Monday, August 11, 2008

Day 3, Stockholm: Gamla Stan (old town)




Day 3: Sabtu, 2 Agustus 2008

Stockholm

Hari ini peserta lebih seger dan lebih bersemangat, tapi juga berangkat agak siang jadinya. Padahal perjalanan dari Karlstad ke Stockholm masih 4 jam lagi. Kami sampe di Stockholm sekitar jam 2 siang dan kami udah kelaperan. Sewaktu mulai memasuki kota Stockholm, aku memperhatikan dinding-dinding tebing batu yang ada di tepi-tepi jalan. Ternyata tebing-tebing batu itu ga dibiarkan begitu aja, tapi dibuat dengan corak tertentu sehingga enak dipandang mata. Dan makin mendekati old town, ternyata Stockholm makin cantik! Apartemen disusun unik dengan tembok warna kuning dan atap berbentuk kubah hitam, banyak juga bangunan dengan dominasi warna merah dengan atap-atap berbentuk unik. Bangunan-bangunan tua nan megah berdiri hampir di setiap sudut kota. Dan yang membuat Stockholm tampak semakin indah adalah karena dimana-mana banyak air! Stockholm memang terdiri dari beberapa kepulauan. Kapal-kapal yang berlabuh di tepi bangunan-bangunan tua, jembatan panjang yang mengitari kota, café-café cantik di pinggir perairan, wah semua membuat Stockholm begitu indah dipandang mata.

Sayangnya, begitu mobil kami parkir di area Gamla Stan (area pedestrian street yang jalannya cukup panjang dan asik), hujan turun cukup deras. Sampai-sampai sambil belanja souvenir kami terpaksa beli payung dan beli sepatu untuk Lala dan Malik yang sepatunya mendadak mangap karena basah. Ga heran kalau kota ini sering mendung dan hujan, karena matahari bersinar di kota ini hanya 2,5 bulan saja dalam setahun. Bahkan ketika winter, cuaca terang hanya 6 jam saja dalam sehari. Wiii biar kotanya cantik tapi kalau cuaca gelap melulu begini mikir-mikir juga kalau ditawarin tinggal disini J.

Area belanja di daerah ini luaas banget, kenyang deh kalau mau belanja. HnM katanya berpusat disini, karena itu toko baju ini banyak bertebaran disini. Dan yang bikin betah berada di Stockholm adalah, restoran Asianya! Yup! Banyak banget resto Asia bertebaran dimana-mana! Hwaa ngiri abiz deh. Di Belanda aja ga sebanyak disini. Berikut harganya murah pulak! Pendatang dari negara lain memang banyak di kota ini. Lalu kami mendadak seperti orang yang ga pernah makan sebulan setelah masuk ke sebuah Thai buffee (namanya Pong restaurant, recommended banget dah). Dengan harga yang ga terlalu mahal untuk ukuran buffee, berikut dalam menunya ga ada babi sama sekali, wuaah berpesta pora lah kami. Mana rasanya enak bangeet, cocok sekali di lidah kami yang penggemar makanan Asia. Buah-buahan tersaji lengkap, bahkan rambutan pun ada. Anak-anak laper mata ngambil rambutan satu piring, dan habis lho! Buah melon, leci, semangka, kumplit deh kaya di kondangan. Salad juga tersedia, ada salad sayuran, salad cumi dan salad ayam. Menu makanannya, wow, bener-bener kaya di hajatan. Ada nasi putih, nasi goreng, kwetiaw yang enak banget, ada sambel goreng udang, cumi tumis, ayam sate, capcay, daging bumbu kari, lumpia, macem-macem deh. Duuh jadi laper pokoknya kalo inget menunya J.

Gamla Stan

Aku suka berada di tempat ini. Walaupun hujan kadang deras kadang rintik turun, tapi aku tetap semangat dong menjelajahi tempat unik ini. Gamla stan berada di salah satu pulau kecil di pusatnya Stockholm. Berada di tempat ini seperti menjelajahi maze kota abad pertengahan. Kota tua Stockholm ini memang mulai ada sejak abad ke-13. Tapi bangunan-bangunan megahnya didirikan pada abad ke 17 dan 18. Katanya gaya bangunan-bangunan di Stockholm banyak terpengaruh dari bangunan di Jerman Utara. Banyak café, restaurant, bar dan tentu saja souvenir shop dengan atribut yang lucu-lucu disini.

