Friday, August 15, 2008

Norway in a Nutshell

                  

Norway in a  Nutshell menawarkan beragam tour yang sudah dikemas sedemikian rupa ke tempat objek-objek menarik di Norway. Mereka bahkan menawarkan tour selama 3 hari. Kami memilih tour satu hari saja (satu hari aja bokek bo!), dari Bergen pagi hari lalu kembali ke Bergen di malam hari. Rasanya tidak percuma mengikuti tour ini karena pengalaman dan pemandangan yang ditawarkan memang spektakuler!

Bergen-Myrdal dengan kereta api  (08.40-10.49)

Kami berangkat pagi-pagi sekali dari camping park tempat kami menginap karena jam 8.40 kereta berangkat dari stasiun Bergen. Perjalanan selama dua jam di kereta ini cukup menarik dengan lembah, sungai, padang rumput yang indah dan melewati banyak tunnel tentu saja. Tapi lama kelamaan pemandangan menjadi biasa rasanya, apalagi  karena kami pun disergap rasa kantuk akibat perjalanan sebelumnya yang cukup melelahkan.

Myrdal-Flam dengan kereta api Flamsbana (10.55-11.50)

Alhamdulillah diriku bisa dikasih kesempatan buat mencicipi naik kereta api ini. Karena jalur kereta api ini merupakan salah satu ‘highlight’ nya atraksi turis di Norway. Jalur kereta ini  terkenal sebagai salah satu jalur kereta api paling tajam dan rumit pembuatannya di dunia. Bikinnya aja 20 tahun! Padahal jalurnya ga terlalu jauh. Sebetulnya rasanya naik kereta ini ya seperti naik kereta api biasa. Walaupun katanya kami juga melewati ‘hairpin tunel’ tikungan tajam berliku  dengan lengkungan 180 derajat. Tapi ya rasanya memang seperti naik turun di jalan kereta biasa saja. Malik aja sampe tanya,”mana achbann (roller coaster) nya Bun?” karena disangkanya kereta api ini bakal berlika-liku seperti naik roller coaster. Apalagi ada 20 tunnel yang kami lewati. Perjalanan 55 menit rasanya jadi habis buat melewati tunnel yang hanya ditemani remang cahaya lampu. Tapi diantara tunnel pemandangan memang cantik. Kami melewati beberapa desa, puncak-puncak gunung berjejeran, hamparan hijau, lembah Flam, tebing-tebing curam, sungai yang airnya super jernih, air terjun yang mengular cantik, domba-domba putih yang kata Uyung seperti kutu J, indah deh. Ditambah lagi, ditengah perjalanan ada kejutan. Tiba-tiba kereta berjalan pelan dan “Wow..” semua penumpang berteriak kaget sekaligus takjub karena di sebelah kanan kami terdengar suara gemuruh. Dan ternyataa…air terjun besar telah menanti kami, seperti raksasa berjubah putih yang menyambut tamunya dengan suara gelegar kali ya, ceileeh hiperbol mode on dah :-).

Pokoknya semua penumpang langsung buru-buru turun, karena penumpang memang diberi kesempatan untuk turun sejenak dan berfoto-foto. Air terjun itu namanya ‘Kjosfossen Water Fall’ tingginya 93 meter. Buatku ini pemandangan yang unik, ada kereta api punya ‘halte’ di dekat air terjun gitu loh :-). Setelah beberapa menit, peluit pak kondektur berbunyi dan penumpang pun kembali berhamburan naik kereta. Setelah membaca sedikit sejarah tentang pembuatan jalur kereta api flamsbana dan melihat maket penampakan jalur kereta ini di museum Flam, baru deh aku ngeh kenapa jalur kereta api ini begitu spesial. Bayangkan aja, membuat jalur kereta menembus gunung yang berliku-liku jeh. Dan 18 dari 20 tunnel yang ada itu dibuat dengan tangan ternyata! Untuk satu meter lorong saja, mereka butuh waktu kerja 150 jam. Jadi wajar banget kan kalau bikinnya pake acara lama J. Mulai dibuatnya tahun 1896 pulak, berarti peradaban orang-orang jaman dulu di Norway udah hebat bener kan.

