” Waduuh gaya deh. Enaknya jalan sama anak yang udah cukup besar, mereka bisa baca sendiri sekarang.

5 comments:

  1. suit suit.....kek blom punya buntut aja awet muda bow :-)

    ReplyDelete
  2. hey mba, apa kabar? jadi maluu hehe, kapan neh maen ke diemen ditunggu loo kan cuma 2 jam naek mobil :D

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah baik....Insya Allah ada kelonggaran waktu pasti dech main ke sana. Siap2 aja rumahnya digeratakin Arif....

    ReplyDelete
  4. Lala dah gede bgt..dah mau abg aja:D
    mba Agnes gmn kabarnya? aku baru baca blog nya mba Agnes..selamat yaa alhamdulillah cita2nya bentar lagi terwujud:)..kapan mulai sekolahnya mba?
    smoga sukses terus yaa..salam utk keluarga:)

    ReplyDelete
  5. Hai Di, kabar aku baek, dirimu moga2 begitu jg ya :-) Iya nih lala dah mau abg, makanya aku tega aja ninggalin. Makasi ya buat ucapan nya doakan lancar dan doakan smoga aku ga nangis bombay pisah ama anak2 n suamiku hehe. Aku lg menghitung hari ni, akhir agustus brangkat, salam juga buat smua ya...:-)

    ReplyDelete