Hampir setiap sudut Gamla Stan menarik untuk difoto karena cantiknya. Sayang cuaca kurang mendukung, jadi hasil foto-foto ga terlalu bagus. Kami juga sempat masuk ke jalan tersempit di Stockholm. Namanya ‘Marten Trotzig Grand’ yang lebarnya hanya 90 cm. Ada tangga curam ke atas menuju gang lain. Walaupun tampak agak kusam, tapi jalan ini memang unik. Di Gamla Stan juga ada catedral yang terkenal, tapi kami ga sempat kesana. Lalu ada juga Royal palace. Sebetulnya setiap jam 12 siang ada upacara pergantian penjaga yang cukup asyik untuk ditonton di halaman royal palace ini, tapi waktu kami di Stockholm sungguh singkat, jadi ya ga sempat liat. Saat kami melewati Royal Palace kebetulan sedang ada pergantian satpam. Satpam berbaju tentara berbaris rapi dengan senjata di tangan sambil hormat dan jalan serempak. Anak-anak melongo melihatnya. Lucunya, mereka langsung mempraktekkan apa yang mereka lihat. Rafdi sang komandan, memimpin anak buahnya Lala, Amira dan Malik, berbaris dan berkeliling jalan sambil berbekal payung ditangan. Payung itu dikepitkan di lengan persis seperti senjata, lucu banget ngeliatnya.”Dai-ly..A-gent…Dai-ly…A-gent,” kompak suara mereka menggema di sepanjang jalan. Turis-turis lain tersenyam senyum melihatnya. Malah ada yang langsung menjepretkan kamera melihat kelakuan anak-anak itu. Kelakuan mereka memang lucu sih, setiap orang yang lihat pasti minimal akan melebarkan senyum. Walaupun lama-lama suara keras mereka tentu saja mengganggu orang lain.

Stortorget, square di Gamla Stan

Sayang kami ga bisa berlama-lama di tempat ini karena hujan dan waktu yang mepet. Padahal tempat ini asyik banget menurutku. Dan ternyata stortorget katanya merupakan ‘jantungnya kota’. Ada bangunan cantik didominasi warna merah berdiri anggun disana. Ternyata bangunan itu adalah Borshuset (Stock exchange building) yang didalamnya ada museum noble. Ada pula batu ditengah-tengah square yang merupakan batu pengingat atas tragedi ‘"the Stockholm bloody bath". Tragedi sewaktu lebih dari 100 orang di eksekusi di tempat ini.

Yaa… waktu pun habis. Rasanya belum puas mengitari kota cantik ini. Tapi mobil kami harus segera melaju ke hotel Solna, yang letaknya aduhai ajaib sehingga sempet membuat kami nyasar-nyasar. Di hotel yang berbentuk bungalow ini ternyata ada dapurnya. Horee..bisa masak! Ga lama, langsung deh tersaji menu makan malam tahu goreng dan sayur lodeh. Hmm..yummy!

32 comments:

  1. ibu2 ga dimana-mana kalo pergi2 selalu liat pasar hehehe...

    ReplyDelete
  2. haduuh..beginian sih bikin kalap..:)

    ReplyDelete
  3. menyusuri jalan sempit
    ---------------------------------
    judul buku berikutnya? :))

    ReplyDelete
  4. Kayaknya do'i kedinginan dan nahan pipis tuh?

    ReplyDelete
  5. Sendal jepitku gak baru lho:P bekel dari Groningen...hehehe:D *sudah antisipasi bakalan panas/hujan*

    ReplyDelete
  6. plus Balado teriiiiiiiiii.....nyam nyam..

    ReplyDelete
  7. hayang seri keneh ningal kalakuan barudak...sampe payung dijadiken pengganti pistol...dan sampe sekarang si payung merk swedia hilang entar kmana tah.hahahaha

    ReplyDelete
  8. emak2na masak ribut..makan ribut..komo barudak...hahahaha
    mun ga ada tetangga nu complain mah dah pasti urang bakal ribut trussss...
    haduuhh resepppp jd pengen deui ngumpul kieu:)

    ReplyDelete
  9. pas nyampe sana lagi dingin ya mba?

    ReplyDelete
  10. Betul mba, untung emang udah ga punya duit, jadi sabar..sabar hehe

    ReplyDelete
  11. huhuhu maunya sih begitu mba, doakan yaa :-)

    ReplyDelete
  12. oo begitu ya, thanks ya Clara, maklum ga well prepared nih jd ga tau :-)

    ReplyDelete
  13. wah klo made in Bantul mau borong deh aku, pasti harganya murah :-)

    ReplyDelete
  14. hah ko bisa ilang, lebar atuh 5 euro tah, mending jang meuli suvenir hehe

    ReplyDelete
  15. matak ulah ka malang atuh, hayu menetap di belanda weh xixixi

    ReplyDelete
  16. kayanya sweden selalu dingin ya, sepanas2nya paling 25 derajat katanya sih :-)

    ReplyDelete