Flam Village (11.50-15.10)

Aku suka sekali dengan desa yang berpenduduk sekira 400 orang ini. Rasanya cozzy banget berada disini. Sebuah desa kecil dikelilingi fyord dan tebing-tebing curam pegunungan, ditambah rumah-rumah kayu yang kebanyakan berwarna merah dan kuning dikejauhan, membuat desa ini tampak menawan. Apalagi di tepi danau menjulang sebuah kapal dengan banyak tali, duh kapal apa ya namanya, pokoknya keren deh. Kapal ini menjadi salah satu pusat perhatian karena ada live music diatasnya.

Kereta Flamsbana kami berhenti sekira pukul duabelas siang di desa ini. Kami punya waktu 3 jam untuk menikmati desa ini sebelum kemudian tour berlanjut dengan boat ke Gudvangen. Setelah kami turun, antrian orang yang hendak naik kereta kearah Myrdal pun tampak panjang. Banyak turis china, Spain, dan juga dari Norway sendiri. Malah ada sepasang turis suami istri berwajah melayu. Kerudung pun menutupi kepala sang istri.Sayang aku tak sempat bertanya dari mana mereka berasal. Oya, kami bahkan bertemu dengan tiga orang pemuda asal Indonesia. Mereka adalah awak buah kapal dari salah satu kapal yang berseliweran. Bapak-bapak sempat ngobrol dan berfoto dengan mereka.

Ga jauh dari tempat pemberhentian kereta ada berbagai macam toko yang bentuknya unik dan warnanya ‘menggigit’. Ada toko suvenir, Factory outlet, café, restaurant, beberapa hotel dan ada juga Flam museum. Di museum ini lah kita bisa melihat sejarah pembuatan jalur kereta api Flamsbana. Di daerah sebelah kiri belakang stasiun  juga ada restaurant berbentuk kereta api, unik banget. Di seberangnya ada tempat bermain, lalu agak jauh ke belakang lagi ada jembatan lucu yang kedua lengannya melengkung. Wah pokoknya aku betah deh berada di desa ini. Kami juga sempat makan siang di salah satu restonya dan mencicipi makanannya. Rasanya so so lah…ikan gorengnya malah lebih enakan kibbeling ala Belanda. Tapi yang unik dan ga ada di Belanda, ada alarm antrian makanan (pinjem istilah Nisa J) di restaurant tempat kami makan. Jadi setelah bayar, kami diberi benda berbentuk bulat warna biru dengan nomor tertera diatasnya. Benda itu akan berbunyi dan menyala kalau makanan sudah siap. Walaupun kami duduk di luar yang tempatnya jauh, kami bisa segera berlari mengambil makanan yang sudah siap. Praktis kan :-).

Oya, di dekat museum Flam, ada sebuah jangkar besar keabuan bertengger. Anak-anak sempat main dan foto-foto disana. Jangkar itu katanya bekas jaman perang dunia II dulu. Pemandangan dari daerah ini juga cantiik deh.

Flam-Gudvangen dengan naik boat (15.10-17.00)

Perjalanan dengan boat ini sungguh memanja mata. Dua jam berjalan tanpa terasa, walaupun buat body sih terasa juga. Sesudahnya kepalaku pusing sebelah karena diserbu angin gelebuk selama di boat kali ya :-). Kapal berangkat pukul 15.10. Kami melewati teluk-teluk dengan pemandangan yang sangat indah. Fyord ini terbentuk dari es yang mencair jutaan tahun lalu. Fyord yang kami lewati kali ini termasuk dalam area Snogefyord yang dikenal sebagai ‘The King of Fyord’ in Norway. Fjord ini merupakan fyord yang terpanjang dan terdalam di Norway (180 km panjang dan 1300 m kedalamannya). Melewati fjord diantara jejeran gunung-gunung yang kadang tingginya tak sama, disitulah uniknya. Belum lagi gumpalan awan-awan di langit saat cerah. Bila langit cerah, suasana jadi lebih indah. Disaat awal kapal berangkat, hujan memang turun cukup deras. Mendung pun menggelantung di langit. Tapi tak lama hujan seperti mendengar doa para penumpang kapal. Ia mereda, dan awan pun ikut menghalau mendungnya.

