Tuesday, August 12, 2008

Day 5, Oslo-Bergen: Karl Johans Gate dan Geilo




Day 5: Senin, 4 Agustus 2008

Oslo, Karl Johans gate
Buat aku, tempat ini mungkin bisa dibilang tempat yang paling asik di Oslo, karena ada pedestrian street kesukaanku tentu :-). Apalagi cuaca hari itu tak sepanas sewaktu hari pertama kami ke Oslo. Pedestrian streetnya memanjang, dari arah central stasiun hingga ke Royal Palace. Di antaranya berdiri parlement building, Nathional theatre, University building dan Oslo Cathedral. Di tengah-tengah jalan panjang itu juga ada taman dengan air mancur, café terbuka serta boulevard.

Di samping kiri kanan Karl Johans gate dipenuhi oleh restorant, shopping area, dan café. Karena perut sudah keroncongan, kami sempat makan di sebuah resto Peppi Pizza yang banyak bertebaran di Norway. Still stand juga ada disana lho. Sayangnya kami tidak punya cukup coin NOK. Dan sebelnya, setelah Lala memberikan uang coin pada salah satu still stand yang tubuhnya dicat warna emas, badan si Still stand hanya bergerak menunduk separuh, ga sampai tegak. Sepertinya gara-gara uang yang diberikan oleh Lala hanya sedikit. Hiyaa matre deh si Still stand! Oya di Oslo juga banyak pengemis berkerudung gituh. Dari wajahnya sepertinya mereka orang Rusia, tapi ga tau juga denk. Duh pengemis kenapa dimana-mana suka kerudungan seh .

Oslo-Geilo Camping Park

Dalam rencana awal, kami akan bermalam di Oslo sebelum melanjutkan perjalanan ke Bergen. Tapi rencana kami berubah. Berhubung jarak Oslo-Bergen cukup jauh (sekira 8 jam perjalanan dengan mobil) esoknya perjalanan harus dimulai pukul 4 pagi supaya sampai di Bergen tidak terlalu malam. Tapi ini sungguh sebuah rencana yang sulit dijalankan mengingat badan yang sudah lelah. Akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan saja, ga jadi nginep di Oslo. Kami Cuma berharap semoga masih bisa mendapatkan camping park on the spot.

Perjalanan dari Oslo-Bergen cukup membuat mabuk kepayang alias jalannya sempit dan berliku-liku banget. Malik sampe muntah bahkan. Pemandangan sepanjang jalan mulai tak biasa. Indah, persis seperti lagu yang dinyanyikan Uyung,”Sungguh indah kampung halamanku, di kaki gunung yang biru.” J. Kadang-kadang kami melihat hamparan ladang gandum berwarna kecoklatan, kadang hamparan hijau dengan danau bening di dekatnya beserta pemandangan gunung-gunung dan rumah-rumah kayu cantik berwarna merah dan kuning. Oh indahnya…Puncak Jakarta lewat deh. Para fotografer ga berhenti jeprat-jepret. Pak sopir juga sempat berhenti beberapa kali. Malah sempet masuk ke pekarangan orang yang rumahnya di tepi danau. Suara gonggongan anjing langsung terdengar, disangka kami rampok kali hehe. Tapi rupanya si pemilik rumah baek koq. Dia ngajak kami ngobrol, malah kami boleh berenang di danaunya kalau mau katanya. Walaah.

Di tempat yang indah dimana biasanya mobil berhenti sejenak, selain mengagumi alam, tentu kami sekaligus foto-foto dong. Gaya ngapung di tempat sepi begini tak lupa juga kami lakukan, mumpung ga ada orang jeh. Pokoknya setelah pulang, kami sepertinya sudah layak mendapat diploma karena telah ahli dalam foto berbagai gaya ngapung J

Setelah hari gelap, alhamdulillah kami dapat tempat menginap. Daerahnya lumayan asyik. Nama tempat camping kami, Geilo camping park. Tapi alamaak disini dingiin! Ga heran karena daerah Geilo memang terletak di pegunungan, ketinggiannya sekira 800 m dari laut. Di Geilo ini banyak tempat peristirahatan yang katanya sudah ada sejak 100 tahun lalu. Rupanya Geilo memang merupakan ski resort. Malahan Geilo disebut-sebut berada di area ‘winter wonderland’. Di tempat ini lah terdapat salah satu ski lift yang tertinggi di dunia, dengan ketinggian 3887 kaki.

Area camping park kami terletak di pinggir danau dengan pemandangan hijau dan gunung-gunung di sekitarnya, bagus deh. Sesampainya di kamar, langsung deh kami masak makan malam dengan menu kornet goreng, telor goreng plus tempe tahu tumis. Wah ternyata makanan kaleng pun enak banget, meski ga sehat tentu aja. Ya tapi sekali-kali boleh lah yaw. Oya, kamar mandi di tempat camping ini terpisah. Kalau mau mandi air hangat, kami harus bayar pake coin Kron. Wah bener-bener deh di Norway, apa-apa mahal!


19 comments:

  1. huhuuuuuy tinggi semua euy terbangnya:d semakin hari semakin profesional saja kita sebagai model *hueeekksss:P*

    ReplyDelete
  2. hiahahahaha..ada gaya bangau terbang:P

    ReplyDelete
  3. Klara gak ikutan..dia udah di mobil tuh..gak enak body:(

    ReplyDelete
  4. oooooww tidaaaaaaaaaak....aku semakin bangkrut saja:(

    ReplyDelete
  5. hihihihihiihih... lucu banget.. sekeluarga gaya ngapung... meuni semangat pisan... ckckck...

    ReplyDelete
  6. hahaha... selalu ada dress codenya ya?

    ReplyDelete
  7. ckckck..di jakarta begini ajaib, muncul menjelang 17-an :p

    ReplyDelete
  8. lala & aik jadi samaan model rambutnya? :D

    ReplyDelete
  9. Ternyata dress code kuning ini membuat wajah para peserta bersinar...ck-ck lampuuuuu kaliiii

    ReplyDelete
  10. seruu gaya ngapungnya walau kalo dipikir-pikir malu ama umur :))))

    ReplyDelete
  11. No Comment !!! gak mau liat-gak mau liat :)))

    ReplyDelete
  12. aduh aduh pasti ada yang kesenggol tuh..:))

    ReplyDelete
  13. bukan teh, pawai golkar..(upss..hihi pisss ah)

    ReplyDelete