Air teluk  warnanya hijau seperti hamparan pohon di gunung. Kadang kami melewati desa yang berpenduduk hanya sekian ratus jiwa dengan gereja di pusatnya. Kadang  kami melihat aliran sungai-sungai dengan domba-domba putih yang sedang merumput di sekitarnya. Kadang kami pun melihat air terjun dari kejauhan yang tampak cantik sekali. Lalu tiba-tiba burung-burung pun seolah menyerbu kapal kami.”Wow..banyak sekali!” Baru kali ini aku melihat burung yang terbang dekat di atas kepala dengan  terus mengembangkan sayapnya. Persis seperti layang-layang terbang yang tak hendak kembali pada tuannya. Penumpang kapal berebutan memotret burung-burung dalam berbagai gaya. Malah ada yang melemparkan remah-remah roti supaya mereka tetap berada dekat kapal. Kami pun bergantian berfoto, berharap bisa tergambar bersama burung yang sedang mengepakkan sayapnya.

Tempat yang menjadi ‘highlight’ selama perjalanan melewati Sognefyord ini adalah ‘Naeroyfjord’. Fyord ini masuk dalam daftar Unesco World heritage karena termasuk fyord yang paling sempit (hanya berjarak 300 m) dengan gunung menjulang  yang memiliki tinggi sekira 1700 m. Orang-orang berkerumun berebutan mengambil foto saat mendekati area ini. Wah pokoknya hampir sepanjang jalan suara jepretan kamera memang  tak pernah berhenti terdengar. Tapi ada juga lho penumpang yang duduk diam dengan manisnya hanya menatap saja pemandangan di sekitarnya. Tak ada kata narsis dalam hidup mereka hehe. Mereka umumnya orang-orang tua yang sudah pensiun dan ingin menikmati sisa hidupnya barangkali. Ada pula sepasang perempuan tua duduk di ujung kapal dekat bendera. Sejak berangkat mereka bergeming disana. Salah satunya memegang kertas dan pensil lalu melukiskan apa yang dilihatnya. Hmm begitu ya rupanya menikmati hari tua ala mereka.

Anak-anak bagaimana? Mereka malah asik maen petak umpet!”Gimana di kapal Ik, asik kan?” Tahu ga jawabannya apa.”Saai (boring) Bun,” katanya.

“Lho kan pemandangannya bagus sekali Ik. Subhanallah ya.”

“Iya, pemandangannya bagus tapi saai Bun,” keukeuh Aik. Wah maen petak umpet lebih asik buat mereka daripada memandang alam seindah ini rupanya. Ya iyalah, dunianya memang bermain sih ya :-).

Begitulah, akhirnya tiba saatnya meninggalkan pemandangan fyord nan mempesona. Kami pun tiba di Gudvangen. Desa ini mirip flam tapi lebi kecil areanya, penduduknya pun hanya sekira 100 orang saja. Desa ini dianggap sebagai ‘kepala’ nya Naeroyfjord. Jadi kalau mau melihat Naeroyfyord ya harus melewati desa ini. Katanya raja-raja Inggris dulu sering datang ketempat ini untuk berlayar dan mencicipi ikan Salmon yang banyak berada di sungai Naeroy di dekat daerah ini. Sayang kami cuma punya waktu 45 menit di desa ini sebelum kemudian naik bus ke Voss. Jadi kami ga sempat mengexplore lebih jauh desa ini.

Gudvangen-Voss dengan bus (17.45-19.05)

Aku pikir tour dengan pemandangan indah sudah berakhir dan kami tinggal tidur saja di bus. Eeh ternyata kami masih menikmati lagi pemandangan dan pengalaman yang asoy. Pantas saja dalam peta di buku guide yang diberikan ada gambar jalur zigzag antara Gudvangen-Voss, tepatnya antara Naeroydalen-Stalheim. Rupanya kami betul-betul akan melewati jalan zigzag dengan jalan yang luar biasa curam dan membuat jantung berdegup kencang. Tapi pemandangannya dong…benar-benar indah!

Orang-orang antri menaiki bus bertuliskan ‘Norway in a nutshell”. Kami pun berdesak-desakan mencari posisi. Tak lama bus kami berangkat dan supir bus mengeluarkan suaranya dalam 3 bahasa (kalau tidak salah) dan menjelaskan beberapa point of interest yang akan kami lewati.

Awalnya bus melewati jalur utama dengan pemandangan sungai dan lembah terhampar. Tak lama kemudian, di depan kami terpampang papan nama bertuliskan ‘Stalheimskleiva’ dengan panah mengarah ke kiri. Supir bus pun membelokkan kemudinya ke jalan yang hanya cukup dilewati satu mobil itu. Dan ternyata kemudian, ya ampuuun, jalannya mengerikan! Jantungku sampai berdegup kencang rasanya. Apalagi bila kami berpapasan dengan mobil, aduuh ngerinya. Si mobil kecil pun langsung mundur ke belakang. Tapi saat memandang keluar jendela, wow pemandangannya… luar biasa indah! Bayangkan saja, bus berjalan menanjak tinggi sekali, dan jalannya pun berbelok-belok membentuk huruf Z berkali-kali. Kami betul-betul dibawa mendaki gunung tinggi! Tapi setiap berada di tikungan, kami bisa menyaksikan lembah Naeroy, sungai, tebing, deretan gunung-gunung, air terjun (yang belakangan aku tahu namanya air terjun Stalheimsfossen and Sivlefossen). Wah pokoknya subhanallah spektakuler banget! Sampe bingung deh mengungkapkannya dengan kata-kata, ceile segitunye.

Setelah melewati beberapa tikungan zigzag, kami tiba di tempat paling puncak. Di tempat itu aku melihat sebuah hotel bertuliskan ‘Stalheim’. Rupanya ada 13 buah jalan zigzag  tajam yang sudah kami lewati. Jalan zigzag yang dibuat pada tahun 1842-1849 itu memang berujung di Stalheim. Di area ini terdapat hotel Stalheim dan folk museum Stalheim. Katanya banyak raja-raja dan artis menginap di hotel Stailheim ini.

Setelah turun, pemandangan tidak lagi seindah sebelumnya, walaupun ya tetap bagus. Setelah melewati beberapa lembah, desa dan tempat ski yang terkenal, kami pun tiba di Voss.

Voss-Bergen dengan kereta api (19.20-20.35)

Saat memasuki stasiun Voss, kami melihat sebuah gereja yang bentuknya seperti istana China. Gereja berbentuk seperti ini memang banyak kami jumpai di daerah Norway. Voss terletak di antara Snogfjord dan Hardangerfjord, raja dan ratu fyord di Norway yang menjadi pusat atraksi turis. Karenanya, tak heran kalau kami tidak cuma sekali melewati daerah ini. Sebelum sampai ke Bergen dan saat akan pulang meninggalkan Bergen, kami pun melalui daerah ini. Tapi sayangnya daerah yang juga terkenal sebagai ski resort ini tak sempat kami eksplore lebih jauh. Di kereta antara Voss-Bergen, kebanyakan peserta tidur karena kelelahan. Hingga akhirnya, satu jam berlalu, stasiun Bergen pun sudah di depan mata. Norway in a Nutshell tour berakhir, menyisakan kenangan indahnya alam ciptaan sang Maha dalam memori. Subhanallah!

 

5 comments:

  1. Agnes, aku mampir lagi nih... liat2 catatan perjalanan Agnes. Menarik banget. Makasih yaa...
    Aku masih ingin lihat yang lainnya, boleh kaann...

    Atik

    ReplyDelete
  2. Wow,kebayang deh indahnya.Kyk di film sound of music kali ya.Tfs ya.Dtunggu2 crt slnjtnya.

    ReplyDelete
  3. Wow,kebayang deh indahnya.Kyk di film sound of music kali ya.Tfs ya.Dtunggu2 crt slnjtnya.

    ReplyDelete
  4. Salam kenal mbak :). Kebetulan saya ada rencana ikutan norway in a nutshell may nanti, mau tanya sedikit boleh yah (jalurnya Bergen --> Oslo).

    1. Utk bus/kereta/boat, ada rekomendasi seat yg bagus gak? misalkan, utk kereta bergen-myrdal, atau myrdal-flam baiknya duduk di sisi kiri yg lbh banyak view-nya, kalo boat mending duduk di sisi kanan, etc etc... kira-kira spt itu deh? mungkin mbak punya rekomendasi.

    2. waktu itu mbak beli tiketnya online apa go show? harganya beda apa sama sih diantara keduanya?

    thanks for your help ya mbak :)..

    ReplyDelete
  5. Wahh info nya sangat berguna ni mbak.saya mau tanya ni mbak,klw saya ada rencana dr Oslo ke Bergen dgn sewa mobil di bulan maret itu gmn ya?,trimakasih sebelumnya mbak

    ReplyDelete